Minggu, 26 Juni 2016

KESINAMBUNGAN PROSES PENDIDIKAN


A. PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Pembentukan idenitas anak menurut islam dimulai jauh sebelum anak itu diciptakan. Islam memberikan berbagai syarat dan ketentuan pembentukan keluarga, sebagai wadah yang akan mendidik anak sampai umur tertentu yang disebut alik ( berakal)
  
B.  PEMBENTUKAN KEPRBADIAN

Pembentukan anak pada dasarnya adalah tanggung jawab orang tua. Hanya keterbatasan orang tua, maka perlu bantuan dari orang lain yang mampu membantu orang tua dalam mendidik anak-anaknya, terutama dalam pengajaran ilmu dan ketrampilan yang selalu berkembang  dan dituntut pengebangannya bagi kepentingan manusia.

Orang tua mendidik anakya terdapat pada surat luqman ayat 12 yang artinya adalah; (Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kebijaksanaan kepada lukman yaitu: bersyukur kepada allah. Dan barang siapa bersyukur kepada allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang tiadak  bersyukur kepada allah maka sesungguhnya allah maha kaya lagi maha terpuji). (Q.S. Luqman ; 12)

Proses pertumbhan dan perkembangan anak menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, dan berahklakul karimah, dengan berpangkl dari ayat tersebut diatas.
                                                                                             
1.  Pembinaan Iman dan Tauhit.
Dalam ayat 13, Allah  berfirman
Bahwa orang tua menasehati anaknya agar tidak menyekutukan allah. Allah berfirman dalam al-quran ayat 13 yang artinya: “ Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya ketika memberi pelajaran kepada  anaknya: “ Wahai anakku janganlah engkau menyekutukan allah, karena syirik itu adalah kedholiman yang paling besar”

 2.  Pembinaan ahklak.
Ahklak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku. Diantaran contoh ahklak yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya adalah:
1.      Ahklak anak kepada kedua ibuk bapaknya.
2.      Ahklak anak terhadap orang lain.
3.      Ahklak anak  dalam penampilan diri.

3.   Pembinaan Ibadah dan Agama Pada Umumnya.
Pembinaan ketaatan beribadah kepada anak, juga pada keluarga. Anak yang  masih kecil, kegiatan ibadah yang leih menarik baginya adalah yan mengandung gerak, sedang pengertian tentang ajaran agama belum dapat dipahaminya.

Karena itu ajaran agama yang absrak tidak menarik perhatiannya. Anak-anak suka melakukan shalat, meniru orang tuanya, kendatipun ia tidak mengerti apa yang dilakukannya itu. Pengalaman shalat yan menarik diantaranya shalat berjamaah, lebih-lebih lagi  ikut shalat dalam shaf  bersama orang dewasa. Semua pengalaman tersebut adalah pengalaman positif didalam pembentukan kepribadiannya yang sedang tumbuh dan berkembang itu.

Kita perhatikan surat Luqman ayat 17 yang artinya : “ hai anakku, dirikanlah shalat dan suruh (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yag menimpa kamu. Sesungguhnya yang dmikian itu hal-hal yang diwajibkan  (oleh Allah)”

4.   Pembinaan Kepribadian dan Sosial Anak.
Pembentukan kepribadian yang terjadi pada masa yang panjang mulai sejak dalam kandungan sampai umur Laki-laki 21 tahun. Pembntukan kepribadian berkaitan erat dengan pembinaan iman dan ahklak.

Kepribadian anak terbentuk melalui semua pegalaman dan nilai-nilai yang diserapnya dalam pembentukan dan perkembamngannya, trutama pada umur pertamanya. Apabila nilai-nilai agama yang masuk pada dirinaya  maka akan mudah diarahkan dan dikendalikan. Disinilah letak pentingnya pengalaman dan pendidikan agma pada masa pertumbuhan dan perkembangan.

 C.    PENDIDIKAN AGAMA DALAM  KELUARGA

Penyampaian agama pada anak dimulai sejak pertemuan ibu bapaknya yang  membuahkan janin dan kandungan, yang dimulai dengan do’a kepada Allah. Berharap agar anaknya lahir kelak menjadi anak yang sholeh.


Agama bukan ibadah saja, tetapi mengatur selruh segi kehidupan. Semua penampilan ibu bapak dalam kehidupan sehari-hari yang disaksikan dan  dialami anak berfaskan agama, disamping  latihan dan pembiasaan tentang agama, perlu dilaksanakan sejak  si anak kecil sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan jiwanya. Apabila anak tidak  dibiasakan dan dilaih  keagamaan maka setelah dewasa ia akan  acuh terhadap agama atau antia agama. 

0 komentar: