Mendiagnosa
COPD
COPD biasanya pertama didiagnosa
pada dasar dari sejarah medis yang mengungkap banyak dari gejala-gejala COPD
dan pemeriksaan fisik yang mengungkap tanda-tanda dari COPD. Tes-tes lain untuk
mendiagnosa COPD termasuk x-ray dada, computerized tomography (CT atau CAT
scan) dada, tes-tes dari fungsi paru dan pengukuran dari tingkat-tingkat
oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
COPD dicurigai pada perokok-perokok
kronis yang mengembangkan sesak napas dengan atau tanpa pengerahan tenaga,
mempunyai batuk kronis yang gigih dengan produksi sputum (dahak), dan
infeksi-infeksi paru-paru yang seringkali seperti bronchitis atau pneumonia. Adakalanya COPD pertamakali didiagnosa setelah pasien
mengembangkan penyakit pernapasan yang memerlukan rawat inap. Beberapa
penemuan-penemuan fisik dari COPD termasuk rongga dada yang membesar dan
wheezing. Suara-suara pernapasan yang redup dan jauh terdengar ketika
mendengarkan dada dengan stethoscope. Udara terperangkap pada paru-paru dari
ketidakmampuan pasien untuk mengosongkan paru-paru mereka dengan penghembusan
napas. Udara ekstra ini meredam suara-suara yang didengar dan berakibat pada
rongga dada yang terlalu menggembung.
Pada pasien-pasien yang dipengaruhi
terutama dengan emphysema, x-ray dada mungkin menunjukan rongga dada yang
membesar dan penanda-penanda paru yang berkurang yang mencerminkan kehancuran
jaringan paru dan pembesaran dari ruang-ruang udara. Pada pasien-pasien dengan
terutama bronchitis kronis, x-ray dada mungkin menunjukan penanda-penanda paru
yangmeningkat yang menghadirkan saluran-saluran udara yang menebal, meradang
dan luka parut. Computerized tomography (CT atau CAT scan) dada adalah x-ray
khusus yang dapat secara akurat menunjukan jaringan paru dan saluran-saluran
udara yang abnormal pada COPD. X-rays dan CT scans dada juga bermanfaat dalam
menyampingkan infeksi-infeksi paru (pneumonia) dan kanker-kanker. CT scan dada biasanya tidak perlu untuk diagnosis dan
manajemen rutin dari COPD.
Pengujian fungsi paru yang paling
umum digunakan adalah spirometry, pengujian yang mengkwantitaskan jumlah
halangan saluran udara. Sewaktu spirometry, pasien menarik napas penuh dan
kemudian menghembuskan secara cepat dan bertenaga kedalam tabung yang
dihubungkan pada mesin yang mengukur volume dari udara yang dikeluarkan. FEV1
(volume udara yang berakhir dalam 1 detik) adalah ukuran yang dapat dipercaya
dan bermanfaat dari halangan saluran udara. Ini dibanding pada jumlah total
dari udara yang ditiup keluar dari paru-paru, forced vital capacity (FVC).
Rasio dari FEV1 pada FVC biasanya adalah 70%. Ketika halangan hadir, rasio ini
berkurang; lebih rendah rasionya, lebih besar halangan saluran udaranya. FEV1
dapat ditentukan kembali setelah perawatan dengan bronchodilators. Perbaikan
pada FEV1 setelah perawatan bronchodilator berarti bahwa halangan saluran udara
dapat dibalikan. Menunjukan perbaikan pada FEV1 juga membantu dokter-dokte
memilih bronchodilators yang tepat untuk pasien-pasien. Pengukuran-pengukuran
dari FEV1 dan FVC dapat diulang melalui waktu untuk menentukan berapa cepat
halangan saluran udara berlanjut (maju).
Tingkat-tingkat oksigen dan karbon
dioksida dapat diukur dalam sample-sample darah yang diperoleh dari ateri,
namun ini memerlukan pemasukan jarum kedalam arteri. Metode yang kurang invasif
untuk mengukur tingkat-tingkat oksigen dalam darah disebut pulse oximetry.
Pulse oximetry bekerja pada dasar bahwa derajat dari kemerahan hemoglobin
(protein dalam darah yang mengangkut oksogen) adalah proporsional pada jumlah
oksigen, yaitu, lebih banyak oksigen dalam darah, lebih merah darahnya. Probe
(oximeter) ditempatkan disekitar ujung jari tangan. Pada satu sisi dari jari
tangan probe memancarkan cahaya. Beberapa dari cahaya dipancarkan melalui ujung
jari tangan, dan cahaya yang dipancarkan diukur pada sisi yang berseberangan
dari jari tangan oleh probe. Tergantung pada kemerahan dari darah didalam ujung
jari tangan (yaitu, jumlah oksigen dalam darah) lebih banyak atau lebih sedikit
cahaya dipancarkan melalui ujung jari tangan. Jadi, dengan mengukur jumlah cahaya
yang dipancarkan, adalah mungkin untuk menentukan jumlah oksigen dalam darah.
0 komentar:
Posting Komentar