Selasa, 28 Juni 2016

NAPZA /NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya.
Apa yang dimaksud dengan NAPZA ?
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif lainnya) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologis sesorang (pikiran, perasaan dan perilakunya) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologik.
Apa yang dimaksud dengan Narkotika ?
Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22, tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.Yang dimaksud dengan narkotika meliputi :
1. Golongan Opiat : heroin, morfin, madat dan lain-lain.
2. Golongan Kanabis : ganja, hashish.
3. Golongan Koka : kokain, crack.
Apa yang dimaksud dengan Psikotropika ?
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis.
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.

Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Golongan psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
Psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
1.Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat.
2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.

Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan peredaran narkotika dan psikotropika, tahun 1988 tersebut maka psikotropika dapat digolongkan sebagai berikut :
(didahului dengan nama International dan nama kimia diletakkan dalam tanda kurung)
Psikotropika golongan I
* Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine).
* Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone).
* DET (3-[2-(diethylamino)ethyl]indole).
* DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine ).
* DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-olo ).
* DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole).
* DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine).
* Eticyclidine – PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine ).
* Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole ).
* Lysergide – LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-8beta-carboxamide).
* MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-dioxy)phenethylamine).
* Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine).
* Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one ).
* 4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline ).
* MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-(methylenedioxy)phenethylamine).
* N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine).
* N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine).
* Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-dibenzo[b,d]pyran-1-ol).
* PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine).
* Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol).
* Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen phosphate).
* Rolicyclidine – PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine ).
* STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine).
* Tenamfetamine – MDA (alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine).
* Tenocyclidine – TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine).
* Tetrahydrocannabinol.
* TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)
Psikotropika golongan II
* Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine).
* Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine).
* Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino] ethyl]theophylline).
* Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine).
* Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine).
* Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)- quinazolinone).
* Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine).
* Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine).
* Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone).
* Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate).
* Phencyclidine – PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine).
* Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine).
* Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid).
* Dronabinol atau delta-9-tetrahydro-cannabinol ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-3-pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol).
* Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-methoxyphenethyl)-1-piperazineethanol).
Psikotropika golongan III
* Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid).
* Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-trimethylpropyl]-6,14- endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine).
* Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid).
* Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl alcohol).
 Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid).
* Flunitrazepam (5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide).
* Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-methyl-2-butenyl)-2,6-methano-3-benzazocin-8-ol)
* Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
Psikotropika golongan IV
* Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid).
* Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine).
* Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone).
* Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline).
* Barbital (5,5-diethylbarbituric acid).
* Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine).
* Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid).
* Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-thieno[3,2-f]-s-triazolo[4,3-a][1,4]diazepine).
* Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4 benzodiazepin-2-one dimethylcarbamate (ester)).
* Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepine-4-oxide).
* Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-benzodiazepine-2,4(3H,5H)-dione).
* Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-benzodiazepine-3-carboxylic acid).
* Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-2H-thieno [2,3-e] -1,4-diazepin-2-one).
* Cloxazolam (10-chloro-11o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydro-oxazolo- [3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one).
* Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine).
* Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol).
* Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate).
* Ethyl loflazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-2,3-dihydro-2-oxo-1H-1,4-benzodiazepine-3-carboxylate).
* Etil Amfetamine / N-ethylampetamine (N-ethyl-alpha-methylphenethylamine).
* Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine).
* Fenproporex ((±)-3-[(alpha-methylphenylethyl)amino]propionitrile).
* Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-trifluoroethyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one).
* Haloxazolam (10-bromo-11o-fluorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydrooxazolo [3,2-d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one).
* Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-phenyl-4H-[1,3]oxazino[3,2-d][1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione).
* Lefetamine – SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine).
Zat psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992) adalah :
1. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil alkohol).
2. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu.
3. Kanabinoida : Ganja, hashish.
4. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur.
5. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack.
6. Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu.
7. Halusinogenika : LSD, mushroom, mescalin.
8. Tembakau (mengandung nikotin).
9. Pelarut yang mudah menguap seperti aseton dan lem.
10. Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya kombinasi heroin dan shabu-shabu, alkohol dan obat tidur.
Apa yang dimaksud dengan zat adiktif lainnya ?
Yang termasuk zat adiktif lainnya adalah inhalansia, misalnya: lem/perekat, acetone, ether dan
Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
Zat adiktif lain termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem, nikotin, kafein).
Apa yang dimaksud dengan penyalahgunaan NAPZA ?
• Pemakaian NAPZA yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter.
• Digunakan secara berkali-kali, kadang-kadang atau terus menerus.
• Seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan, baik secara fisik/jasmani, maupun mental-emosional, dan fungsi sosial.
Apa yang dimaksud dengan ketergantungan NAPZA ?
Ketergantungan NAPZA adalah suatu keadaan kebutuhan fisik atau jiwa terhadap NAPZA yang terjadi sebagai akibat pemakaian NAPZA secara terus menerus atau berlebihan. Ketergantungan psikologis dapat diiluiskan sebagai suatu keinginan atu dorongan yang tidak tertahankan untuk memakai zat. Hal ini disebut juga ketagihan atau sugesti
Seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan, baik secara fisik/jasmani, maupun mental-emosional, dan fungsi sosial.
Bagaimana tahapan penggunaan NAPZA pada remaja ?
Sebelum remaja menjadi ketergantungan pada NAPZA akan melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
* a. Penggunaan coba-coba atau eaksperimental
Remaja memulai keterlihatannya dalam penyalahgunaan NAPZA dengan mencoba-coba atau iseng-iseng, didorong oleh rasa ingin tahu atau karena sebab lain (pengaruh teman dan sebagainya). Dalam tahap ini ia dinamakan pemakai eksperimental atau pemakai coba-coba. Tidak jarang mereka yang memakai NAPZA (misalnya mengisap ganja, memakai heroin atau putauw, minum alkohol) satu atau beberapa kali, kemudian mereka berhenti atau tidak memakai lagi. Sebagian besar tidak melanjutkan pemakaiannya setelah pemakaian yang pertama kali itu.
* b. Penggunaan sosial atau rekreasi
Sebagian dari pemakai eksperimental ini meneruskan pemakaian NAPZA dengan tujuan bersenang-senang, misalnya pada saat rekreasi, pesta, atau sedang santai. Dalam tahap ini pemakai telah mulai merasakan dapat memperoleh manfaat dari pemakaian NAPZA tersebut. Walaupun demikian, sebagian dari pemakai taha sosial ini tidak melanjutkan pemakaiannya menjadi kebiasaan yang menetap, dan sebagian lagi meningkat pada tahapan selanjutnya.


* c. Penggunaan situasional
Yaitu pemakaian pada saat megalami keadaan tertentu, misalnya dalam keadaan stres, kecewa, sedih dan lain-lain, dengan maksud untuk menghilangkan perasaan atau melarikan diri dari situasi tersebut.
* d. Penyalahgunaan
Sebagian orang meningkatkan pemkaiannya secara teratur di luar batas yang wajar atau yang bisa diterima dalam masyarakat. Hal ini dinamakan penyalahgunaan NAPZA. Dalam tahap ini telah terjadi gangguan fungsi sosial atau pekerjaan pada pemakainya.
* e. Ketergantungan
Apabila pemakaian NAPZA sudah sedemikain lanjut sehingga jika pemakaian itu dihentikan atau dikurangi akan timbul gejala putus zat (berbeda menurut jenis zat yang dipakai), maka tahap pemakaiannya disebut tahap ketergantungan. Dalam tahap ini penderita tidak dapat melepaskan diri dari NAPZA dan terpaksa harus memakai NAPZA karena ia tidak dapat menanggulangi gejala putus zat. Akibatnya ia akan memakai NAPZA untuk jangka waktu panjang, walaupun ia sudah merasa dampak negatif dari pemakaian zat tersebut.
Apa yang menyebabkan remaja menggunakan NAPZA ?
Alasan/latar belakang penggunaan NAPZA berbeda-beda namun biasanya merupakan interaksi dari berbagai faktor, antara lain individu lingkungan dan NAPZA itu sendiri. Dari
Apa ciri-ciri anak yang mempunyai resiko tinggi dalam penyalahgunaan NAPZA ?
* Sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan.
* Sering sakit.
* Mudah kecewa.
* Mudah murung.
* Sudah merokok sejak Sekolah Dasar.
* Agresif dan destruktif.
* Sering berbohong, mencuri atau melawan tata tertib.
* Mempunyai I taraf perbatasan (I 70-90)
Apa ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko tinggi alam penyalahgunaan NAPZA ?
* Mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri dan mempunyai citra diri negatif.
* Mempunyai sifat sangat tidak sabar dan keinginan harus segera terpenuhi.
* Diliputi rasa sedih (Depresi) atau cemas (Ansitetas).
* Cenderung melakukan sesuatu yang mengandung risiko tinggi/bahaya.
* Cenderung memberontak dan menantang.
* Tidak mau mengikuti peraturan/tata nilai yang berlaku.
* Kurang taat beragama.
* Berteman dengan penyalahgunaan NAPZA.
* Cenderung menyerempet bahaya untuk menimbulkan rasa hebat.
* Motivasi belajar rendah.
* Tidak suka kegiatan ekstrakurikuler.
* Mempunyai hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan psikoseksual (pemalu, sulit bergaul).

Apa ciri-ciri keluarga yang mempunyai resiko tinggi dalam penyalahgunaan NAPZA ?
* Kurang komunikatif dengan anak.
* Terlalu mengatur anak.
* Terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar berprestasi di luar kemampuannya.
* Kurang memberikan perhatian pada anak karena terlalu sibuk.
* Kurang harmonis, sering bertengkar, mempunyai masalah rumah tangga.
* Tidak memilki standar norma baik-buruk arau benar-salah yang jelas.
* Salah satu orang-tua menjadi penyalahgunaan NAPZA.
* Disiplin yang tidak konsisten, adanya perbedaan nilai antara ayah dan ibu.
Lingkungan bagaimana yang rawan terhadap penyalahgunaan NAPZA ?
Lingkungan yang rawan terhadap penyalahgunaaan NAPZA antara lain :
 Adanya kelompok sebaya yang menyalahgunakan NAPZA
• Sikap masyarakat terhadap NAPZA yang berkaitan dengan kultur lingkungan. Misalnya bila sikap masyarakat menerima alkohol, maka banyak angota masyarakat akan menggunakan alkohol dan sebaliknya.
• Tokoh remaja atau pemuda mengguakan NAPZA.
• Penegakan hukum yang kurang konsisten.
Ciri-ciri pengguna Narkotika dan Napza
Ciri-ciri pengguna narkotika dan napza adalah sebagai berikut:
1. Fisik.
• Berat badan turun drastis.
• Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.
• Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.
• Buang air besar dan kecil kurang lancar.
• Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
2. Emosi.
• Sangat sensitif dan cepat bosan.
• Bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang.
• Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya.
• Nafsu makan tidak menentu.
3. Perilaku.
• Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.
• Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.
• Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam.
• Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga miliknya, banyak yang hilang.
• Selalu kehabisan uang.
• Waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya.
• Takut air, jika terkena akan terasa sakit, karena itu mereka jadi malas mandi.
• Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala “putus zat”.
• Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat.
• Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan.
• Bicara cedal atau pelo.
• Jalan sempoyongan.
• Mengalami jantung berdebar-debar.
• Sering menguap.
• Mengeluarkan air mata berlebihan.
• Mengeluarkan keringat berlebihan.
• Sering mengalami mimpi buruk.
• Mengalami nyeri kepala.
• Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.
Pengobatan Narkoba
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.
Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti. Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.
Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.

0 komentar: