Jamaah jumah rahimakumullah
Betapa banyak Alloh SWT.
Telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita, baik berupa, kesehatan,
kesempatan, kesadaran, kemauan harta, makanan, bahkan nikmat iman dan islam.
Kita bereharap agar dengan semua nikmat
itu, kita bisa membalas dengan melakukan ibadah atau mengabdi kepada Alloh,
baik melalui ibadah-ibadah wajib maupun sunah. Semoga ibadah-ibadah kita
diterima disisi Alloh SWT. Amin ya Rabbal ‘alamin
Hadirin sidang jumah
rahimakumullah
Siapapun tidak akan pernah
mampu menghitung nikmat Alloh yang diberikan kepada manusia. Namun, banyak
diantara manusia bahkan mungkin diri kita sendiri termasuk orang-orang yang
enggan mempercayai nikmat Alloh tersebut. Dalam QS. Ar-rahman, berkali-kali
Alloh memberi tantangan kepada orang-orang yang tidak mempercayai nikmat dan
karunia yang diberikanNya kepada umat manusia, dengan kalimat :
فَبِأَيِّ
ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ١٣
Artinya: “Maka, nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS.Ar-Rahman [55]:13)
Alloh yang maha pemurah,
memang karunia menjadikan bumi dan langit serta isinya, sebagai nikmat dan
untuk manusia. Semuanya boleh dimanfaatkan dan dinikmati oleh manusia. Semua
makanan dan minuman boleh dinikmati oleh
manusia, kecuali hanya beberapa saja yang diharamkan. Begitu pemurahnya Alloh,
sehingga jumlah makanan dan minuman yang dihalalkan jauh lebih banyak dibanding
yang diharamkan.
هُوَ
ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ
فَسَوَّىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ ٢٩
Artinya: “Dia-lah, yang
menjadikan segalal yang ada di bumi untuk kamu dan dia Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikanNya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu".
(QS. Al-Baqarah [2]:29)
Dari ayat diatas, kita
memahami bahwa Alloh memberikan keleluasan kepada manusia untuk menikmati
seluruh isi bumi dan langit, tentu sejauh masih dalam rambu-ra,bu ketentuan
yang di buat-Nya.
Memang Alloh menciptakan manusia untuk menyembah
kepadaNya, namun manusia tidak boleh melalaikan kebutuhannya di dunia. Artinya
harus ada keseimbangan antara waktu untuk ibadah dan waktu untuk bekerja
mencari rezeki dan karunia Alloh. Hal tersebut jelas di sebutkan dalam
al-Qur’an surat al-Jum’ah [62]: 9-10) :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡاْ
إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلۡبَيۡعَۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ
تَعۡلَمُونَ ٩ فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ
مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٠
Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Alloh
dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui”.(9). “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi, dan carilah karunia Alloh dan ingatlah Alloh banyak-banyak supaya
kamu beruntung”(10).
Hadirin jamaah jumat rahimakumullah
Salah satu cara mensyukuri nikmat Alloh yang
terbentang diseluruh jagat raya ini adalah dengan mengupayakan dan memanfaatkan
harta dengan cara yang halal dan baik, tidak dengan menipu dan tidak mendzalimi
orang lain, tidak juga dengan menilep dan seenaknya mengkonsumsi harta-harta
syubhat dan tentunya tidak dengan korupsi.
Cara mendapatkan harta secara halal merupakan prinsip
dasar kita dalam memenuhi kebutuhan duniawi kita, terlebih di tengah-tengah
masyarakat yang penuh persaingan dan berkembangnya aneka kebutuhan hidup.
Persaingan hidup yang ketat membuat kita buta dalam mencari cara mendapatkan
harta yang halal. Padahal kerja keras dengan tangan sendiri, meskipun hanya
menghasilkan sesuatu yang sedikit, itu lebih baik dari pada harus menempuh cara
yang bathil. Rasulullah SAW bersabda: dari Wa’il dari Juma’i ibn ‘Umar,
Rasulullah ditanya tentang pekerjaan yang paling utama. Beliau menjawab:
(yaitu) jual beli yang baik dan pekerjaan seseorang dengan jerih payah
tangannya sendiri. (HR. Ahmad ibn Hanbal).
Kita harus meyakini bahwa rezeki sudah ada takarannya
di tangan Alloh SWT. Kewajiban manusia hanya berusaha, tetapi yang menentukan
hasilnya hanyalah Alloh SWT. Bahkan, seseorang tidak akan mati sebelum jatah
rezekinya diterimakan kepadanya oleh Alloh. Demikian pula, Alloh tidak mengenal
salah dalam pencapaian rezeki dengan jalan yang diridhai Alloh SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “sesungguhnya salah satu
kalian tidak akan mati sehingga rezekinya sudah sempurna, maka jangan
menganggap rezeki itu lamban, bertakwalah kepada Alloh wahai manusia, dan
berbaiklah dalam mencapai rezeki. Ambilah yang halal dan tinggalkanlah yang
haram.” (HR. Hakim)
Dari uraian hadist ini, kita memahami bahwa tidak ada
gunanya menyesali bagian rezeki yang kita terima. Kewajiban kita adalah hanya
berusaha atau berikhtiyar mencari anugerah Alloh. Adapun berhasil atau tidaknya
adalah urusan Alloh SWT. Tidak ada yang sulit bagi Alloh, apalagi sekedar memberi
rezeki kepada hamba-Nya yang dikehendaki, sebagaimana tidak sulit bagi-Nya
menutup rezeki seorang hamba.
Ciri-ciri dari harta yang halal yang dapat membawa
keberkahan bagi kehidupan kita antara lain (menurut Dr. Yusuf Qardhawi):
1. Tidak bekerja di tempat
atau pekerjaaan yang terkait dengan barang yang haram. Misalnya, khamr itu
haram, maka setiap pekerjaan yang terkait dengan khamr adalah haram dan
karenanya harta yang diperoleh dari pekerjaan tersebut menjadi haram.
2. Tidak mencari pekerjaaan
dengan jalan curang, seperti menyuap ketika mendaftar pekerjaan.
3. Jujur dalam bekerja dan
tidak melakukan kecurangan, khususnya di dalam sebuah perdagangan.
4. Terkait dengan praktik riba
atau pembebanan bunga pinjaman yang sedemikian besar sehingga memberatkan
peminjam, contohnya adalah rentenir. Sungguh Alloh telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba(QS al-Baqarah [2]: 275).
ٱلَّذِينَ
يَأۡكُلُونَ ٱلرِّبَوٰاْ لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ ٱلَّذِي
يَتَخَبَّطُهُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مِنَ ٱلۡمَسِّۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوٓاْ
إِنَّمَا ٱلۡبَيۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰاْۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ
فَمَن جَآءَهُۥ مَوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّهِۦ فَٱنتَهَىٰ فَلَهُۥ مَا سَلَفَ
وَأَمۡرُهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِۖ وَمَنۡ عَادَ فَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ
هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٢٧٥
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya”.
Mendzalimi rekan kerja, baik dalam perdagangan,
pertanian, industri atau bahkan persaingan kerja di kantor. Alloh berfirman
dalam QS al-Baqarah [2], 188:
وَلَا
تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ وَتُدۡلُواْ بِهَآ إِلَى ٱلۡحُكَّامِ
لِتَأۡكُلُواْ فَرِيقٗا مِّنۡ أَمۡوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلۡإِثۡمِ وَأَنتُمۡ
تَعۡلَمُونَ ١٨٨
Artinya “Dan
janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di anatara kamu dengan
jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian dari pada harta benda orang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”
Melakukan korupsi di tempat ia bekerja. Masalah inilah
yang saat ini sedang menyakiti negara kita secara kronis dan karenanya menjadi
perhatian yang serius oleh banyak pihak, khususnya umat islam.
Hadirin rahimakumullah
Sudah bukan rahasia lagi bahwa praktik korupsi telah
merajalela dimana-mana, disetiap lini kehidupan masyarakat kita. Penyalah
gunaan kekuasaan, penggelapan dana atau penyelewengan subsidi untuk rakyat,
manipulasi anggaran belanja negara maupun realisasi alokasinya, selalu mewarnai
pemberitaan berbagai media masa atau bahkan sudah kita jumpai secara langsung
dilingkungan kerja kita sendiri. Korupsi nampaknya sudah dilakukan oleh
sebagian masyarakat kita secara masif dan berjamaa’ah. Namun, korupsi sudah
laksana hantu yang diyakini ada, tetapi sulit dibuktikan. Ini karena, korupsi
sudah berjalan secara sistematik dan membudaya, mulai dari tingkat atas sampai
tingkat bawah, dilingkungan pemerintah maupun swasta.
Bila hal ini kita biarkan, niscaya Alloh SWT. akan menurunkan
musibah dan cobaan, bukan hanya kepada orang yang bebuat zalim dan korupsi
saja, tetapi kepada semua kita yang berada di lingkungannya. Oleh sebab itu,
dengan jalan apapun kita wajib membentengi diri kita, keluarga kita, lingkungan
kita dari perilaku korupsi yang merugikan banyak orang itu. Marilah kita
mencari makanan, harta, uang dan rezeki lainnya yang halal dan dengan cara-cara
yang halal pula. Alloh akan memberikan cahaya dan hikmah dalam hati kita,
sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini dalam naungan keridlaaan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar