Kamis, 05 Juni 2014

Administrasi Kelas



Administrasi Kelas

Banyak sekolah yang menawarkan berbagai macam fasilitas, terutama sekolah swasta di kota-kota besar. Kenyataannya memang saat ini sekolah sudah menjadi ajang bisnis dan industri pendidikan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak murid dalam proses pendidikan di sekolah antara lain faktor keluarga, guru, kurikulum, dan admintrasi kelas.

Administrasi Kelas
Mendidik adalah seni. Seni menghadapi anak-anak dengan puluhan karakter yang unik. Jadi dalam mendidik, tidak bisa menganggap semua siswa adalah sama, dan harus menjadi anak dengan kemampuan yang sama pula, karena itu akan menyalahi kodrat.
Tidak ada manusia yang identik. Setiap manusia manusia memilki minat, bakat, potensi, cara belajar, kecenderungan yang berbeda-beda. Oleh karenanya, para siswa tersebut harus diperlukan dengan berbeda pula satu sama lainnya.
Untuk itulah diperlukan sistem administrasi kelas yang efektif. Dengan sistem administrasi kelas yang efektif, guru dapat memantau potensi yang dimiliki setiap siswa sekaligus mempertajamnya.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam rangka menciptakan administrasi kelas yang efektif.

1.    Siswa sebagai Pusat Pembelajaran
Banyak waktu yang terbuang bila proses belajar masih menerapkan guru sebagai pusat belajar. Seolah-olah gurulah pusat pengetahuan, dan siswanya adalah gelas kosong yang harus diisi.
Akhirnya guru harus over lap. Ia harus menyiapkan silabus, media pembelajaran, mengabsen, menyelesaikan masalah siswa, membuat soal, mengkoreksi, menjadi pengajar tunggal, seperti one man show. Semua pelajaran diajarkan dengan cara yang sama kepada semua anak.
Padahal, konsep pendidikan modern mengajarkan bahwa siswa yang diperlakukan sama, tidak akan maksimal perkembangan potensinya. Seharusnya guru mengajar dengan pendekatan personal-individual. Guru harus memahami pemetaan siswanya terlebih dahulu, setelah itu barulah ia mengajar sesuai dengan pemetaan tersebut.
Sebagai contoh, dalam suat kelas ternyata siswa yang memiliki potensi di pelajaran Matematika hanya 5 %, sedangkan mayoritas menyukai olahraga. Ini artinya, bila sedang mengajar pelajaran Matematika, tidaklah harus menggunakan buku dan pensil serta mengerjakan soal dari buku atau papan tulis. Namun divariasikan dengan games-games out door, seperti “permainan mencari harta karun”, adu ketangkasan, dan sebagainya. 
Atau, bila mayoritas siswa menyukai pelajaran kesenian, maka ajarkanlah Matematika dengan memadukannya unsur seni, seperti menyanyi (lagu hafalan perkalian), menggambar (gambar pola sederhana), dan lain-lain.

2.    Tinggalkan Kebiasaan Lama: Guru Superior dan Murid Inferior
Administrasi kelas yang efektif tidak akan berjalan dengan baik bila masih ada paradigma lama “guru superior dan murid inferior”. Artinya sudah saatnya menganggap murid sebagai mitra, bukan hanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa.
Berikanlah tanggung jawab lebih besar kepada siswa, seperti memimpin teman-temanya dalam satu kelompok kecil, membuat proyek berskala besar (dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa tentunya), memberikan kesempatan tampil sebanyak-banyaknya dalam berekspresi seperti kegiatan talent performance, dan sebagainya. Dengan demikian, tugas guru akan lebih ringan dan potensi siswa pun lebih berkembang.

3.    Berikan Kepercayaan, Bukan Hukuman
Kelas yang efektif dapat berjalan dengan baik bila ada sikap saling mempercayai antara siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru. Rasa kepercayaan itu dapat menggantikan peraturan dan hukuman keras yang kerap diberlakukan.
Ingat, kekerasan dan displin yang berlebih hanya akan efektif sesaat saja. Namun satelah itu, akan menjadi bumerang. Siswa akan merasa tertekan, stres, melakukan bullying, dan perilaku negatif lainnya.
Mulailah memberikan kepercayaan dari yang sederhana dan mudah. Seperti percaya bahwa setiap murid adalah siswa jenius di bidangnya masing-masing. Percaya bahwa kesalahan yang dilakukan murid adalah tidak disengaja dan bukan kesengajaan. Percaya bahwa murid bisa menjalankan tugas yang diamanatkan dengan baik (tidak under estimate), dan lain-lain.

0 komentar: