Selasa, 14 Juni 2016

PEDOMAN FASILITATOR PELATIHAN KADER TARUNA MELATI 1 (PKTM 1) SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016

PEDOMAN FASILITATOR


PELATIHAN KADER TARUNA MELATI 1 (PKTM 1)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2016




DI SUSUN OLEH :

ILYAS ROZAK HANAFI, M.Pd.I
(PEMBINA IPM)
  

 
  



PIMPINAN RANTING
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH


PELATIHAN KADER TARUNA MELATI I

I.                    KERANGKA UMUM
Pelatihan Kader Taruna Melati I adalah  proses awal atau dasar dari pengkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah menuju jenjang yang lebih lanjut. PKTM I menekankan pada dua aspek proses, yaitu pertama, pemahaman dan pengamalan Islam secara riil dan kedua, pengenalan diri. Maksud pemahaman dan pengamalan Islam secara riil adalah belajar, memahi dan mengamalkan Islam dalam kehidupan sehari - hari. Dimulai dari membaca al-Qur’an, ibadah mahdloh, sampai dengan membentuk kelompok pengajian bersama ataupun Gerakan Jama’ah Dakwah Jama’ah (GJDJ). Adapun maksud dari pengenalan diri adalah mempelajari dan mengenali akan pribadi masing - masing melalui pengetahuan tentang hati suci sehingga muncul kesadaran yang tinggi terhadap potensi dan penghargaan terhadap diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.
Pelatihan Kader Taruna Melati I dalam rangka mencapai tujuannya mengandung empat proses penting : Pertamaneed assessment kader di tempat masing-masing, kedua, sosialisasi dan rekruitment, ketiga, proses pelatihan dan keempat, follow up. Masing-masing proses memiliki tahapan dan mekanismenya sendiri - sendiri yang disesuaikan berdasarkan target dan tujuan dari pelatihan dan jenjang pengkaderan IPM.
Pelatihan Kader Taruna Melati I menggunakan model pelatihan yang lebih menekankan pada aspek conscientization atau penyadaran pribadi dan kelompok akan nilai-nilai ke-Islaman. Dengan demikian proses pelatihan ditekankan pada proses humanizing untuk mencapai target dan tujuan.

II.               TUJUAN UMUM PELATIHAN
Tujuan umum Pelatihan Kader  Taruna Melati I adalah proses pembentukan character kader (character building), yaitu, siddiq, tabligh, amanah, fathonah, sebagai upaya penanaman nilai-nilai dasar pergerakan dan perjuangan Ikatan sebagaimana dalam tujuan IPM dan Muhammadiyah.

III.           TUJUAN KHUSUS PELATIHAN
Tujuan khusus Pelatihan Kader Taruna Melati I adalah :
  1.    Terjadinya proses transformasi kesadaran keimanan dan keislaman kader yang manifes dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari kesadaran akan pribadi, kelompok dan masyarakat.
  2.    Terjadinya proses kesadaran akan dasar - dasar ke-IPM-an dan Kemuhammadiyah-an sebagai gerakan Islam dan sosial sebagaimana dalam maksud dan tujuan organisasi.

IV.          KUALIFIKASI MATERI
   1.    Agama
   2.    Ke-Muhammadiyah-an
   3.    Ke-IPM-an
   4.    Psikologi - Aspek Hati Nurani
   5.    Sosial Masyarakat
   6.    Muatan Lokal

V.       KUALIFIKASI PESERTA
Pada dasarnya Pelatihan Kader  Taruna Melati I ini ditujukan bagi semua anggota IPM. Akan tetapi, prosedur pelatihan menuntut maksimal 30 orang. Oleh karena itu, jika pendaftar melebihi dari 30 orang, maka harus diadakan kualifikasi peserta sebelum satu minggu – satu bulan acara pelatihan berlangsung. Kualifikasi peserta ditentukan oleh pengelola pelatihan (Tim Instruktur/fasilitator) setempat dengan mempertimbangkan pada :
1.    Meminimalisir kesenjangan pengetahuan antar peserta.
2.    Paket materi ditentukan berdasarkan hasil kualifikasi rata-rata peserta.
3.    Jika terdapat peserta yang diskualifikasi, maka harus didaftar sebagai anggota dan dikelola dalam forum lain untuk mengikuti pelatihan kader dasar selanjutnya.
4.    Jika peserta kekurangan, maka peserta diskualifikasi diperbolehkan mengikuti forum dan jika memiliki perkembangan yang baik secara langsung bisa menjadi peserta.

VI.    FASILITATOR PELATIHAN
Fasilitator atau Pendampingn pada pelatihan bagi warga belajar PK TM I adalah Tim Fasilitator dan Pendampingan yang telah mengikuti Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan I.

VII. PROSES DAN METODE PELATIHAN
1.    Proses Belajar
Proses belajar dalam pelatihan ini menggunakan azas pendidikan orang dewasa(androgogy) dan mengikuti pendekatan partisipatori. Latihan yang berdasarkan partisipatori andragogi ini menempatkan peserta sebagai orang yang telah memiliki bekal pengetahuan, pengalaman, keterampilan serta bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri dan kesadaran kelompoknya. Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah sumber yang perlu digali dalam proses pelatihan ini.
Pelatih dalam hal ini adalah sebagai fasilitator yang memiliki kemampuan untuk menggali gagasan, mengkodifikasi masalah, dan mensistematisasi masalah peserta berdasarkan metodologi pelatihan dan menciptakan kondisi bagaimana peserta menyelesaikan maslahnya sendiri. Di samping itu fasilitator harus mampu menciptakan suasana belajar di antara sesama peserta dan mampu memotivasi peserta agar berperan aktif dalam / selama proses belajar untuk meningkatkan pengalaman dan penghayatan terhadap suatu materi yang dibahas.
2.    Metode Belajar
Metode belajar yang digunakan dalam pelatihan ini diantaranya:
a.         Pemanasan
Metode ini berfungsi untuk membina suasana forum yang hangat dan gembira untuk menarik perhatian peserta terhadap topik yang dibahas.
b.         Ceramah dan tanya jawab
Suatu cara memberikan informasi kepada peserta yang berfungsi untuk menjelaskan sesuatu. Tanya jawab merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah penjelasan sudah jelas.
c.         Diskusi kelompok
Berfungsi sebagai arena saling bertukar informasi dan memecahkan masalah serta arena cipta dan daya analisa.
d.         Bermain peran (role play)
Berfungsi sebagai penumbuh spontanitas dan ekspresi serta mengembangkan daya analisa dan pengamatan peserta.
e.         Simulasi
Berfungsi sebagai ekspresi spontanitas peserta dan penumbuh daya analisa
f.           Diskusi Pleno
Berfungsi sebagai arena saling pemantapan pengalaman, saling tukar pengalaman dan analisa hasil karya pribadi/kelompok serta terwujudnya kesimpulan bersama
g.         Studi kasus
Berfungsi sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah bersama.


h.         Curah pendapat / sharing
Berfungsi membangkitnya keberanian peserta untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya.
i.           Ice Breaker
Berfungsi untuk memecahkan kejenuhan pada saat paltihan berlangsung.
j.           Praktek Lapangan
Berfungsi untuk menguji dan mengolah kemampuan forum peserta dengan praktek di lapangan.

VIII.   TUGAS FASILITATOR
1.    Master Of Training (MOT)
a.    Memimpin sebuah pengkaderan.
b.    Pembagian tugas pada setiap fasilitator yang lain.
c.    Memiliki peran yang tegas yang mampu membuat peserta menjadi patuh dan mengikuti instruksi.
d.    Melakukan kontrak belajar kepada peserta.
e.    Mengevaluasi kontrak belajar setiap materi selesai.
f.     Menentukan peserta yang kurang baik, baik dan sangat baik.
g.    Membuat dan membacakan berita acara pelatihan.
2.    Fasilitator Kelas
a.    Mengkondisikan pemateri.
b.    Mengkondisikan kelas.
c.    Menjadi pemateri ketika pemateri telat hadir atau tidak hadir.
d.    Membuat suasana kelas menjadi nyaman.
e.    Selalu memantau peserta jika mengalami sakit,dll.
f.     Menemani peserta istirahat agar memberikan kesan pendekatan.
g.    Mengevaluasi peserta dengan memberikan pertanyaan atau soal berkaitan dengan materi.
3.    Fasilitator Ruangan
a.    Memberikan hukuman apabila peserta melakukan tindakan – tindakan yang tidak sesuai dengan kontrak belajar.
b.    Selalu berada diruangan ketika terdapat pemateri atau hal – hal yang berkaitan dengan ruangan.
c.    Membuat ruangan menjadi bersih dan nyaman.
d.    Selalu memiliki karakter yang tegas dan wibawa.



4.    Fasilitator Lapangan
a.    Memantau peserta ketika berada diluar ruangan.
b.    Selalu mengkondisikan peserta pada saat peserta melanggar kontrak belajar.
c.    Mengecek barang – barang peserta pada saat registrasi dan ketika berada diluar ruangan.
d.    Mengkondisikan peserta mengenai MCK, Makan dan Istirahat.
e.    Memimpin olahraga peserta dengan menyenangkan.
f.     Mengadakan bakti sosial.
5.    Imam dan Imammah Training
a.    Membuat jadwal kultum setiap sholat wajib.
b.    Mengecek gerakan sholat peserta.
c.    Memimpin tadarus.
d.    Memimpin menjadi Imam sholat wajib dan Tahajud.
e.    Memberikan hafalan do’a - do’a sehari-hari dan surat-surat pendek.
f.     Memberikan hafalan do’a sholat.
g.    Memberikan evaluasi kepada peserta ketika melakukan kesalahan berkaitan tentang ibadah.

IX.    PENDAMPINGAN DAN TINDAK LANJUT PELATIHAN
Proses terpenting pasca pelatihan adalah proses tindak lanjut dan pendampingan. Oleh karena itu, pada Pelatihan Kader Taruna Melati I diperlukan langkah-langkah pendampngan dan tindak lanjut sebagai berikut :
1.    Pengukuhan Tim Pendampingan
Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah menetapkan surat keputusan bagi pendamping pasca pelatihan berdasarkan usulan dari warga belajar.
2.    Pendayagunaan
Pendamping pasca pelatihan agar mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan sebagai berikut :
a.         Melakukan aktifitas pendampingan dengan berinteraksi baik langsung maupun tidak langsung kepada warga belajar secara kontinyu berdasarkan tujuan dan target PKTM I.
b.         Mendorong warga belajar membentuk jaringan informasi berdasarkan agenda yang telah disepakati (leaflet, buletin, jaringan) berkaitan dengan pengembangan wacana dan aktivitas warga belajar untuk mencapai target PKTM I.


c.         Memfasilitasi dan mendampingi proses kursus-kursus pasca pelatihan seperti, Kursus Al-Islam, Kursus Ke-IPM-an, Kursus Ke-Muhammadiyahan, dll., yang mendukung bagi pancapaian target PKTM I.
3.    Aktivitas Pendampingan
Kegiatan pendampingan dapat dilakukan dengan cara :
a.         Temu warga belajar untuk memberikan perkembangan informasi masing-masing sebagaimana dalam rencana follow up.
b.         Kursus periodik dengan tema sebagaiman yang disepakati oleh kelompok warga belajar dalam rangka mengembangkan  wacana dan menambah kemampuan sebagaimana tujuan dan target PKTM I.
c.         Bakti Lingkungan yaitu mengagendakan kerja bakti : Kerja Bakti, Studi Hadap Masalah, pendidikan populer, dll., kepada masyarakat sebagai wahana seruan dan kesadaran moral kader dasar.

X.       EVALUASI PROSES
Keberhasilan suatu kegiatan pelatihan dapat dinilai dari proses, input dan out put. Untuk Pelatihan Kader Taruna Melati I.  Evaluasi pra pelatihan melalui need assessment dan sosialisasi, waktu pelatihan melalui evaluasi in put (sumatif) yaitu evaluasi yang mengukur tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan instrumen pre dan post kontrak belajar, dan pasca pelatihan melalui uji out put melalui follow up dan dilaporkan melalui yudisium. Adapun parameter  keberhasilannya akan diukur melalui :
1.    Evaluasi Pra Pelatihan
Evaluasi ini diberikan setelah dilakukannya need assessment dan sosialisasi. Evaluasi di sini dimaksudkan untuk mendapatkan atau menilai kebutuhan materi dalam pelaksanaan pelatihan. Adapun evaluasi pra pelatihan antara lain meliputi :
a.         Menilai calon warga belajar bedasarkan analisis kebutuhan kader yang disesuaikan dengan kapasitas kemampuan kader dalam meyerap materi dan kebutuhan calon warga belajar.
b.         Uji rencana materi dan metodologi pelatihan melalui workshop fasilitator dengan Pimpinan setempat yang telah memiliki kualifikasi fasilitator.
2.    Evaluasi Materi Pelatihan
Keberhasilan Materi Pelatihan akan diukur melalui aspek sbb :
a.         Aspek Penilaian Aktifitas dan Pemahaman Waktu Pelatihan.
Fasilitator akan menilai aspek ini , dari segi apakah warga belajar akan dapat memahami materi sesuai dengan kontrak belajar,  lalu dapat mengimplementasikan dalam aktifitas-aktifitas  selama pelatihan (baik dari segi penugasan,games,Bermain peran,sharing,dll). Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh  ilustrasi  (mengukur tingkat pengetahuan) sampai sejauhmana tujuan masing-masing materi pelatihan (modul) dapat tercapai. Bahan evaluasinya mencakup semua materi pelatihan yang diberikan.
b.         Aspek Instrumentasi (alat bantu) evaluasi.
Untuk dapat mengukur kesempurnaan penilaian maka, dibutuhkan instrumen sbb :
·      Pree Test (tes awal) & Post Test (tes akhir).
·      Catatan Harian Peserta.
·      Lembar Evaluasi Materi.
·      Sosiogram
3.    Evaluasi Pasca Pelatihan
Keberhasilan suatu pelatihan dalam definisi proses justru sangat ditentukan oleh pasca pelatihan itu sendiri. Evaluasi pasca pelatihan ini meliputi :
a.         konsistensi antara agenda follow up yang meliputi: 1) Tugas pribadi. 2) Tugas kelompok atau tugas warga belajar pasca pelatihan dengan praktek mereka semua pasca pelatihan.
b.         Inovasi, yaitu seberapa jauh warga belajar mampu memberikan pengembangan aktivitas yang mendukung target pelatihan di luar agenda follow up.

XI.    PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Sebelum penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan pastikan semuanya sudah siap mulai dari peserta, pembicara/fasilitator, tempat, bahan-bahan dan sarana penunjang pelatihan seperti plano, spidol, alat peraga dll., sampai dengan konsumsi.
Pada saat pelatihan berlangsung, penyelenggara memantau jalannya pelatihan, menyiapkan daftar hadir dan menyiapkan konsumsi pada saat istirahat. Selama pelaksanaan pelatihan sebaiknya dibuat foto dokumentasi untuk kejadian-kejadian yang mempunyai nilai dokumentasi yang baik, misalnya pada saat simulasi, diskusi acara pembukaan dan penutupan pelatihan.

XII.      PELAPORAN
Panitia penyelenggara harus membuat laporan yang mencakup kegiatan-kegiatan persiapan, pelaksanaan/proses sampai dengan pelatihan itu selesai dilaksanakan, paling lambat 2 minggu setelah selesai pelatihan
Laporan teresebut disampaikan kepada Pimpinan IPM dan Muhammadiyah setingkat, kepada pemberi dana/sponsor dengan ditembuskan kepada Pimpinan di atasnya.

XIII.   PENUTUP
Buku ini berisi tentang Pelatihan Kader  Taruna Melati I yang dilengkapi dengan modul ini merupakan pegangan bagi fasilitator dan pendamping tingkat I. Pada pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah tersebut berdasarkan analisis kebutuhan kader setempat.
Buku pertama ini wajib digunakan melalui metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu harus digunakan secara disiplin dan konsisten. Sifatnya yang lentur menuntut masing-masing level pimpinan dan fasilitator kreatif mengelola pelatihan dengan tetap berpegang pada target dan tujuan masing-masing level pelatihan kader.



0 komentar: