Kamis, 15 Desember 2016

KATETERISASI JANTUNG - ARTERIOGRAFI KORONER

Apakah Penyebab Dari Penyakit Jantung Koroner ?
Print
KATETERISASI JANTUNG - ARTERIOGRAFI KORONER
Tindakan Deteksi Penyempitan Pembuluh Darah Koroner Untuk Mengetahui Lebih Dini Adanya Ancaman Serangan Jantung Koroner

PTCA (PCI)
Tindakan Pelebaran Penyempitan Pembuluh Darah Koroner Dengan Balon (Tanpa Operasi)

Apa penyebab dari Penyakit Jantung Koroner?
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :
  • Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi
  • Kadar Kolesterol HDL rendah
  • Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
  • Merokok
  • Diabetes Mellitus
  • Kegemukan
  • Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
  • Kurang olah raga
  • Stress
Bila Anda menyandang salah satu atau beberapa faktor resiko tersebut diatas, Anda dianjurkan secara berkala memeriksakan kesehatan jantung Anda kepada seorang ahli. Adanya dua atau lebih faktor resiko akan berlipat kali menaikkan resiko total terhadap Penyakit Jantung Koroner.
Deteksi Penyakit Jantung Koroner
Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya Penyakit Jantung Koroner antar lain : ECG, Treadmill, Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner (yang sering dikenal sebagai Kateterisasi).

Dengan pemeriksaan ECG dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung Anda dengan tingkat ketepatan 40%. Kemudian bila dianggap perlu Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Treadmill Echokardiografi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut kemungkinan Anda akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Arteriografi Koroner (Kateterisasi) yang mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (99 - 100%) untuk memastikan apakah Anda mempunyai Penyakit Jantung koroner.
Apakah Kateterisasi Jantung?
Kateterisasi Jantung merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk memeriksa struktur serta fungsi jantung, termasuk ruang jantung, katup jantung, otot jantung, sserta pembuluh darah jantung termasuk pembuluh darah koroner, terutama untuk mendeteksi adanya pembuluh darah jantung yang tersumbat.

Prosedur tersebut dilakukan oleh Dokter Spesialis dengan menggunakan alat Angiografi. Dengan pemberian zat kontras melalui kateter, dokter dapat mengetahui secara tepat letak, luas, serta berat atau derajat penyempitan pembuluh darad koroner. Hasil akan di rekam secara jelas di dalam film atau CD (Compact Disc)
Bagaimana dengan hasil Kateterisasi Jantung?
Dokter Anda akan menjelaskan hasil film yang direkam selama tindakan dan kemungkinan pengobatan selanjutnya. Bila hasil dari film tersebut diketahui adanya penyempitan pembuluh koroner, maka dokter akan memberitahukan tindakan pengobatan selanjutnya apakah cukup dengan obat atau dengan tindakan pelebaran bagian pembuluh darah jantung yang menyempit atau tersumbat dengan menggunakan alat alat tertentu atau ditiup, Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty, di singkat PTCA atau akhir akhir ini disebut Percutaneous Coronary intervention yang disingkat PCI; atau harus dilakukan Operasi Jantung Terbuka (Open Heart Surgery) untuk memasang pembuluh darah baru menggantikan pembuluh darah jantung yang tersumbat Coronary Artery Bypass Surgery disingkat CABG.
Bagaimana dengan resiko Kateterisasi Jantung?
Dengan semakin canggihnya peralatan Angiografi dan berkembangnya teknik teknik baru, pada umumnya tindakan kateterisasi secara praktis dianggap tidak ada resiko.

Menurut data statistik dari ribuan pasien yang telah menjalankan kateterisasi di RS Medistra menunjukkan bahwa angka keberhasilannya amat tinggi, setingkat dengan yang dilakukan di Amerika Serikat.

Apa yang dimaksud dengan tindakan "Peniupan" (PTCA-PCI)?
Tindakan "peniupan" atau "balonisasi" atau "Angioplasti" bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh koroner dengan menggunakan kateter khusus yang ujungnya mempunyai balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan tepat ditempat penyempitan pembuluh darah jantung. Dengan demikian penyempitan tersebut menjadi terbuka.

Untuk menyempurnakan hasil peniupan ini, kadang - kadang diperlukan tindakan lain yang dilakukan dalam waktu yang sama, seperti pemasangan ring atau cincin penyanggah (Stent), pengeboran kerak di dalam pembuluh darah (Rotablation) atau pengerokan kerak pembuluh darah (Directional Atherectomy).

Dimana Anda bisa melaksanakan Kateterisasi/ PTCA-PCI atau tindakan terkait lain tersebut diatas?
Anda tidak perlu membuang waktu untuk berobat ke Luar Negeri, karena sarana yang ada di RS Medistra setara, atau bahkan dalam beberapa hal, melebihi beberapa sarana yang tersedia di Negara Tetangga kita.

RS Medistra dengan kekhususan bidang Kardiologi memiliki Angiografi generasi terbaru dengan diperkuat oleh Dokter Spesialis Kardiologi yang berpengalaman dan cukup dikenal di dalam dan luar negeri, sehingga menjamin ketepatan diagnosa dan terapi. Menurut dr. H. Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, ahli internis dan kardiologi dari RS Pusat Pertamina, yang dialami Dina adalah Angina Pectoris.

Orang-orang kita dulu biasa menyebutnya sebagai penyakit angin duduk.
Gejalanya memang mirip masuk angin biasa, hanya sedikit lebih berat. Tak mengherankan. Penyakit ini cenderung disepelekan.
Masuk angin yang satu ini ternyata bukanlah masuk angin biasa. "Yang biasa disebut angin duduk sesungguhnya adalah salah satu gejala penyakit jantung koroner, yang jika tidak segera ditangani penderitanya bisa langsung meninggal hanya dalam waktu 15-30 menit setelah serangan pertama" dr. Joko mengingatkan.
Karena itu, kematian yang terjadi sama sekali bukan akibat kerokan atau pengolesan minyak angin, seperti yang dilakukan Dina, melainkan karena
tidak terdeteksinya kelainan pada jantung penderita. Padahal, seandainya sepulang kantor Dina langsung pergi ke Rumah Sakit atau ke dokter, dan bukannya malah kerokan dirumah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan sang penyakit, mungkin nyawanya masih sempat terselamatkan.
Ciri-ciri pusing, mual dan kembung yang dialami penderita Angina pectoris memang nyaris serupa dengan penyakit masuk angin biasa. Hanya penderita juga merasakan dada sesak, nyeri dibagian ulu hati, keluar keringat sebesar jagung, serta badan terasa dingin. Sayangnya, hal ini sering tidak disadari sebagai indikasi adanya gangguan pada jantung yang sifatnya kritis.
Menurut dr, joko, 20% dari keluhan angina pectoris yang diperiksakan ke dokter atau rumah sakit ternyata terdeteksi sebagai penyakit jantung koroner akut. Penyakit ini merupakan gangguan pada jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner, sehingga darah tidak mampu mengantarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh jaringan dinding rongga jantung. Karena itu, jika tidak terdeteksi sejak awal, penderitanya bisa mengalami sudden death.
Penyakit angina pectoris itu sendiri berupa perasaan tidak nyaman berkepanjangan, yang terjadi lebih dari 5 menit, akibat menurunnya tekanan darah yang memompa jantung. Akibatnya, jantung membutuhkan lebih banyak oksigen. Karena jantung tidak mampu memompa dengan sempurna, maka pembuluh darah mengadakan reaksi pemulihan berupa kontraksi guna mencukupi pengisian oksigen pada pompa jantung tadi, kontraksi itulah yang menimbulkan keringat dingin pada kulit.
PERBAIKI GAYA HIDUP
Sumber masalah sesungguhnya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi) . Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal :
- Pertama, adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
- Kedua, sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus);
- Ketiga, Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh.darah akibat kejang yang terus menerus.
- Keempat, infeksi pada pembuluh darah.
"Gaya hidup masa kini yang kurang sehat dan tidak teratur adalah pemicunya"
tegas dr, Joko. Menurutnya, Zaman sekarang orang cenderung melupakan pentingnya olahraga hidup dalam kondisi stress, sering tidur larut malam, dan sering mencoba bermacam pola diet yang tidak sehat.
Kurang atau tak pernah olahraga akan menghambat kelancaran metabolisme tubuh. Akibatnya, akan terjadi pengendapan lemak yang perlahan-lahan dapat menyumbat lajunya aliran darah ke jantung.
Sementara itu, orang sekarang banyak yang mengaku tak punya cukup waktu oalahraga, menjaga diri dari kemungkinan obesitas (kelebihan berat badan) juga berperan penting untuk kesehatan jantung, karena kelebihan lemak dapat meminimalkan gerak pompa jantung,
Jadi jaga ukuran pinggang anda, karena perutlah semua jenis lemak menumpuk. Untuk wanita, maksimal 80 cm, dan untuk pria, maksimal 90 Cm, karena jaga pola makan, hindari Junk Food, perbanyak asupan buah dan sayuran serta fiber.
Menjauhkan diri dari stress, juga bisa mencegah kita dari penyakit jantung koroner, Pasalnya, dalam keadaan stress kinerja tubuh serta otak dipaksa untuk bekerja secara berlebihan, Hasilnya, kondisi tubuh selalu dalam keadaan letih dan porsi istirahat berkurang. "Kurangnya istirahat dapat mengakibatkan pengentalan darah, yang dapat meningkatkan hormon adrenalin, akibatnya bisa ditebak serangan jantung lebih gampang terjadi"
Orang yang emosi-an juga perlu diperhatikan (Selalu marah-marah. .. setiap saat...ada ga ya orang kayak gini..), Pasalnya, dalam marah-marah (Otak panas, napas memburu, jantungpun berdebar keras, kadang sampai tubuh bergetar, darah bergerak cepat), jika kondisi darah bergerak cepat, sedangkan ada penyumbatan di pembuluh darah...wouw. ..bisa dibayangkan darah akan berkumpul disuatu tempat (pembuluh darah) dan karena tidak kuat menampung banyaknya darah yang datang pembuluh yang halus itupun pecah dan sudah bisa ditebak orang itupun akan koleps atau bisa merengang nyawa,
o ya..kondisi ini juga berlaku ketika dia berolahraga ekstra keras (seperti main bola, yang dituntut berlari2 bolak-balik terus menerus), itu juga memicu jantung berdebar dan darah bergerak cepat, dan jika dia mempunyai sumbatan2 dalam tubuhnya yang tidak diketahui, maka kejadian pembuluh darah pecahpun akan menimpanya (seprti Almarhum Benyamin S dan Basuki, mereka meninggal selagi bermain bola).
Wuiiih..ngeri ya...ya kalo udah seumur kita sih, harusnya udah ga cocok lagi untuk olahraga2 keras macam gitu, karena kita ga tau didalam tubuh kita (adakah penyumbatan atau tidak?) yang ringan2 aja lah seperti jalan kaki, jogging, senam, bersepeda santai, atau olahraga pernapasan, dll yang terakhir kebiasaan merokok serta mengkonsumsi minuman beralkohol juga berdampak negatif pada jantung, apalagi bila kebiasaan jelek ini dilakukan sejak usia remaja.
***
Ada beribu jalan untuk hidup sehat, Tuhan memberikan kita sesuatu yang luar biasa banyaknya, setiap ada penyakit pasti Tuhan memberikan obatnya, tapi bukan itu masalahnya, pola hidup sehat dan seimbang harus kita jalani, "Mencegah lebih baik daripada mengobati."
Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan, mudah-mudahan berguna:
1. Minum Air putih minimal 8 gelas sehari
2. Banyak makan buah-buahan dan sayuran (serat alami)
3. Hindari stress, dan selalu sabar
4. Perbanyak berpuasa
5. Tidur yang cukup dan olahraga ringan diusahakan rutin
Gampangkan, O ya satu lagi, Tuhan menciptakan dunia ini berpasangan ada Surga ada neraka, ada pria ada wanita, ada putih ada hitam, ada baik ada jahat, ada manis ada pahit, kesimpulannya jika kita banyak makan-makanan yang manis seperti coklat, teh manis, kopi susu, mimunam kaleng, dll. Usahakan...sekali lagi..usahakan seminggu sekali atau beberapa hari sekali makan yang pahit2 seperti Rebusan air sambiloto, makan pare, minum jahe atau jus mengkudu, makan bawang putih, dll
Dan jika kita merasa sering makan-makanan yang berlemak atau berlebih seperti daging, jeroan, sering ngemil, makan 2 piring atau selalu nambah usahakan...sekali lagi..usahakan berpuasalah sesering mungkin untuk mengimbanginya, atau minum madu atau minum/makan jinten item (habatussauda. .)
Atau kalau mau dibantu lebih mudah, bisa minum vitamin atau suplement bila diperlukan.. .
 
Kesehatan
Waspadai penyempitan pembuluh darah koroner Panjang umur merupakan anugrah yang tak terkira. Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seseorang untuk bisa menyaksikan anak dan kerabatnya mencapai tahapan tertentu dalam kehidupan, seperti menyelesaikan studi, meninggalkan masa lajang, dan seterusnya. Namun, di sisi lain ada kekhawatiran ketika pada masa itu seseorang malah terbebani berbagai penderitaan akibat serangan penyakit. Alhasil, menjalani usia lima puluh tahun dengan tetap sehat dan sejahtera sesuai dambaan menjadi berat dan sulit.
Dalam seminar Hidup Sehat Seimbang di Usia Emas yang diselenggarakan belum lama ini, Utojo Lubiantoro, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Siloam Gleneagles mengatakan bahwa jantung dan hipertensi merupakan dua penyakit yang paling banyak diderita orang pada usia tersebut.
Menurut penelitian di AS, penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) menjadi penyebab kematian nomor satu di negeri itu dengan merenggut nyawa 432.245 pria dan 498.863 wanita dalam setahun. "Meskipun di Indonesia belum ada penelitian khusus di bidang ini, namun hasil penelitian di AS ini bisa dijadikan acuan bagi kita untuk bercermin
dan berjaga-jaga," ujarnya.
Sementara penyakit kanker, di antaranya kanker payudara dan kanker liang rahim (cervix cancer) yang sering menjadi momok bagi kebanyakan wanita, menduduki tempat kedua penyebab kematian tertinggi dengan menghilangkan nyawa 287.075 pria dan 266.693 wanita. Penyakit kardiovaskular terdapat dalam berbagai bentuk. Masih menurut penelitian yang sama, persentase kematian akibat kardiovaskular meliputi stroke (18%), gagal jantung konjestif (6%), tekanan darah tinggi (5%), sakit arteri (4%), sakit jantung rematik dan congenital cardiovascular defects masing-masing 0,4%, 13% disebabkan hal lain, dan yang terbesar sebanyak 54% adalah jenis penyakit jantung koroner (PJK).
PJK terjadi akibat plak aterosklerosis yaitu deposit atau penumpukan lemak pada pembuluh darah koroner. Tumpukan lemak inilah yang menyebabkan penyempitan pembuluh koroner, sehingga aliran darah ke otot jantung berkurang jumlahnya.
Utojo mengatakan kurangnya aliran darah menimbulkan angina atau sakit pada bagian dada, serangan jantung, hingga kematian mendadak. Pasalnya, bila aliran darah terhenti selama lima menit sampai 10 menit saja otak bisa mati karena tidak ada pasokan darah. Maka itu, PJK menjadi penyebab kematian utama di negara maju maupun di negara berkembang.
Sayangnya, menurut dokter yang mengambil subspesialisasi kardiologi invasif di Leiden University Medical Center, Belanda ini, banyak yang salah kaprah dengan keberadaan plak aterosklerosis ini, sehingga dalam penanganannya banyak yang keliru, misalnya dengan mengonsumsi obat-obatan yang bisa meluruhkan lemak.
Padahal, deposit lemak ini tumbuh dari dinding pembuluh darah ke dalam lumen pembuluh darah, bukan menempel pada dinding pembuluh darah.
Deposit lemak terbentuk melalui proses yang panjang. Maka dari itu mengonsumsi obat-obatan yang dikatakan bisa meluruhkan lemak tidak akan membantu mengurangi lemak di daerah ini.
"Deposit lemak itu sesungguhnya terdiri dari lemak kolesterol LDL, sel-sel otot polos pembuluh darah, dan matriks seperti misalnya jaringan kolagen. Karena itu tidak ada obat yang dapat meluruhkan atau menghancurkan deposit
lemak ini," kata Utojo. Sebelumnya, faktor-faktor seperti kegemukan, tembakau (rokok), DM, hipertensi, dyslipidemia, dan sedentary (perilaku duduk terus menerus dan kurang aktivitas) sering dianggap sebagai penyebab timbulnya PJK. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan penelitian di bidang ini maka diketahui faktor-faktor di atas bukanlah penyebab timbulnya PJK.
Faktor-faktor tersebut hanyalah faktor risiko.
Artinya, seseorang lebih berpotensi mengidap PJK bila mempunyai salah satu atau beberapa kondisi yang sudah disebutkan itu. Indikator PJK Selain faktor risiko, keluhan sakit di dada (angina pectoris) menjadi
indikator seseorang menderita PJK. Rasa sakit ini bisa bermula dari ulu hati yang menjalar hingga ke lengan, terutama timbul saat sedang beraktivitas sehingga seseorang lebih cepat lelah dari biasanya.
Cara lain mengenali PJK dapat juga dilakukan melalui pemeriksaan medis yaitu elektrokardiografi (EKG), tes treadmill, ekokardiografi, multislice CT scan, dan angiografi koroner.
Utojo mengatakan saat ini dari sekian tes pemeriksaan tersebut, angiografi koroner atau yang lebih dikenal dengan kateterisasi jantung menjadi cara diagnosis yang paling pasti, dengan keakuratan 80% mampu mendeteksi PJK secara cepat.
Angiografi koroner adalah pemeriksaan sinar X spesial dari pembuluh darah koroner untuk mengetahui adanya penyempitan atau sumbatan.
Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan selang panjang dan tipis (kateter) ke dalam pembuluh darah di tangan atau di lipat paha. Pemasangan kateter ini hanya menggunakan bius lokal. Kemudian dokter ahli akan menyuntikkan suatu bahan kontras ke dalam muara
pembuluh koroner itu, sehingga ketika gambar sinar X diambil akan terlihat jelas bagian mana dari pembuluh darah yang mengalami penyempitan atau penyumbatan. Proses pemeriksaan ini berlangsung selama 20-30 menit.
Namun, angiografi koroner bisa juga dilakukan paling akhir setelah beberapa gejala sudah menunjukkan adanya PJK, yakni ketika sudah ada keluhan sakit dada, rekaman EKG tidak normal, hasil tes treadmill dan scan jantung positif, serta hasil ekokardiografi menunjukkan adanya gangguan gerakan otot jantung.
Selain itu, penanaman kateter jantung dalam tempo yang lebih panjang dapat ditempuh dengan beberapa cara yaitu pembukaan pembuluh koroner yang menyempit dengan balon khusus, pemasangan stent untuk mencegah penyempitan kembali, atau pemasangan alat lain berupa rotablator, trombektomi, cutting balloon, atau drug eluting stent (stent berbalut obat) pada pembuluh darah koroner di luar jantung.
Utojo mengatakan stent yang digunakan dalam angiografi koroner ini adalah yang terbuat dari stainless steel berdiameter terkecil 2,0 mm. Sementara drug eluting stent merupakan stent generasi terbaru dengan kemungkinan penyempitan kembali hanya ? 5%.
Tidak ada gejala Hal lain yang bertalian erat dengan penyakit jantung adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Berbeda dengan PJK yang menimbulkan beberapa gejala, hipertensi tidak menampakkan gejala apapun. Karenanya penyakit ini lebih berbahaya karena kurang terdeteksi.
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah secara konsisten tinggi mencapai 140 untuk tekanan sistolik dan 90 untuk tekanan diastolik. Untuk mengukur tekanan darah sebaiknya dilakukan beberapa menit setelah istirahat, bukan pada saat seseorang terengah-engah sehabis olah raga, menaiki tangga, atau berlari.
Diagnosis ini pun baru bisa dipastikan setelah minimal dua kali pengukuran yang berbeda waktunya.
Jadi, misalnya tekanan darah pasien diukur pada minggu ini dan minggu berikutnya. Bila kedua pengukuran itu secara konsisten tekanannya tinggi maka dia dipastikan hipertensi.
Hipertensi berbahaya karena memaksa jantung bekerja lebih berat, sehingga jantung dan pembuluh darah lebih mudah rusak. Karenanya hipertensi berisiko tinggi terhadap serangan jantung, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kerusakan mata, dan timbulnya plak
aterosklerosis. (k18)
 
Menghindari Penyakit Jantung & Stroke, Dengan Pola Hidup 2 Tahuns, 5 Bulans ago Karma: 0  
Menghindari Penyakit Jantung & Stroke, Dengan Pola Hidup Sehat
Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian.
Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang penyakit-penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.
Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung and Stroke
Ada berbagai macam penyakit jantung, namun penyakit jantung yang terganas adalah jantung koroner yang dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian mendadak. Penyebab penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner.
Penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Hal ini mengurangi atau menghentikan aliran darah ke otot jantung sehingga mengganggu kerja jantung sebagai pemompa darah. Efek dominan dari jantung koroner adalah kehilangan oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang. Pembentukan plak lemak dalam arteri akan mempengaruhi pembentukan bekuan darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung.
Ada tiga faktor utama penyebab penyakit jantung, yaitu :
- merokok terlalu berlebihan selama bertahun-tahun
- kadar lemak darah (kolesterol) yang tinggi
- tekanan darah tinggi
Seperti halnya penyakit jantung, stroke juga erat kaitannya dengan gangguan pembuluh darah. Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bila ada daerah otak yang kekurangan suplai darah secara tiba-tiba dan penderitanya mengalami gangguan persarafan sesuai daerah otak yang terkena. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara, gangguan rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan atau tungkai.
Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke mempunyai kesamaan dengan faktor risiko penyakit jantung, yaitu :
- Merokok
- Hipertensi
- Kadar lemak darah tinggi
- Diabetes melitus
- Gangguan pembuluh darah/jantung
- Tingginya jumlah sel darah merah
- Kegemukan (obesitas)
- Kurang aktifitas fisik/olah raga
- Minuman alkohol
- Penyalahgunaan obat (Narkoba)
Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke dengan Pola Hidup Sehat
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit jantung dan stroke dimulai dengan memperbaiki gaya hidup dan mengendalikan faktor risiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit tersebut. 
Untuk pencegahan penyakit jantung and stroke hindari obesitas/kegemukan dan kolesterol tinggi. Mulailah dengan mengkonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, padi-padian, makanan berserat lainnya dan ikan. Kurangi daging, makanan kecil (cemilan), dan makanan yang berkalori tinggi dan banyak mengandung lemak jenuh lainnya. Makanan yang banyak mengandung kolesterol tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung dan stroke.
Berhenti merokok merupakan target yang harus dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan. Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang memicu penyakit jantung dan stroke. Perokok mempunyai peluang terkena stroke dan jantung koroner sekitar dua kali lipat lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok.
Kurangi minum alkohol. Makin banyak konsumsi alkohol maka kemungkinan stroke terutama jenis hemoragik makin tinggi. Alkohol dapat menaikan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan kejang arteri.
Lakukan Olahraga/aktivitas fisik. Olahraga dapat membantu mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah yang merupakan faktor risiko lain terkena jantung dan stroke.
Kendalikan tekanan darah tinggi dan kadar gula darah. Hipertensi merupakan faktor utama terkena stroke dan juga penyakit jantung koroner. Diabetes juga meningkatkan risiko stroke 1,5-4 kali lipat, terutama apabila gula darahnya tidak terkendali.
Hindari penggunaan obat-obat terlarang seperti heroin, kokain, amfetamin, karena obat-obatan narkoba tersebut dapat meningkatkan risiko stroke 7 kali lipat dibanding dengan yang bukan pengguna narkoba.
Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke dengan Tumbuhan Obat
Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit jantung dan stroke mempunyai efek melancarkan sirkulasi darah dan sebagai antikoagulan yaitu mencegah penggumpalan darah, karena penyakit jantung dan stroke penyebab utamanya adalah gangguan pada pembuluh darah.
Beberapa jenis tumbuhan Obat dan bahan alami yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi Penyakit Jantung dan Stroke antara lain :
1. DAUN DEWA (Gynura segetum)
efek farmakologis : sebagai anticoagulant, mencairkan bekuan darah, melancarkan sirkulasi darah dan membersihkan racun.
Bagian yang dipakai adalah daun dan umbinya. Dosis yang dianjurkan yaitu 15-30 gram daun segar dan 6-10 gram umbinya.
2. Mengkudu (Morinda citrifolia)
khasiat ; menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol dan kadar gula darah tinggi. Khasiat tersebut dapat mencegah risiko terkena penyakit jantung dan stroke.
Dosis : 2-3 buah yang matang
3. BAWANG PUTIH (Allium sativum)
Efek : melancarkan sirkulasi darah, antikoagulan (mencegah pembekuan darah), menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah tinggi dan menambah sistem kekebalan.
4. BAWANG BOMBAY (Allium cepa)
Berkhasiat mencegah pengumpalan darah, menurunkan kadar lemak darah, menurunkan kadar gula darah dan menurunkan tekanan darah.
5. Jamur Kuping hitam (Auricularia auricula)
Khasiat/efek : Mencegah stroke dan pendarahan otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah.
6. Rumput laut (Laminaria japonica)
Khasiat : mencegah penyempitan pembuluh darah, menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi.
7.Terung Ungu (Solanum melongena L.)
Khasiat : mencegah aterosklerosis (penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah), mencegah meningkatnya kolesterol darah, menurunkan ketegangan saraf.
8. Jantung pisang
Khasiat : Mencegah stroke dan pendarahan otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah.
9. Bunga Mawar (Rosa chinensis)
Khasiat/efek : melancarkan sirkulasi darah, menetralkan racun
Dosis pemakaian: 3-10 g bunga kering
10.Siantan (Ixora stricta Roxb.)
Khasiat: mengecilkan bekuan darah, menurunkan tekanan darah
Dosis pemakaian : 10-15 g bunga