Epistaksis atau perdarahan hidung-mimisan
adalah kondisi yang sangat umum terjadi. di Amerika Serikat insiden yang
diperkirakan 10 per 10.000 orang per tahun. Epistaksis biasanya merupakan
akibat dari trauma intranasal yang terlokalisir. Namun, mungkin bisa menjadi
tanda awal penyakit sistemik yang lebih serius.
ANATOMI
DAN FISIOLOGI
Suplai darah pada kavitas sinonasal berasal dari kedua sistem arteri karotid
interna dan eksterna.
Bagaian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a.maksillaris
interna, diantaranya adalah ujung a. palatina mayor dan a.sfenopalatina.
Bagian depan hidung mendapat
pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis.
Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a. sfenopalatina,
a. ethmoid anterior, a. labial superior dan a. apalatina mayor
yang disebut pleksus kiesselbach (little area).
INDIKASI
Pasien dengan epistaksis harus dievaluasi secara bijaksana. Semua pasien
epistaksis memerlukan pemeriksaan secara menyeluruh demikian pula dengan
kontrol perdarahannya.
KONTRAINDIKASI
Tidak ada kontraindikasi pada penanganan epistaksis. Perlu penatalaksanaan
tanda vital yang tidak stabil, pernapasan yang tidak stabil, cedera pada
tungkai yang membutuhkan perawatan, atau komplikasi lain yang berhubungan
dengan hilangnya darah
PERALATAN
- Nose clip
- Headlight or overhead light
source
- Yankauer suction caheter
- Frazier suction caheter, #5 and
#7
- Nasal speculum, short and
medium lenghts
- Bayonet forceps
- Kidney basin
- Weeder metal tongue blade or wooden
tongue depressors
- Gown, gloves and face shield
- Cotton balls
- Topical anesthetics and
vasoconstrictors
- Silver nitrate applicator stick
- Petroleum
(Vaseline)-impregnated gauze ribbon 0,5 inchies wide
- Synthetic nasal
sponges/tampons, various lenghts
- Nasal ballons (anterior,
posterior, anterior and posterior)
- 14 French Foley catheter with a
30 mL ballon
- Gelfoam
- 4×4 gauze squares
- Surgicel
- ENTaxis nasal packing
- 3 inch long dental rolls or
tonsil packs, or 3×36 inch Vaseline gauze
- Umbilical tape or 0 silk suture
- Red rubber catheters
- Lubricant
PERSIAPAN
PASIEN
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, risiko-risikonya, dan keuntungannya
terhadap pasien dan atau pendapat-pendapat mereka tentang prosedur tersebut.
Buat informed consent untuk melakukan prosedur itu. Serta pastikan pasien telah
memahami semua instruksi post prosedur dan follow up yang diperlukan .
ANESTESI
DAN VASOKONTRIKSI
Anestesi
Lidocaine (4%)Cocaine (4%)Pontocaine (2%)
Vasokonstriksi
Phenulephrine (0,5-1,9%)Cocaine (4%)Oxymetazoline (0,05%)Epinephrine
(1:1000)Xylometazoline Ephedrine (3%)
Kombinasi Anestesi dan Vasokonstriksi
CocaineLidocaine and phenylephrine (50:50).Lidocaine and oxymetazoline (50:50).
Epinephrine (0,25 mL of 1:1000) and lidocaine (20 mL)
Teknik
untuk penanganan epistaksis. Terdiri dari
- penggunaan pack absorbabel
- kauterisasi elektik
- kateter folley
- rull gauze
- kateter balon intranasal
- petrolatum(vaselin)
- gauze yang diisi dengan ribbon
- tampon/sponge nasal
- serta silver nitrat.
Teknik dan bahan yang dipilih
tergantung dari lokasi perdarahan ( anterior dan posterior ) serta keinginan
dokter.
TEKNIK
PENAGANAN EPISTAKSIS ANTERIOR
PACK
ABSORBABEL
Gelfoam adalah sponge gelatin absorbabel yang mudah didapat tidak mahal,
tersedia dalam bentuk jaring-jaring untuk pembentukan bekuan darah.
Surgicel mengandung selluloid yang teroksidasi dan teregenerasi. Surgicel lebih
meningkatkan koagulasi dari pada Gelfoam. Akan tetapi, surgical menyebabkan
pemyembuhan menjadi terhambat; sehingga digunakan untuk perdarahan yang
persisten atau jika Gelfoam tidak tersedia.
Thrombin topical terbuat dari bovine
thrombin. Tempatkan sepotong Gelfoam jenuh dengan thrombin didaerah yang
mengalami perdarahan. Thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin dan
membantu proses koagulasi yang cepat untuk membentuk bekuan darah.
Kolagen cocok untuk berbagai bentuk multiple dari sumber perdarahan yang
bervariasi. Bahan ini meningkatkan agregasi platelet dan pembentukan
jaring-jaring untuk formasi dari bekuan darah.
KAUTERISASI
KIMIA
Kauterisasi kimia ini adalah dengan mengaplikasikan Silver Nitrat.
Oleskan silver nitrat selama 3-10 detik, jangan oleskan aplikator pada suatu
daerah lebih dari 10 detik. Hal ini dapat menyebabkan nekrose pada mukosa dan
kerusakan pada lapisan septum kartilaginous. Jangan mengoleskan silver nitrat
secara luas atau pada daerah yang sama di kedua sisi dari septum, hal ini dapat
menyebabkan perforasi dari septal. Oleskan salep antibiotic topical pada daerah
tersebut. Tempatkan sepotong Gelfoam atau Surgicel diatas permukaan tersebut untuk
membantu menstabilakan bekuan darah.
KATERISASI
ELEKTRIK
Elektrokauter secara efektif dapat mengontrol pendarahan jika diketahui sumber
pendarahannya. Teknik ini sebagai alternative untuk otolaryngologis yang
berpengalaman. Teknik ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada
kartilago, di tangan orang yang tidak berpengalaman.
PACKING
RIBBON GAUZE
EXPANDABLE
SPONGE/TAMPON NASAL
Salah satu teknik yang mudah, cepat, sangat efektif untuk mengontrol epistaksis
anterior. Pack ini digunakan terutama ketika terjadi perdarahan yang difus,
perdarahan yang tidak bisa ditentukan sumbernya atau perdarahan yang hebat. ada
beberapa ukuran (4,5,6,8 dan 10 cm), bentuk dan modelnya. Ciri-cirinya sangat
kaku, ringan dan mengembang dengan absorpsi salin atau darah.
INFLATABLE
NASAL BALLON CAHTETERS
“plastic inflatable ballon
catheters’ mempunyai penanganan yang sederhana terhadap epistaksis. Ballon
nasal mudah digunakan dan cepat ditempatkan. Cocok dengan berbagai macam bentuk
dan ukuran. Dapat berupa ballon anterior, ballon posterior atau balon rangkap.
PACK
NASALIS ENTAKSIS
Pack/tampon nasalis anterior yang relatif baru adalah ENTaksis. Ini merupakan
polimer alami yang berasal dari ganggang laut dan mengandung kalsium alginate.
Pack ini menghasilkan hemostasis, memiliki sifat menyembuhkan, serta dapat
diinsersi dan dikeluarkan tanpa menyebabkan trauma. Hidrasi dengan normal
saline mengaktivasi kalsium alginate dan membuat pack ini lunak, pack mengembang
300% dan menyesuaikan dengan bentuk cavitas nasalis anterior. Pack ini
mengaktivasi agregasi platelet untuk menghasilkan hemostasis, menjaga
hemostasis tetap lembab, dan mengeluarkan gel ke permukaan halus yang
memungkinkan pengeluaran pack dengan mudah.
TEKNIK
PENANGANAN EPISTAKSIS POSTERIOR
PACK
TRADISIONAL (GAUZE ROLL)
TEHNIK
FOLEY KATETER
Kateter foley dapat digunakan untuk menekan dinding posterior, penggunaan foley
kateter sangat mudah, cepat dan gampang. Pilih kateter foley pompa balon dengan
udara, pastikan keutuhan balon.
Pompa balon dengan 7 sampai 10 ml udara. Jangan pergunakan saline atau cairan
lain sebagai pengganti udara sebab dapat terjadi aspirasi jika balon tersebut
rupture.
TAMPON
NASAL/SPONGES EXPANDABLE
Banyak ahli lebih memilih
menggunakan spons/tampon ukuran 8 atau10 cm dari pada tehnik pack posterior
yang lain. Sebab tehnik ini mudah cepat sederhana dan murah. Tehnik untuk
memasukkan dan mengeluarkan tentu saja sama dengan tehnik anterior yang
digambarkan sebelumnya.
BALON
KATETER NASAL INFLATABLE
Balon kateter rangkap dapat digunakan dimana pack posterior tidak cocok.
Kateter ini mempunyai berbagai tipe dan ukuran. Harganya cukup mahal tetapi
mudah dan cepat digunakan. Balon distal yang kecil tersangkut pada lengkung
choana dan sama pada pack posterior balon proximal yang lebih besar menutupi
seluruh rongga hidung dan sama dengan pack anterior. Balon distal dengan ukuran
tekanan 10 ml dan balon anterior sebesar 30 ml . ini adalah volume maksimum
yang direkomendasikan oleh pabrik yang tertera pada pembungkus dan tempat masuk
udara pada balon.
BLOK
ARTERI SPHENOPALATINA
Tehnik ini digunakan dimana tidak adanya ahli, pendarahan yang tidak berhenti
dan metode yang lain untuk mengontrol pendarahan gagal. Local anastesi
diinjeksikan pada kanalis ptyregopalatina untuk memblok arteri sphenopalatina.
Local anestesi ini dapat menyebabkan nekrosis yang berbatasan dengan saraf. Injeksikan
0,25 ml larutan anestesi yang mengandung epinefrin kedalam mukosa foramen
palatina.
INTERVENSI
BEDAH
Konsulkan pada ahli ketika epistaksis sulit dikontrol dengan beberapa metode,
maka intervensi bedah adalah suatu indikasi. Terapi bedah yang termasuk adalah
septoplasty, kateterisasi endoskopi, ligasi arteri, (arteri maksillaris
interna, arteri sphenopaltina, arteri ethmoid anterior dan posterior dan arteri
carotis eksterna), atau dengan embolisasi.
SETELAH PERAWATAN
Prosedur setelah perawatan pada pasien dengan epistaksis anterior adalah sangat
penting yaitu untuk ;
mengontrol perdarahan.
Semua pasien dengan nasal pack
hendak ditherapi dengan antibiotic oral prophylactis yang adekuat untuk
membunuh kuman staphylococcus aerus, streptococcus pneumonia, haemophilus
influenza, dan morasella katarhalis.
Follow up yang rutin dengan ahli
otolaryngotologi selama 24 – 48 jam, keluarkan packingnya dalam 48-72 jam jika
pasien mengalami perdarahan yang minimal dan hemodinamit yang stabil.
Pasien harus menghindari korekan
hidung dan tiupan ke hidung.
Memberitahukan pasien bahwa pack
anterior tidak nyaman dan dapat diberikan obat acetaminophen dan beberapa
analgesia.
Hindari penggunaan obat yang
mengandung aspirin dan obat anti inflamasi non steroid sebab golongan ini tidak
dapat menghentikan perdarahan.
KOMPLIKASI
Epistaksis yang disertai dengan komplikasi adalah beragam, luas dan
diperkirakan 2 dari 69 % kasus. Epistaksis dapat berkomplikasi
perdarahan,hypoksemia, hypovolumea, kolapsnya pembuluh darah dan tersumbatnya
jalan nafas. Hasil komplikasi dari pengobatan epistaksis termasuk perforasi
dari septum nasi, sinusitis, otitis media, syndrome syok toksik, aspirasi
mekrosis dan hypoksia intrapulmonar biasanya menstimulasi refleks nasopulmonar.
KESIMPULAN
Kunci sukses penanganan tergantung dari kecepatan dan ketepatan dalam
mengevaluasi pasien, diagnosis yang tepat dan mengontrol perdarahan. Sembilan
puluh persen kasus epistaksis yang berasal atau bersumber dari anterior dan
dapat dikontrol dengan kauter kimia atau nasal packing. Kedua tampon anterior
dan posterior dapat digunakan pada Perdarahan posterior. Semua pasien dengan
nasal packing hendaknya diberikan antibiotic profilaksis untuk mencegah
sinusitis dan syndrome syok. Untuk mengeluarkan nasal packing hendaknya di
Follow up dalam 24-72 jam pertama oleh ahli otolaryngologis atau departemen
emergency.
0 komentar:
Posting Komentar