PEDOMAN FASILITATOR
PELATIHAN KADER TARUNA MELATI 1
(PKTM 1)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2016
DI SUSUN OLEH :
ILYAS ROZAK HANAFI, M.Pd.I
(PEMBINA IPM)
PIMPINAN RANTING
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH
PELATIHAN KADER TARUNA MELATI I
I.
KERANGKA UMUM
Pelatihan Kader Taruna Melati I
adalah proses awal atau dasar dari pengkaderan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
menuju jenjang yang lebih lanjut. PKTM I menekankan pada dua aspek proses,
yaitu pertama, pemahaman dan pengamalan Islam secara riil dan kedua,
pengenalan diri. Maksud pemahaman dan pengamalan Islam secara riil adalah belajar, memahi dan mengamalkan Islam dalam
kehidupan sehari - hari. Dimulai dari membaca al-Qur’an, ibadah mahdloh,
sampai dengan membentuk kelompok pengajian bersama ataupun Gerakan Jama’ah
Dakwah Jama’ah (GJDJ). Adapun maksud dari pengenalan diri adalah
mempelajari dan mengenali akan pribadi masing - masing melalui pengetahuan tentang hati suci sehingga
muncul kesadaran yang tinggi terhadap potensi dan penghargaan terhadap diri
sendiri, orang lain, dan masyarakat.
Pelatihan Kader Taruna Melati I dalam rangka mencapai
tujuannya mengandung empat proses penting : Pertama, need assessment kader di tempat
masing-masing, kedua, sosialisasi dan rekruitment, ketiga, proses pelatihan dan keempat, follow up. Masing-masing
proses memiliki tahapan dan mekanismenya sendiri - sendiri yang disesuaikan berdasarkan
target dan tujuan dari pelatihan dan jenjang pengkaderan IPM.
Pelatihan Kader Taruna Melati I menggunakan model
pelatihan yang lebih menekankan pada aspek conscientization atau penyadaran
pribadi dan kelompok akan nilai-nilai ke-Islaman. Dengan demikian proses
pelatihan ditekankan pada proses humanizing untuk mencapai
target dan tujuan.
II.
TUJUAN UMUM PELATIHAN
Tujuan umum Pelatihan Kader Taruna Melati I
adalah proses pembentukan character kader (character building),
yaitu, siddiq, tabligh, amanah, fathonah, sebagai upaya penanaman
nilai-nilai dasar pergerakan dan perjuangan Ikatan sebagaimana dalam tujuan IPM
dan Muhammadiyah.
III.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN
Tujuan
khusus Pelatihan Kader Taruna Melati I adalah :
1.
Terjadinya
proses transformasi kesadaran keimanan dan keislaman kader yang manifes dalam
kehidupan sehari-hari, dimulai dari kesadaran akan pribadi, kelompok dan
masyarakat.
2.
Terjadinya
proses kesadaran akan dasar - dasar ke-IPM-an dan Kemuhammadiyah-an sebagai
gerakan Islam dan sosial sebagaimana dalam maksud dan tujuan organisasi.
IV.
KUALIFIKASI MATERI
1.
Agama
2.
Ke-Muhammadiyah-an
3.
Ke-IPM-an
4.
Psikologi -
Aspek Hati Nurani
5.
Sosial
Masyarakat
6.
Muatan Lokal
V.
KUALIFIKASI
PESERTA
Pada dasarnya Pelatihan Kader Taruna Melati
I ini ditujukan bagi semua anggota IPM. Akan tetapi, prosedur pelatihan
menuntut maksimal 30 orang. Oleh karena itu, jika pendaftar melebihi dari 30
orang, maka harus diadakan kualifikasi peserta sebelum satu minggu – satu bulan
acara pelatihan berlangsung. Kualifikasi peserta ditentukan oleh pengelola
pelatihan (Tim Instruktur/fasilitator) setempat dengan mempertimbangkan pada :
1.
Meminimalisir
kesenjangan pengetahuan antar peserta.
2.
Paket materi
ditentukan berdasarkan hasil kualifikasi rata-rata peserta.
3.
Jika
terdapat peserta yang diskualifikasi, maka harus didaftar sebagai anggota dan
dikelola dalam forum lain untuk mengikuti pelatihan kader dasar selanjutnya.
4.
Jika peserta
kekurangan, maka peserta diskualifikasi diperbolehkan mengikuti forum dan jika
memiliki perkembangan yang baik secara langsung bisa menjadi peserta.
VI.
FASILITATOR
PELATIHAN
Fasilitator atau Pendampingn pada pelatihan bagi warga
belajar PK TM I adalah Tim Fasilitator dan Pendampingan yang telah mengikuti
Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan I.
VII. PROSES DAN METODE PELATIHAN
1.
Proses Belajar
Proses belajar dalam pelatihan ini menggunakan azas pendidikan orang dewasa(androgogy)
dan mengikuti pendekatan partisipatori.
Latihan yang berdasarkan partisipatori andragogi ini menempatkan peserta
sebagai orang yang telah memiliki bekal pengetahuan, pengalaman, keterampilan
serta bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri dan kesadaran kelompoknya.
Pengalaman dan potensi yang ada pada peserta adalah sumber yang perlu digali
dalam proses pelatihan ini.
Pelatih dalam hal ini adalah sebagai fasilitator yang
memiliki kemampuan untuk menggali gagasan, mengkodifikasi masalah, dan
mensistematisasi masalah peserta berdasarkan metodologi pelatihan dan
menciptakan kondisi bagaimana peserta menyelesaikan maslahnya sendiri. Di
samping itu fasilitator harus mampu menciptakan suasana belajar di antara
sesama peserta dan mampu memotivasi peserta agar berperan aktif dalam / selama
proses belajar untuk meningkatkan pengalaman dan penghayatan terhadap suatu
materi yang dibahas.
2.
Metode Belajar
Metode belajar yang digunakan dalam pelatihan ini diantaranya:
a.
Pemanasan
Metode ini
berfungsi untuk membina suasana forum yang hangat dan gembira untuk menarik
perhatian peserta terhadap topik yang dibahas.
b.
Ceramah dan tanya jawab
Suatu cara
memberikan informasi kepada peserta yang berfungsi untuk menjelaskan sesuatu.
Tanya jawab merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah penjelasan sudah
jelas.
c.
Diskusi kelompok
Berfungsi
sebagai arena saling bertukar informasi dan memecahkan masalah serta arena
cipta dan daya analisa.
d.
Bermain peran (role play)
Berfungsi
sebagai penumbuh spontanitas dan ekspresi serta mengembangkan daya analisa dan
pengamatan peserta.
e.
Simulasi
Berfungsi
sebagai ekspresi spontanitas peserta dan penumbuh daya analisa
f.
Diskusi Pleno
Berfungsi
sebagai arena saling pemantapan pengalaman, saling tukar pengalaman dan analisa
hasil karya pribadi/kelompok serta terwujudnya kesimpulan bersama
g.
Studi kasus
Berfungsi
sebagai arena saling tukar informasi dan memecahkan masalah bersama.
h.
Curah pendapat / sharing
Berfungsi
membangkitnya keberanian peserta untuk mengungkapkan pendapat dan perasaannya.
i.
Ice Breaker
Berfungsi
untuk memecahkan kejenuhan pada saat paltihan berlangsung.
j.
Praktek Lapangan
Berfungsi
untuk menguji dan mengolah kemampuan forum peserta dengan praktek di lapangan.
VIII. TUGAS
FASILITATOR
1.
Master Of
Training (MOT)
a.
Memimpin
sebuah pengkaderan.
b.
Pembagian
tugas pada setiap fasilitator yang lain.
c.
Memiliki
peran yang tegas yang mampu membuat peserta menjadi patuh dan mengikuti
instruksi.
d.
Melakukan
kontrak belajar kepada peserta.
e.
Mengevaluasi
kontrak belajar setiap materi selesai.
f.
Menentukan
peserta yang kurang baik, baik dan sangat baik.
g.
Membuat dan
membacakan berita acara pelatihan.
2.
Fasilitator
Kelas
a.
Mengkondisikan
pemateri.
b.
Mengkondisikan
kelas.
c.
Menjadi
pemateri ketika pemateri telat hadir atau tidak hadir.
d.
Membuat
suasana kelas menjadi nyaman.
e.
Selalu
memantau peserta jika mengalami sakit,dll.
f.
Menemani
peserta istirahat agar memberikan kesan pendekatan.
g.
Mengevaluasi
peserta dengan memberikan pertanyaan atau soal berkaitan dengan materi.
3.
Fasilitator
Ruangan
a.
Memberikan
hukuman apabila peserta melakukan tindakan – tindakan yang tidak sesuai dengan
kontrak belajar.
b.
Selalu
berada diruangan ketika terdapat pemateri atau hal – hal yang berkaitan dengan
ruangan.
c.
Membuat
ruangan menjadi bersih dan nyaman.
d.
Selalu
memiliki karakter yang tegas dan wibawa.
4.
Fasilitator
Lapangan
a.
Memantau
peserta ketika berada diluar ruangan.
b.
Selalu
mengkondisikan peserta pada saat peserta melanggar kontrak belajar.
c.
Mengecek
barang – barang peserta pada saat registrasi dan ketika berada diluar ruangan.
d.
Mengkondisikan
peserta mengenai MCK, Makan dan Istirahat.
e.
Memimpin
olahraga peserta dengan menyenangkan.
f.
Mengadakan
bakti sosial.
5.
Imam dan
Imammah Training
a.
Membuat
jadwal kultum setiap sholat wajib.
b.
Mengecek
gerakan sholat peserta.
c.
Memimpin
tadarus.
d.
Memimpin
menjadi Imam sholat wajib dan Tahajud.
e.
Memberikan
hafalan do’a - do’a sehari-hari dan surat-surat pendek.
f.
Memberikan
hafalan do’a sholat.
g.
Memberikan
evaluasi kepada peserta ketika melakukan kesalahan berkaitan tentang ibadah.
IX. PENDAMPINGAN DAN TINDAK LANJUT PELATIHAN
Proses terpenting pasca pelatihan adalah proses tindak
lanjut dan pendampingan. Oleh karena itu, pada Pelatihan Kader Taruna Melati I
diperlukan langkah-langkah pendampngan dan tindak lanjut sebagai berikut :
1. Pengukuhan Tim Pendampingan
Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah
menetapkan surat keputusan bagi pendamping pasca pelatihan berdasarkan usulan
dari warga belajar.
2. Pendayagunaan
Pendamping pasca pelatihan agar
mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan sebagai berikut :
a.
Melakukan
aktifitas pendampingan dengan berinteraksi baik langsung maupun tidak langsung
kepada warga belajar secara kontinyu berdasarkan tujuan dan target PKTM I.
b.
Mendorong warga
belajar membentuk jaringan informasi berdasarkan agenda yang telah disepakati
(leaflet, buletin, jaringan) berkaitan dengan pengembangan wacana dan aktivitas
warga belajar untuk mencapai target PKTM I.
c.
Memfasilitasi
dan mendampingi proses kursus-kursus pasca pelatihan seperti, Kursus Al-Islam,
Kursus Ke-IPM-an, Kursus Ke-Muhammadiyahan, dll., yang mendukung bagi
pancapaian target PKTM I.
3. Aktivitas Pendampingan
Kegiatan pendampingan dapat
dilakukan dengan cara :
a.
Temu warga
belajar untuk memberikan perkembangan informasi masing-masing sebagaimana dalam
rencana follow up.
b.
Kursus
periodik dengan tema sebagaiman yang disepakati oleh kelompok warga belajar
dalam rangka mengembangkan wacana dan menambah kemampuan sebagaimana
tujuan dan target PKTM I.
c.
Bakti
Lingkungan yaitu mengagendakan kerja bakti : Kerja Bakti, Studi Hadap Masalah,
pendidikan populer, dll., kepada masyarakat sebagai wahana seruan dan kesadaran
moral kader dasar.
X. EVALUASI PROSES
Keberhasilan suatu kegiatan pelatihan dapat dinilai
dari proses, input dan out put. Untuk Pelatihan Kader Taruna
Melati I. Evaluasi pra pelatihan melalui need assessment dan
sosialisasi, waktu pelatihan melalui evaluasi in put (sumatif) yaitu evaluasi
yang mengukur tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disajikan dengan
menggunakan instrumen pre dan post kontrak belajar, dan pasca pelatihan melalui
uji out put melalui follow up dan dilaporkan melalui yudisium. Adapun
parameter keberhasilannya akan diukur melalui :
1. Evaluasi Pra Pelatihan
Evaluasi ini diberikan setelah
dilakukannya need assessment dan sosialisasi. Evaluasi di sini
dimaksudkan untuk mendapatkan atau menilai kebutuhan materi dalam pelaksanaan
pelatihan. Adapun evaluasi pra pelatihan antara lain meliputi :
a.
Menilai
calon warga belajar bedasarkan analisis kebutuhan kader yang disesuaikan dengan
kapasitas kemampuan kader dalam meyerap materi dan kebutuhan calon warga
belajar.
b.
Uji rencana
materi dan metodologi pelatihan melalui workshop fasilitator dengan Pimpinan
setempat yang telah memiliki kualifikasi fasilitator.
2. Evaluasi Materi Pelatihan
Keberhasilan Materi Pelatihan akan
diukur melalui aspek sbb :
a.
Aspek Penilaian Aktifitas dan Pemahaman Waktu Pelatihan.
Fasilitator akan menilai aspek ini , dari segi apakah warga belajar akan
dapat memahami materi sesuai dengan kontrak belajar, lalu dapat
mengimplementasikan dalam aktifitas-aktifitas selama pelatihan (baik
dari segi penugasan,games,Bermain peran,sharing,dll). Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh ilustrasi (mengukur tingkat pengetahuan)
sampai sejauhmana tujuan masing-masing materi pelatihan (modul) dapat tercapai.
Bahan evaluasinya mencakup semua materi pelatihan yang diberikan.
b.
Aspek Instrumentasi (alat bantu) evaluasi.
Untuk dapat mengukur kesempurnaan penilaian maka, dibutuhkan instrumen sbb :
·
Pree Test
(tes awal) & Post Test (tes akhir).
·
Catatan
Harian Peserta.
·
Lembar
Evaluasi Materi.
·
Sosiogram
3. Evaluasi Pasca Pelatihan
Keberhasilan suatu pelatihan dalam
definisi proses justru sangat ditentukan oleh pasca pelatihan itu sendiri.
Evaluasi pasca pelatihan ini meliputi :
a.
konsistensi
antara agenda follow up yang meliputi: 1) Tugas pribadi. 2) Tugas kelompok atau
tugas warga belajar pasca pelatihan dengan praktek mereka semua pasca
pelatihan.
b.
Inovasi,
yaitu seberapa jauh warga belajar mampu memberikan pengembangan aktivitas yang
mendukung target pelatihan di luar agenda follow up.
XI. PENYELENGGARAAN PELATIHAN
Sebelum penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan
pastikan semuanya sudah siap mulai dari peserta, pembicara/fasilitator, tempat,
bahan-bahan dan sarana penunjang pelatihan seperti plano, spidol, alat peraga
dll., sampai dengan konsumsi.
Pada saat pelatihan berlangsung, penyelenggara
memantau jalannya pelatihan, menyiapkan daftar hadir dan menyiapkan konsumsi
pada saat istirahat. Selama pelaksanaan pelatihan sebaiknya dibuat foto
dokumentasi untuk kejadian-kejadian yang mempunyai nilai dokumentasi yang baik,
misalnya pada saat simulasi, diskusi acara pembukaan dan penutupan pelatihan.
XII. PELAPORAN
Panitia penyelenggara harus membuat laporan yang mencakup
kegiatan-kegiatan persiapan, pelaksanaan/proses sampai dengan pelatihan itu
selesai dilaksanakan, paling lambat 2 minggu setelah selesai pelatihan
Laporan teresebut disampaikan kepada Pimpinan IPM dan
Muhammadiyah setingkat, kepada pemberi dana/sponsor dengan ditembuskan kepada
Pimpinan di atasnya.
XIII. PENUTUP
Buku ini berisi
tentang Pelatihan Kader Taruna Melati I yang dilengkapi dengan modul
ini merupakan pegangan bagi fasilitator dan pendamping tingkat I. Pada
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah tersebut
berdasarkan analisis kebutuhan kader setempat.
Buku pertama
ini wajib digunakan melalui metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh
karena itu harus digunakan secara disiplin dan konsisten. Sifatnya yang lentur
menuntut masing-masing level pimpinan dan fasilitator kreatif mengelola
pelatihan dengan tetap berpegang pada target dan tujuan masing-masing level
pelatihan kader.
0 komentar:
Posting Komentar