BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media sendiri berasal dari bahasa Latin medius yang mengandung arti
perantara atau pesan. Media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely[1]
media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun' kondisi yang
membuat peserta didik mempu memperoleh pengalaman belajar. Dalam cakupan
yang lebih sempit media diartikan sebagai alat-alat untuk menyusun kembali
informasi visual atau verbal yang disampaikan.
Media visual dalam konsep pembelajaran visual dapat berupa gambar,
moduI, benda, atau
alat-alat lain yang memberikan peserta didik pengalaman visual yang nyata. Dalam
penggunaannya media visual bertujuan untuk mengenalkan, membentuk, dan
memperjelas pemahaman materi yang bersifat abstraks kepada peserta didik,
mengembangkan fungsi afektif, dan meridorong kegiatan peserta didik lebih lanjut. [2]
Media visual juga dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan
sarana prasarana. Sekolah yang tidak memiliki sarana prasarana yang memadai dapat memantaatkan
media gambar untuk mengenalkan alat-alat yang tidak dimiliki sekolah
tersebut.
Guru dapat mengenalkannya lewat gambar atau toto dari alat tersebut.
Dalam memudahkan peserta didik mengetahui ukuran alatjuga dapat
memantaatkan media gambar.
Media visual gratis yang umum dipergunakan dalam pembelajaran pendidikan adalah berupa
gambar atau toto dan tidak semua media gratis dapat dipergunakan. Tampilan
media gambar disusun dengan mengedepankan prinsip sederhana artinya, media
gambar yang disajikan memuat sedikit unsur pesan atau materi.
Hal ini akan berpengaruh pada tingkat keterbacaan gambar tersebut
bagi peserta didik.
Semakin banyak pesan atau materi yang ada di dalam gambar maka akan semakin
sulit pula peserta didik dalam menangkap pesan yang disampaikan lewat gambar
tersebut. Unsur gambar yang ada dalam gambar tersebut sebaiknya disertai
dengan kata-kata penjelas. Prinsip yang kedua yaitu keterpaduan. Keterpaduan menggambarkan
hubungan yang sinergis dan saling mengisi antara unsur-unsur yang ada dalam
gambar. Gambar dan kata-kata penjelas yang digunakan dalam gambar
merupakan satu kesatuan, bukan berdiri sendiri yang akan membentuk suatu pesan
yang komunikatif.
Prinsip ketiga adalah penekanan yaitu, gambar yang disajikan
merupakan uraikan materi dalam bentuk sederhana. Untuk memperjelas pesan yang ingin
disampaikan lewat gambar itu berikan penekanan pada bagian terpenting yang
merupakan inti pesan agar perhatian peserta didik dapat tertuju pada bagian itu. Prinsip
keempat adalah keseimbangan. Keseimbangan berkait dengan tata letak atau layout
gambar. Prinsip kelima yaitu bentuk. Bentuk gambar yang tidak rumit dan
menarik akan membuat peserta didik fokus kepada gambar yang ditampilkan. Prinsip
keenam adalah wama. Gambar yang berwarna akan lebih menarik daripada gambar
hitam putih. Unsur eye catching ditekankan agar gambar yang
ditampilkan langsung menjadi perhatian peserta didik. penggunaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dengan terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan.Dalam kaitannya dengan media pembelajaran Oemar
Hamalik (1994:5) berpendapat bahwa setidaknya ada lima tantangan yang dihadapi oleh
guru, yaitu; (1)apakahguru memiliki keterampilan era menggunakan media dalam
proses pembelajaran. Latihan menggunakan media adalah solusi agar guru
menguasai secara penuh penggunaan media, (2) apakah
guru mampu membuat sendiri alat-alat media pembelajaran yang
dibutuhkan. Saat sarana prasarana tidak memungkinkan maka kreatifitas
guru akan terlihat. Teknikdalam pembuatan media harus dikuasai oleh guru, (3) apakah
guru mampu melakukan penilaian terhadap media yang akan atau telah dipergunakan,
(4) apakah guru memiliki keterampilan dalam administrasi media pembelajaran. [3]
B.
Tujuan
- Media Visual dapat diterapkan di sekolahan.
- Agar menjadi acuan para guru – guru.
- Mampu lebih dikembangkan.
C. Sasaran/Target
-
Seluruh Guru
– guru Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Apakah itu media
visual ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Media Visual
Secara umum media visual dikelompokkan menjadi media gambar
representasi (gambar dan foto), diagram yang menunjukkan hubungan antar konsep
dan isi materi, 94 Jurnal.
Gambar atau foto adalah media gratis yang paling sering dipergunakan
untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik dalam pendidikan.
Gambar atau foto yang dipergunakan bisa berupa lukisan tangan atau hasil
cetakan. Media ini memiliki berbagai kelebihan dibanding media gratis yang lain.
Keuntungan tersebut yaitu; (1) bersifat konkret. Gambar atau foto dapat dilihat oleh
peserta didik dengan lebih jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang
disampaikan, (2) mengatasi ruang dan waktu. Untuk menunjukkan
gambar stadion atau lapangan bola basket tidak perlu melihat objek yang
sesungguhnya melainkan cukup melihat gambar atau fotonya saja, (3)
meminimalisasi keterbatasan pengamatan mata. untuk menerangkan objek tertentu
yang sulit untuk diamati maka digunakanlah gambar atau foto, (4) dapat
memperjelas suatu masalah. Gambar memungkinkan
suatu masalah dipahami secara sama, (5) .murah dan mudah.
Gambar atau foto dapat dibuat oleh guru sendiri dengan biaya yang
murah dan penggunaannyapun
mudah.[4]
Keuntungan
Mudah dibuat dan digunakan, praktis, sederhana, dan relatit
murah.
Kekurangan
Gambar atau foto ternyata juga memiliki kekurangan
antara lain, hanya menekankan persepsi visual, kurang efektif jika benda/objek
yang ditampilkan bersifat komplek, dan ukurannya terbatas untuk kelompok yang
besar.
Pemilihan Media Visual
Untuk mempermudah penyampaian materi kepada peserta didik perlu
dipilih media yang tepat. Ketepatan dalam pemilihan media visual menyebabkan
proses pembelajaran menjadi lancar dan materi yang disampaikan dipahami
peserta didik.
Guru dapat memantaatkan media visual yang umum dipergunakan seperti
gambar atau foto atau VCD.
Pembuatan MediaVisual
Media visual berupa gambar atau foto yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani dapat dibuat sendiri oleh guru. Menurut Oemar
Hamalik (1994:67-68) sebelum membuat media gambar terlebih dahulu memperhatikan keaslian
gambar, kesederhanaan, bentuk item, dan artistik. Media gambar sebagai
bagian dari media visual sering dipergunakan karena nilai ekonomis dan
kepraktisannya. Guru dapat membuat sendiri media gambar ini atau membeli. Untuk
membeli media gambar yang bagus tentu harganya relatif mahal dibanding membuat sendiri
media gambar tersebut. Media gambar dapat dibuat dengan beragam variasi
pembuatan. Bahan-bahan yang dipergunakan daiam pembuatan media gambar
dapat berupa kertas, papan triplek, gabus, dan kain.
Penggunaan Media Visual
Azhar Arsyad (2005:92-93) memberikan gambaran mengenai beberapa
konsep penggunaan media visual efektif yaitu, bentuk media visual dibuat
yang sesederhana mungkin agar mudah dipahami, penggunaan media visual
untuk menjelaskan informasi yang terdapat teks, berikan pengulangan sajian
visual dan libatkan peserta didik di dalamnya, gunakan gambar untuk membedakan
dua konsep yang berbeda, keterangan gambar harus dicantumkan secara garis
besar, dan penggunaan wama harus realistik.[5]
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan media visual dalam
menopang proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.
Pertimbangan-pertimbangan mulai dari fungsi ekonomis, kepraktisan, dan manfaat yang diperoleh
dari penggunaan media visual dijadikan pertimbangan bagi seorang guru pendidikan
jasmani terutama untuk memudahkan dalam fungsi utamanya sebagi seorang pendidik dan
pengajar.
Pengoptimalan media visual memberikan dampak psikologis bagi guru,
karena ia akan lebih memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan materi atau
pesan kepada peserta didik. Jika dilihat lebih lanjut sebenamya media visual
ini sudah tidak asing lagi bagi para guru. Sebab, sejak di bangku kuliah mereka
sudah diberikan dan keterampilan dasar pemanfaatan media pembelajaran sehingga, dalam situasi
mengajar yang sesungguhnya guru tinggal mengembangkan atau menciptakan
media-media visual baru yang lebih kreatif dan inovatif.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dalam penggunaannya media visual bertujuan untuk mengenalkan,
membentuk, dan memperjelas pemahaman materi yang bersifat abstraks kepada
peserta didik, mengembangkan fungsi afektif, dan merdorong kegiatan peserta
didik lebih lanjut.
Media visual juga dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan
sarana prasarana. Sekolah yang tidak memiliki sarana prasarana yang memadai
dapat memantaatkan media gambar untuk mengenalkan alat-alat yang tidak dimiliki
sekolah tersebut.
Pengoptimalan media visual memberikan dampak psikologis bagi guru,
karena ia akan lebih memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan materi atau
pesan kepada peserta didik.
- Saran
Terima kasih kami ucapakan kepada para
pembaca makalah ini khususnya maha siswa dan maha siswi yang mempelajari
makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mungkin
makalah ini masih banyak di temukan kesalahan dan mungkin masih jauh dari
sempurna. untuk itu kami memohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun.
Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar.
(2005). Media Pembelajaran. "Jakarta: Raja Grafindo Perscada.
Hamalik,
Oemar. (1994). Media Pendidikan. Cetakan ke-7. Bandung: CitraAditya
Bakti.
Sadiman S.,
Arief, dkk. (1996). Media Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana,
Nana., dan Rivai, Ahmad. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Aigesindo.
0 komentar:
Posting Komentar