Jumat, 05 Agustus 2016

Obat Kolestrol Kurangi Bekuan Darah


Metrotvnews.com, Jakarta: Sebuah hasil penelitian menyebut obat pengatur kadar kolestrol darah bisa mengurangi risiko bekuan darah yang berbahaya. Asal tahu, bekuan darah bisa berujung stroke ataupun serangan jantung.

Riset diungkapkan Blood. Jurnal itu menyebutkan pengurangan ukuran dan stabilitas bekuan darah pada tikus percobaan. Selanjutnya temuan menuntun pada obat baru. British Heart Foundation meyakini itu temuan menggembirakan, bisa membuahkan terapi lebih efektif bagi pasien.

Kira-kira 32.000 orang di Inggris meninggal akibat terbentuknya bekuan darah. Tim dari University of Reading menyelidiki terbentuknya bekuan darah. Mereka kaget atas keterlibatan sebuah protein, LXR, dalam proses itu.

LXR telah dikenal dapat mengontrol kadar kolesterol, dan perusahaan obat telah menargetkannya sebagai terapi baru. Peneliti menemukan obat yang mempengaruhi LXR bisa mengurangi ukuran dan stabilitas perkembangan bekuan darah pada tikus percobaan.

Profesor Jon Gibbins dari University of Reading mengatakan, “Ini temuan yang sangat menggembirakan, yang penting. Studi tersebut menjadi fondasi baru dan pengobatan yang lebih efektif dalam pencegahan thrombosis."

Profesor Jeremy Pearson, associate medical director di British Heart Foundation mengatakan, “Baik obat penurun kolesterol dan antipembekuan darah keduanya penting dalam dalam hal mengurangi peluang serangan jantung atau stroke pada pasien yang berisiko tinggi. Sayangnya hal itu tidak selalu efektif dan tidak cocok untuk semua pasien karena risiko efek sampingnya.”

"Ini temuan yang menggembirakan, yang menunjukkan obat penurun kolesterol yang menyasar protein LXR juga dapat mengurangi bekuan darah yang berbahaya, yang berpoteni membuka jalan bagi pengobatan baru yang lebih efektif,” pungkas Pearson kepada BBC, Kamis (17/3). (go4/*****)



Kelopak Mata Bengkak Tanda Sakit Ginjal



Metrotvnews.com, Jakarta: Mengapa yah hipertensi 'akrab' dengan gagal ginjal? Bisa jadi belum banyak yang memahami hipertensi dapat menjadi pemicu utama terjadinya penyakit ginjal dan gagal ginjal. Begitu juga sebaliknya.


Saat fungsi ginjal terganggu, tekanan darah cenderung meningkat sehingga menimbulkan hipertensi. Selama ini hipertensi dikenal sebagai faktor risiko yang sangat berpengaruh bagi terjadinya serangan jantung dan penyakit pembuluh darah lainnya. Baru sebagian kecil masyarakat yang mengetahui itu. 

Fungsi utama ginjal mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit (garam) tubuh melalui urin. Ginjal juga memproduksi hormon yang memengaruhi fungsi dari organ-organ lainnya. Antara lain hormon yang merangsang produksi sel darah merah dan yang membantu menyeimbangkan tekanan darah. Juga, mengontrol metabolisme kalsium.

“Adanya kerusakan ginjal pada bagian tertentu akan merangsang produksi hormon renin yang akan merangsang terjadinya peningkatan tekanan darah hingga mengakibatkan terjadinya hipertensi yang bisa menetap,” jelas Dharmeizar, dari Divisi Ginjal-Hipertensi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM, Senin (21/3).

Selain itu, saat ginjal rusak pengeluaran air dan garam akan terganggu yang mengakibatkan isi rongga pembuluh darah meningkat sehingga menyebabkan hipertensi.

“Naiknya tekanan darah di atas ambang batas normal bisa merupakan salah satu gejala munculnya penyakit pada ginjal, selain gejala-gejala lainnya seperti berkurangnya jumlah urin atau sulit buang air kecil, penimbunan cairan, serta meningkatnya frekuensi berkemih terutama di malam hari,” terang Dharmeizar.

Gangguan fungsi ginjal akibat hipertensi dapat berupa penyakit ginjal akut, penyakit ginjal kronis, hingga gagal ginjal terminal, dimana ginjal tidak lagi dapat menjalankan sebagian atau seluruh fungsinya.

Bahkan hipertensi penyebab kejadian gagal ginjal tahap akhir nomor dua terbanyak setelah diabetes mellitus.

Menurut survei Riskesdas pada 2007,  prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%. “Pada orang yang berusia di atas 50 tahun, lebih dari 50% mengalami hipertensi,” kata Suhardjono, Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia.

Sedangkan prevalensi diabetes di Indonesia kira-kira 13,%% mereka. Yang berusia di atas 55 mengalami diabetes dan 15,3% masuk kategori pra-diabetes.

Mengutip riset, Suhardjono  mengatakan pasien yang mengalami gagal ginjal terminal (harus melakukan cuci darah atau hemodialisis) hanya sebesar 20% dalam jangka lima tahun. Bandingkan dengan pasien kanker payudara yang memiliki kemampuan bertahan hidup hingga 60% dalam durasi yang sama.

Pasien gagal ginjal terminal juga membutuhkan biaya yang besar untuk bertahan hidup. Di Amerika Serikat diperkirakan biaya untuk cuci darah mencapai US$ 80.000 per tahun per orang. “Di Indonesia biayanya antara Rp 60 juta – Rp 100 juta per orang per tahun,” kata Prof Djon.

Menurut Prof Djon, pasien penyakit ginjal kronis tahap awal mempunyai risiko 5 sampai 10 kali lipat meninggal karena kejadian jantung dibandingkan pasien gangguan jantung terminal yang harus menjalani dialisis.

“Mereka yang menjalani hemodialisis di usia muda peluang hidupnya makin kecil. Ibaratnya seperti orang berusia 70 tahun,” imbuh Prof Djon.

Pasien penyakit ginjal kronis umumnya meninggal bukan karena harus menjalani cuci darah, jika sudah sampai stadium 5 atau tahap akhir, namun gangguan pada kardiovaskularlah yang acapkali menimbulkan kematian.

Dr. Dharmeizar menjelaskan saat seseorang mengalami kelainan ginjal, maka akan terjadi kelainan-kelainan yang bisa menyebabkan kerusakan di jantung, seperti anemia (kekurangan darah), toksin uremik, hiperkalemia (kadar kalium darah tinggi), malnutrisi, peradangan kronis, yang akhirnya menyebabkan gangguan metabolisme kalsium dan folat sehingga lama-lama menyebabkan kerusakan di jantung.

"Karena penyakit ginjal kronis nyaris tanpa gejala, kebanyakan pasien datang ke dokter saat sudah mengalami komplikasi atau keluhannya sudah muncul, misalnya muntah-muntah atau mengalami kelebihan cairan di paru-parunya yang membuatnya sesak napas, merasa mual, pucat dan bengkak-bengkak,” ujarnya.

Mengingat penyakit ginjal kronis minim gejala, hal yang bisa dilakukan untuk deteksi dini adalah dengan mengenali faktor risikonya.

“Teliti lagi, apakah dalam riwayat keluarga ada yang hipertensi, diabetes mellitus, jantung atau stroke. Jika ya, mulai usia 30 harus periksa kondisi fisiologis ke dokter umum. Lakukan pengukuran tensi darah, urin dan kadar gula darah dengan harga terjangkau,” saran dr. Dharmeizar.

Perhatikan tanda dan gejala yang muncul. Jika saat bangun tidur Anda mendapati bengkak pada kaki dan kelopak mata, harus dicurigai ada gangguan fungsi ginjal.

Dr Dharmeizar menjelaskan, penyakit ginjal kronis bisa dideteksi dengan tes urin sederhana untuk mengukur kadar protein dalam urin. Bila protein dalam urin (proteinuria) positif dan terjadi selama lebih dari 3 bulan maka orang tersebut bisa dikatakan mengalami penyakit ginjal kronis.

Ginjal sehat mengambil limbah keluar dari darah tetapi meninggalkan protein. Gangguan ginjal gagal untuk memisahkan protein darah yang disebut albumin dari limbah. Pada awalnya, hanya sejumlah kecil albumin dapat bocor ke dalam urin, dimana kondisi ini dikenal sebagai mikroalbuminuria, tanda gagal fungsi ginjal. 

Seiring memburuknya fungsi ginjal, jumlah albumin dan protein lain dalam urin meningkat, yaitu kondisi yang disebut proteinuria. Penyakit ginjal kronis hadir ketika lebih dari 30 miligram albumin per gram kreatinin diekskresikan dalam urin, dengan atau tanpa eGFR menurun.

“Bila pada tes urin ditemukan kadar kreatinin positif maka orang tersebut sudah mengalami penyakit ginjal kronis tingkat lanjut,” kata dr Dharmeizar.

Kreatinin adalah produk limbah yang dibentuk oleh kerusakan sel-sel otot normal. Ginjal sehat mengambil kreatinin darah dan memasukkannya ke dalam urin untuk meninggalkan tubuh. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, kreatinin menumpuk dalam darah. Sebuah eGFR dengan nilai di bawah 60 mililiter per menit (mL/menit) menandakan seberapa kerusakan ginjal telah terjadi. Nilai tersebut berarti ginjal seseorang tidak bekerja pada kekuatan penuh. (go4/*****)



Jam Kerja Organ-Organ Tubuh


LAMBUNG
Jam 07.00 – 09.00
Jam piket organ lambung sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap tubuh.

LIMPA
Jam 09.00 – 11.00

Jam piket organ limpa kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak,minyak dan protein hewani.
JANTUNG
Jam 11.00 – 13.00

Jam piket organ jantung kuat, harus istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama pada penderita gangguan pembuluh darah .
HATI
Jam 13.00 – 15.00

Jam piket organ hati lemah, bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh kuat untuk menangkal semua penyakit.
PARU-PARU
Jam 15.00 – 17.00

Jam piket organ paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi paru-paru.
GINJAL
Jam 17.00 – 19.00

Jam piket organ ginjal kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.
LAMBUNG
Jam 19.00 – 21.00

Jam piket organ lambung lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi
makan yang sulit dicerna atau lama dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan.

LIMPA
Jam 21.00 – 23.00

Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan jiwa, untuk meningkatkan imunitas.
JANTUNG
Jam 23.00 – 01.00

Jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.
HATI
Jam 01.00 – 03.00

Jam piket organ hati kuat. Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata.
Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.

PARU-PARU
Jam 03.00 – 05.00

Jam piket organ paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ paru-paru, apabila terjadi batuk,bersin-bersin dan berkeringat menandakan adanya gangguan fungsi paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan energi paru yang sehat dan kuat.
USUS BESAR
Jam 05.00 – 07.00



Hormon - Hormon Reproduksi


a. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis estrogen tapi yang paling penting dalam reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dan lain-lain. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
b. Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesteron mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesteron terus dipertahankan selama tiga bulan di awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
c. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh mus di otak. GNRH akan merangsang pelepasan F Stimulating Hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, sebaliknya.
d. FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan hormon gonadotropoin yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan folikel. Folikel yang matang akan mengeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
Produksi hormon akan semakin menurun sering dengan bertambahnya usia. Hormon-hormon tersebut paling banyak dihasilkan selama masa produktif wanita, mulai dari usia di atas 14 tahun dan mulai menurun ketika memasuki usia 40 tahun, hingga wanita memasuki masa menopause.
Daftar Pustaka
Hamil Aman dan Nyaman di Atas 30 Tahun Oleh Prilia Detiana
Baca Juga:
  •  Apa itu Endometriosis?
    Endometriosis adalah kasus jaringan endometrium (lapisan dinding rahim) yang tumbuh di luar rahim (implan endometrium). Kata endometrium sendiri berasal dari bahasa Latin (Yunani) endo (di dalam) dan metra (rahim). Kasus endometriosis untuk pertama kali dilontarkan sekitar 300 tahun lalu, tepatnya p...
  • Fisiologi Laktasi
    Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh air susu ibu glandula pituitaria anterior, penting untuk produksi air susu ibu, (prolaktin) tetapi walaupun kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Deng...
  • Masalah Kehamilan Dua Bulan Pertama
    Pada bulan awal kehamilan ada 2 masalah yang sering menjadi masalah klasik dari suatu pasangan. Masalah Kehamilan pada dua bulan pertama yaitu kehamilan tidak kunjung datang dan keguguran....
  • Pengenalan Sistem Endokrin
    Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan "endokrin" karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutu...
  • Mioma Uteri (Leimioma)
    Mioma Uteri adalah Tumor jinak miometrium dengan ciri tersendiri, bulat, keras, berwarna putih hingga merah muda pucat, sebagian besar terdiri atas otot polos dengan beberapa jaringan ikat. Leiomioma uteri diklasifikasikan menurut lokasi anatomi. Paling umum adalah subserosa.

Fenomena Mati Suri


Tidak ada yang dapat menjelaskan keajaiban dari fenomena ini, dimana seorang manusia telah menunjukkan ciri2 mati namun dapat hidup kembali.. fenomena ajaib ini dikenal dengan mati suri.  Fenomena ini sangat jarang terjadi, namun hal ini adalah keajaiban yang luar biasa dan tidak dapat diteorikan dengan ilmu kedokteran.
Sebenarnya mati suri ini adalah kondisi dimana seseorang mengalami koma, namun sangat berbeda dari layaknya koma pada umumnya.  Koma yang kita kenal adalah kondisi dimana seseorang tidak sadarkan diri karena kondisi tubuhnya yang sangat lemah akibat suatu kondisi misal menderita sakit atau kecelakaan, hal ini tergantung kemampuan orang tersebut untuk melalui masa koma ini.  Bila ia tidak mampu maka koma akan berujung pada kematian, namun bila mampu melewati masa krisis ini biasanya orang tersebut berangsur pulih kembali bahkan sembuh.  Kondisi koma ini menyebabkan pasien penderitanya tidak sadarkan diri dalam jangka waktu yang cukup lama, namun peredaran darah, denyut jantung dan fungsi organ tubuh lainnya masih normal.
Berbeda halnya dengan mati suri, orang tersebut benar2 terlihat mati dimana tidak ada denyut jantung, tidak ada nafas, dan bahkan peredaran darahpun terhenti.  Sehingga banyak orang menganggapnya sudah benar2 mati.  Beberapa kasus menyebutkan bahwa ada yang bahkan hidup kembali dari mati surinya pada saat telah dikuburkan sehingga orang pun mengira ia bangkit.  Bagi dokter yang mengetahui kondisi ini bisa dilihat dari adanya denyut nadi yang sangat2 lambat dan pelan, pupil mata yang masih bereaksi bila diberikan cahaya, kulit dan wajah tidak terlihat pucat, dan beberapa kondisi lain yang agak sukar diperiksa.  Namun adapula kasus mati suri yang benar2 menunjukkan mati dan tidak dapat diperiksa dengan cara tersebut.
Ajaibnya setiap orang yang mengalami fenomena ini selalu hidup kembali dengan sifat yang berbeda, ada yang mendadak pandai mengobati penyakit, menjadi paranormal, bahkan kemampuan yang jarang dimiliki manusia normal.  Lalu, apakah sebenarnya yang terjadi pada orang yang mengalami mati suri ini?
Kita bahkan tidak mengetahui apa dan bagaimana fenomena ini bisa terjadi, ini adalah kuasa sang maha pencipta kita sehingga pantaslah bila kita katakan itu adalah kesempatan kedua bagi manusia yang telah mengalaminya atau ada maksud tertentu yang mungkin kita tidak mengetahuinya.  Beberapa orang yang pernah mengalami mati suri mengatakan bahwa mereka berada di alam yang berbeda atau bahkan mendapatkan pelajaran tertentu dari alam yang lain.  Apakah benar? Masih belum diketahui kebenarannya, namun hal ini banyak diungkapkan oleh orang2 yang pernah mengalaminya.
Sebut saja pak Bungsu, seorang kakek yang dikenal sangat ramah dan santun serta taat beribadah.  Suatu ketika ia mendadak sesak nafas dan tergeletak di atas sejadahnya ketika ia sedang menunaikan sholat berjamaah bersama istrinya.  Sontak istrinya terkaget dan berteriak, ketika ia memangku suaminya itu ia merasakan suaminya sudah tidak bernafas.. ia pun menangis karena mengira suaminya telah tiada.  Ajaibnya tidak beberapa lama kemudian, pak Bungsu hidup kembali setelah beberapa menit terlihat mati.
Menurut pak Bungsu ia pun terkejut ketika merasakan dirinya hidup kembali karena impiannya adalah mati ketika sholat.  Ia mengaku bahwa ia dibawa terbang oleh dua orang yang tidak ia kenal dan ditunjukkan padanya suatu tempat yang sangat indah, ia bahkan tak bisa berkata apa2 pada saat itu.  Ketika sadar ia pun menceritakan hal tersebut dan ia pun tidak mengerti apa makna dari fenomena yang ia alami saat itu.
Cerita lain juga dialami oleh Azlina, seorang wanita yang menderita Hyperthiroid sejak 2 tahun.  Ia benar2 mati pada saat itu dihadapan paman dan tim medis di rumah sakit.  Ajaibnya 2 jam kemudian ia hidup kembali, padahal dokter sudah memvonisnya meninggal dunia.  Ia menceritakan bahwa selama 2 jam ia mati, ia dibawa ke suatu alam yang berbeda dengan alam kita dan ia merasa bahwa dirinya sudah berada di alam itu selama 2000 tahun dan itu ia hitung dengan baik..padahal didunia nyata ia mati hanya 2 jam.
Fenomena mati suri ini nyata dan ada, bukan mitos, bukan pula cerita bohong, fenomena ini merupakan keajaiban dan kuasa Tuhan sang pencipta yang mempunyai makna dan arti pada kita semua.  Namun keadaan ini juga masih menjadi misteri dan mungkin bisa dikatakan suatu mukjizat dari Tuhan yang maha berkehendak.

Epistaksis (Perdarahan Hidung)


Epistaksis atau perdarahan hidung-mimisan adalah kondisi yang sangat umum terjadi. di Amerika Serikat insiden yang diperkirakan 10 per 10.000 orang per tahun. Epistaksis biasanya merupakan akibat dari trauma intranasal yang terlokalisir. Namun, mungkin bisa menjadi tanda awal penyakit sistemik yang lebih serius.
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Suplai darah pada kavitas sinonasal berasal dari kedua sistem arteri karotid interna dan eksterna.
Bagaian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a.maksillaris interna, diantaranya adalah ujung a. palatina mayor dan a.sfenopalatina.

Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis.
Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a. sfenopalatina, a. ethmoid anterior, a. labial superior dan a. apalatina mayor yang disebut pleksus kiesselbach (little area).

INDIKASI
Pasien dengan epistaksis harus dievaluasi secara bijaksana. Semua pasien epistaksis memerlukan pemeriksaan secara menyeluruh demikian pula dengan kontrol perdarahannya.

KONTRAINDIKASI
Tidak ada kontraindikasi pada penanganan epistaksis. Perlu penatalaksanaan tanda vital yang tidak stabil, pernapasan yang tidak stabil, cedera pada tungkai yang membutuhkan perawatan, atau komplikasi lain yang berhubungan dengan hilangnya darah

PERALATAN
  • Nose clip
  • Headlight or overhead light source
  • Yankauer suction caheter
  • Frazier suction caheter, #5 and #7
  • Nasal speculum, short and medium lenghts
  • Bayonet forceps
  • Kidney basin
  • Weeder metal tongue blade or wooden tongue depressors
  • Gown, gloves and face shield
  • Cotton balls
  • Topical anesthetics and vasoconstrictors
  • Silver nitrate applicator stick
  • Petroleum (Vaseline)-impregnated gauze ribbon 0,5 inchies wide
  • Synthetic nasal sponges/tampons, various lenghts
  • Nasal ballons (anterior, posterior, anterior and posterior)
  • 14 French Foley catheter with a 30 mL ballon
  • Gelfoam
  • 4×4 gauze squares
  • Surgicel
  • ENTaxis nasal packing
  • 3 inch long dental rolls or tonsil packs, or 3×36 inch Vaseline gauze
  • Umbilical tape or 0 silk suture
  • Red rubber catheters
  • Lubricant
PERSIAPAN PASIEN
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, risiko-risikonya, dan keuntungannya terhadap pasien dan atau pendapat-pendapat mereka tentang prosedur tersebut. Buat informed consent untuk melakukan prosedur itu. Serta pastikan pasien telah memahami semua instruksi post prosedur dan follow up yang diperlukan .

ANESTESI DAN VASOKONTRIKSI
Anestesi
Lidocaine (4%)Cocaine (4%)Pontocaine (2%)
Vasokonstriksi
Phenulephrine (0,5-1,9%)Cocaine (4%)Oxymetazoline (0,05%)Epinephrine (1:1000)Xylometazoline Ephedrine (3%)
Kombinasi Anestesi dan Vasokonstriksi
CocaineLidocaine and phenylephrine (50:50).Lidocaine and oxymetazoline (50:50). Epinephrine (0,25 mL of 1:1000) and lidocaine (20 mL)

Teknik untuk penanganan epistaksis. Terdiri dari
  • penggunaan pack absorbabel
  • kauterisasi elektik
  • kateter folley
  • rull gauze
  • kateter balon intranasal
  • petrolatum(vaselin)
  • gauze yang diisi dengan ribbon
  • tampon/sponge nasal
  • serta silver nitrat.
Teknik dan bahan yang dipilih tergantung dari lokasi perdarahan ( anterior dan posterior ) serta keinginan dokter.
TEKNIK PENAGANAN EPISTAKSIS ANTERIOR
PACK ABSORBABEL
Gelfoam adalah sponge gelatin absorbabel yang mudah didapat tidak mahal, tersedia dalam bentuk jaring-jaring untuk pembentukan bekuan darah.
Surgicel mengandung selluloid yang teroksidasi dan teregenerasi. Surgicel lebih meningkatkan koagulasi dari pada Gelfoam. Akan tetapi, surgical menyebabkan pemyembuhan menjadi terhambat; sehingga digunakan untuk perdarahan yang persisten atau jika Gelfoam tidak tersedia.

Thrombin topical terbuat dari bovine thrombin. Tempatkan sepotong Gelfoam jenuh dengan thrombin didaerah yang mengalami perdarahan. Thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin dan membantu proses koagulasi yang cepat untuk membentuk bekuan darah.
Kolagen cocok untuk berbagai bentuk multiple dari sumber perdarahan yang bervariasi. Bahan ini meningkatkan agregasi platelet dan pembentukan jaring-jaring untuk formasi dari bekuan darah.

KAUTERISASI KIMIA
Kauterisasi kimia ini adalah dengan mengaplikasikan Silver Nitrat.
Oleskan silver nitrat selama 3-10 detik, jangan oleskan aplikator pada suatu daerah lebih dari 10 detik. Hal ini dapat menyebabkan nekrose pada mukosa dan kerusakan pada lapisan septum kartilaginous. Jangan mengoleskan silver nitrat secara luas atau pada daerah yang sama di kedua sisi dari septum, hal ini dapat menyebabkan perforasi dari septal. Oleskan salep antibiotic topical pada daerah tersebut. Tempatkan sepotong Gelfoam atau Surgicel diatas permukaan tersebut untuk membantu menstabilakan bekuan darah.

KATERISASI ELEKTRIK
Elektrokauter secara efektif dapat mengontrol pendarahan jika diketahui sumber pendarahannya. Teknik ini sebagai alternative untuk otolaryngologis yang berpengalaman. Teknik ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada kartilago, di tangan orang yang tidak berpengalaman.

PACKING RIBBON GAUZE


EXPANDABLE SPONGE/TAMPON NASAL
Salah satu teknik yang mudah, cepat, sangat efektif untuk mengontrol epistaksis anterior. Pack ini digunakan terutama ketika terjadi perdarahan yang difus, perdarahan yang tidak bisa ditentukan sumbernya atau perdarahan yang hebat. ada beberapa ukuran (4,5,6,8 dan 10 cm), bentuk dan modelnya. Ciri-cirinya sangat kaku, ringan dan mengembang dengan absorpsi salin atau darah.

INFLATABLE NASAL BALLON CAHTETERS
“plastic inflatable ballon catheters’ mempunyai penanganan yang sederhana terhadap epistaksis. Ballon nasal mudah digunakan dan cepat ditempatkan. Cocok dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Dapat berupa ballon anterior, ballon posterior atau balon rangkap.
PACK NASALIS ENTAKSIS 
Pack/tampon nasalis anterior yang relatif baru adalah ENTaksis. Ini merupakan polimer alami yang berasal dari ganggang laut dan mengandung kalsium alginate. Pack ini menghasilkan hemostasis, memiliki sifat menyembuhkan, serta dapat diinsersi dan dikeluarkan tanpa menyebabkan trauma. Hidrasi dengan normal saline mengaktivasi kalsium alginate dan membuat pack ini lunak, pack mengembang 300% dan menyesuaikan dengan bentuk cavitas nasalis anterior. Pack ini mengaktivasi agregasi platelet untuk menghasilkan hemostasis, menjaga hemostasis tetap lembab, dan mengeluarkan gel ke permukaan halus yang memungkinkan pengeluaran pack dengan mudah.

TEKNIK PENANGANAN EPISTAKSIS POSTERIOR
PACK TRADISIONAL (GAUZE ROLL)


TEHNIK FOLEY KATETER

Kateter foley dapat digunakan untuk menekan dinding posterior, penggunaan foley kateter sangat mudah, cepat dan gampang. Pilih kateter foley pompa balon dengan udara, pastikan keutuhan balon.
Pompa balon dengan 7 sampai 10 ml udara. Jangan pergunakan saline atau cairan lain sebagai pengganti udara sebab dapat terjadi aspirasi jika balon tersebut rupture.

TAMPON NASAL/SPONGES EXPANDABLE
Banyak ahli lebih memilih menggunakan spons/tampon ukuran 8 atau10 cm dari pada tehnik pack posterior yang lain. Sebab tehnik ini mudah cepat sederhana dan murah. Tehnik untuk memasukkan dan mengeluarkan tentu saja sama dengan tehnik anterior yang digambarkan sebelumnya.
BALON KATETER NASAL INFLATABLE
Balon kateter rangkap dapat digunakan dimana pack posterior tidak cocok. Kateter ini mempunyai berbagai tipe dan ukuran. Harganya cukup mahal tetapi mudah dan cepat digunakan. Balon distal yang kecil tersangkut pada lengkung choana dan sama pada pack posterior balon proximal yang lebih besar menutupi seluruh rongga hidung dan sama dengan pack anterior. Balon distal dengan ukuran tekanan 10 ml dan balon anterior sebesar 30 ml . ini adalah volume maksimum yang direkomendasikan oleh pabrik yang tertera pada pembungkus dan tempat masuk udara pada balon.

BLOK ARTERI SPHENOPALATINA
Tehnik ini digunakan dimana tidak adanya ahli, pendarahan yang tidak berhenti dan metode yang lain untuk mengontrol pendarahan gagal. Local anastesi diinjeksikan pada kanalis ptyregopalatina untuk memblok arteri sphenopalatina. Local anestesi ini dapat menyebabkan nekrosis yang berbatasan dengan saraf. Injeksikan 0,25 ml larutan anestesi yang mengandung epinefrin kedalam mukosa foramen palatina.

INTERVENSI BEDAH
Konsulkan pada ahli ketika epistaksis sulit dikontrol dengan beberapa metode, maka intervensi bedah adalah suatu indikasi. Terapi bedah yang termasuk adalah septoplasty, kateterisasi endoskopi, ligasi arteri, (arteri maksillaris interna, arteri sphenopaltina, arteri ethmoid anterior dan posterior dan arteri carotis eksterna), atau dengan embolisasi.

SETELAH  PERAWATAN
Prosedur setelah perawatan pada pasien dengan epistaksis anterior adalah sangat penting yaitu untuk ;
mengontrol perdarahan.

Semua pasien dengan nasal pack hendak ditherapi dengan antibiotic oral prophylactis yang adekuat untuk membunuh kuman staphylococcus aerus, streptococcus pneumonia, haemophilus influenza, dan morasella katarhalis.
Follow up yang rutin dengan ahli otolaryngotologi selama 24 – 48 jam, keluarkan packingnya dalam 48-72 jam jika pasien mengalami perdarahan yang minimal dan hemodinamit yang stabil.
Pasien harus menghindari korekan hidung dan tiupan ke hidung.
Memberitahukan pasien bahwa pack anterior tidak nyaman dan dapat diberikan obat acetaminophen dan beberapa analgesia.
Hindari penggunaan obat yang mengandung aspirin dan obat anti inflamasi non steroid sebab golongan ini tidak dapat menghentikan perdarahan.
KOMPLIKASI 
Epistaksis yang disertai dengan komplikasi adalah beragam, luas dan diperkirakan 2 dari 69 % kasus. Epistaksis dapat berkomplikasi perdarahan,hypoksemia, hypovolumea, kolapsnya pembuluh darah dan tersumbatnya jalan nafas. Hasil komplikasi dari pengobatan epistaksis termasuk perforasi dari septum nasi, sinusitis, otitis media, syndrome syok toksik, aspirasi mekrosis dan hypoksia intrapulmonar biasanya menstimulasi refleks nasopulmonar.

KESIMPULAN
Kunci sukses penanganan tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam mengevaluasi pasien, diagnosis yang tepat dan mengontrol perdarahan. Sembilan puluh persen kasus epistaksis yang berasal atau bersumber dari anterior dan dapat dikontrol dengan kauter kimia atau nasal packing. Kedua tampon anterior dan posterior dapat digunakan pada Perdarahan posterior. Semua pasien dengan nasal packing hendaknya diberikan antibiotic profilaksis untuk mencegah sinusitis dan syndrome syok. Untuk mengeluarkan nasal packing hendaknya di Follow up dalam 24-72 jam pertama oleh ahli otolaryngologis atau departemen emergency.

DOSIS OBAT ANAK


1.      Amoksisilin  : 50 mg/kgBB/hari
a.       > 10 thn : 250 mg/ 8 jam
b.      < 10 thn : 125 mg/ 8 jam
2.      Ampisilin   :
a.       Infeksi ringan        : 10-25 mg/kgBB/dosis tiap 6 jam
b.      Infeksi berat          : 50 mg/kgBB/dosis tiap 4 jam
3.      CTM à KI : anak < 1 tahun
a.       1-2 thn       : 1 mg/ kali à 2 dosis
b.      2-5 thn       : 1 mg tiap 4-6 jam (DM : 6 mg/ hari)
c.       6-12 thn     : 2 mg tiap 4-6 jam (DM : 12 mg/ hari)
4.      Ciprofloksasin       : 18 thn : 20 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
5.      Diazepam : 0,2 - 0,5 mg/kgBB à Kejang demam
6.      Gentamisin :
a.       < 2 mgg                 : 3 mg/kgBB/12 jam
b.      2 mgg- 12 thn        : 2 mg/kgBB/8 jam
7.      Kloramfenikol :
a.       < 2 mgg                 : 25 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
b.      2 mgg-1 thn           : 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
c.       anak                       : 50 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis
8.      Kotrimoksazol :
a.       6 mgg- 5 bln          : 120 mg tiap 12 jam
b.      6 bln-5 thn             : 240 mg tiap 12 jam
c.       6-12 thn                 : 480 mg tiap 12 jam
9.      Metronidazol :
a.       Amubiasis invasif  : 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
10.  Metokloperamid :
a.       > 30 kg                  : 3x5 mg
b.      20-29                     : 3x2,5 mg
c.       15-19 kg                : 2-3x2 mg
d.      10-14 kg                : 2-3x 1 mg
e.       <10 kg                   : 2x1 mg
11.  Ondasentron                     : > 3 thn : 0,15 mg/kgBB/dosis tiap 4-8 jam
12.  Parasetamol :
a.       < 3 bln                   : 10 mg/kgBB/dosis
b.      3 bln- 1 thn            : 60-125 mg tiap 4-6 jam
c.       1-5 thn                   : 120-250 mg tiap 4-6 jam
d.      6-12 thn                 : 250-500 mg tiap 4-6 jam
13.  Ranitidin ;

a.       Anak                     : 2-4 mg/kgBB/dosis tiap 8-12 jam