Administrasi Kelas
Banyak sekolah yang menawarkan berbagai macam
fasilitas, terutama sekolah swasta di kota-kota besar. Kenyataannya memang saat
ini sekolah sudah menjadi ajang bisnis dan industri pendidikan. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan anak murid dalam proses pendidikan di sekolah antara
lain faktor keluarga, guru, kurikulum, dan admintrasi kelas.
Administrasi Kelas
Mendidik adalah seni. Seni menghadapi anak-anak dengan
puluhan karakter yang unik. Jadi dalam mendidik, tidak bisa menganggap semua
siswa adalah sama, dan harus menjadi anak dengan kemampuan yang sama pula,
karena itu akan menyalahi kodrat.
Tidak ada manusia
yang identik. Setiap manusia manusia memilki minat, bakat, potensi, cara
belajar, kecenderungan yang berbeda-beda. Oleh karenanya, para siswa tersebut harus diperlukan dengan
berbeda pula satu sama lainnya.
Untuk itulah
diperlukan sistem administrasi kelas yang efektif. Dengan sistem administrasi
kelas yang efektif, guru dapat memantau potensi
yang dimiliki setiap siswa sekaligus mempertajamnya.
Berikut ini adalah
beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka menciptakan administrasi
kelas yang efektif.
1.
Siswa sebagai Pusat Pembelajaran
Banyak waktu yang
terbuang bila proses belajar masih menerapkan guru sebagai pusat belajar.
Seolah-olah gurulah pusat pengetahuan, dan siswanya adalah gelas kosong
yang harus diisi.
Akhirnya guru
harus over lap.
Ia harus menyiapkan silabus, media pembelajaran, mengabsen, menyelesaikan
masalah siswa, membuat soal, mengkoreksi, menjadi pengajar tunggal,
seperti one man show. Semua
pelajaran diajarkan dengan cara yang sama kepada semua anak.
Padahal, konsep
pendidikan modern mengajarkan bahwa siswa yang diperlakukan sama, tidak akan
maksimal perkembangan potensinya. Seharusnya guru mengajar dengan pendekatan
personal-individual. Guru harus memahami pemetaan siswanya terlebih
dahulu, setelah itu barulah ia mengajar sesuai dengan pemetaan tersebut.
Sebagai contoh,
dalam suat kelas ternyata siswa yang memiliki potensi di pelajaran Matematika hanya 5 %, sedangkan mayoritas
menyukai olahraga. Ini artinya, bila sedang mengajar pelajaran Matematika,
tidaklah harus menggunakan buku dan pensil serta mengerjakan soal dari buku
atau papan tulis. Namun divariasikan dengan games-games out door, seperti “permainan
mencari harta karun”, adu ketangkasan, dan sebagainya.
Atau, bila
mayoritas siswa menyukai pelajaran kesenian, maka ajarkanlah Matematika dengan
memadukannya unsur seni, seperti menyanyi (lagu hafalan perkalian), menggambar
(gambar pola sederhana), dan lain-lain.
2.
Tinggalkan Kebiasaan Lama: Guru Superior dan Murid Inferior
Administrasi kelas
yang efektif tidak akan berjalan dengan baik bila masih ada paradigma lama “guru
superior dan murid inferior”. Artinya sudah saatnya menganggap murid sebagai
mitra, bukan hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa.
Berikanlah
tanggung jawab lebih besar kepada siswa, seperti memimpin teman-temanya dalam
satu kelompok kecil, membuat proyek berskala besar (dengan bimbingan dan
bantuan orang dewasa tentunya), memberikan kesempatan
tampil sebanyak-banyaknya dalam berekspresi seperti kegiatan talent performance, dan
sebagainya. Dengan demikian, tugas guru akan lebih ringan dan potensi siswa pun
lebih berkembang.
3.
Berikan Kepercayaan, Bukan Hukuman
Kelas yang efektif
dapat berjalan dengan baik bila ada sikap saling mempercayai antara siswa
dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru. Rasa kepercayaan itu dapat
menggantikan peraturan dan hukuman keras yang kerap
diberlakukan.
Ingat, kekerasan
dan displin yang berlebih hanya akan efektif sesaat saja. Namun satelah itu,
akan menjadi bumerang. Siswa akan merasa tertekan, stres,
melakukan bullying,
dan perilaku negatif lainnya.
Mulailah
memberikan kepercayaan dari yang sederhana dan mudah. Seperti percaya
bahwa setiap murid adalah siswa jenius di bidangnya masing-masing. Percaya
bahwa kesalahan yang dilakukan murid adalah
tidak disengaja dan bukan kesengajaan. Percaya bahwa murid bisa menjalankan
tugas yang diamanatkan dengan baik (tidak under
estimate), dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar