PELATIHAN KADER TARUNA MELATI 1
(PKTM 1)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2016
DI SUSUN OLEH :
ILYAS ROZAK HANAFI, M.Pd.I
(PEMBINA IPM)
NAMA PESERTA :
PIMPINAN RANTING
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH
DAFTAR ISI
COVER
............................................................................................ 1
DAFTAR
ISI ................................................................................... 3
KATA
PENGANTAR .................................................................... 4
BAB
I PENDAHULUAN
A.
SEJARAH
IPM ........................................................................ 5
B.
JANJI
IPM ................................................................................ 6
C.
RINGKASAN
MATERI PKTM 1 ......................................... 6
D.
LAGU
– LAGU PERJUANGAN .......................................... 36
BAB
II PEMBAHASAN
A.
BACAAN
SHOLAT ................................................................ 40
B.
MUQODIMAH
KULTUM ..................................................... 43
C.
NASKAH
PELANTIKAN ...................................................... 44
D.
PENYUSUNAN
PROGRAM KERJA .................................. 46
E.
GAME
....................................................................................... 48
BAB
III PENUTUP
A.
KRITIK
..................................................................................... 62
B.
SARAN
...................................................................................... 62
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................... 63
Alhamdulillahirobbil`alamin,
segala puji bagi Allah dan sholawat salam kami haturkan kepada Rasul Nabi
Muhammad SAW.
Di susunnya
buku ini pada dasarnya hanya rangkuman sederhana yang diambil dari pustaka - pustaka
yang kami miliki, dengan harapan dapat sedikit membantu Ipmawan/i peserta
Pelatihan Kader Taruna Melati 1 (PKTM 1) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dalam
mengembangkan pengetahuan tentang dasar – dasar ilmu dalam pelatihan PKTM 1
yang dapat dikembangkan dikehidupan berorganisasi maupun kehidupan
bermasyarakat.
Tetapi
Kesempurnaan hanya milik Allah, dalam buku ini tentu banyak kekurangan karena
lupa dan salah adalah sifat kami selaku hambanya yang selalu berharap akan
saran dan kritik dari semua pihak yang peduli terhadap penyusunan buku ini.
Semoga jerih
payah dalam tersusunnya buku ini dapat berguna dan manfaatnya kemudian bisa
diterapkan. Amin …
Kalirejo,
30 Mei 2016
Penyusun,
Ilyas Rozak Hanafi,
M.Pd.I
BAB I
PENDAHULUAN
A. SEJARAH
IPM
Ikatan Pelajar Muhammadiyah lahir pada tanggal 05 Shafar 1381 H bertepatan dengan tanggal
18 Juli 1961 M. Dalam perjalannya, IPM mengalami tantangan baik di
internal maupun di eksternal. Tantangan paling berat adalah berhadapan dengan
rezim yang berkuasa pada saat itu, Orde Baru, yang meminta IPM harus berasaskan
Pancasila dalam setiap gerak perjuangannya. Perjalanan itu akhirnya berujung
pada tahun 1992, pemerintah “mendesak” IPM harus berganti nama.Kebijakan
pemerintah yang hanya mengijinkan OSIS sebagai satu-satunya organisasi
kepelajaran di tingkat nasional membuat IPM yang notabene adalah organisasi
pelajar berusaha keras untuk mempertahankan eksistensinya. Maka diadakanlah Tim
Eksistensi IPM untuk melakukan kajian yang mendalam tentang permasalahan
tersebut. Tim Eksistensi melihat persoalan dari dua segi.
Pertama, masalah
itu adalah tekanan luar biasa dari pemerintah untuk mengganti kata “pelajar”
sehingga hal ini menyangkut hidup dan matinya IPM.
Kedua, dikaitkan
dengan perkembangan IPM baik secara vertikal maupun horizontal. Adalah realitas
empirik yang mendorong keinginan untuk memperluas obyek garapan dakwah
IPM.
Akhirnya diputuskanlah
perubahan nama lkatan Pelajar Muhammadiyah menjadi lkatan Remaja Muhammadiyah.
Keputusan nama oleh PP IRM ini tertuang dalam SK PP IPM yang selanjutnya
disahkan oleh PP Muhammadiyah tanggal 18 November 1992 M.Perubahan IPM berubah nama menjadi
IRM yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Ikatan Remaja
Muhammadiyah No. VI/PP.IRM/1992 tertanggal 24 Rabiul Akhir 1413 H, bertepatan
dengan tanggal 22 Oktober 1992 dan disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
melalui Surat Keputusan No. 53/ SK/IV.13/1.b/1992 tertanggal 22 Jumadil awal
1413 H bertepatan dengan tanggal 18 Nopember 1992 M.
Pada
perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya rezim Orde Baru dengan mundurnya
Soeharto sebagai presiden RI kedua, gejolak untuk mengembalikan nama dari IRM
menjadi IPM kembali hidup pada Muktamar XII di Jakarta tahun 2000. Pada setiap
permusyawaratan muktamar selanjutnya pun, dialektika pengembalian nama terus
bergulir seperti ”bola liar” tanpa titik terang. Barulah titik terang itu
sedikit demi sedikit muncul pada Muktamar XV IRM di Medan tahun 2006.
Pada Muktamar kali itu dibentuk ”Tim Eksistensi IRM” guna
mengkaji basis massa IRM yang nantinya akan berakibat pada kemungkinan
perubahan nama.
Di tengah-tengah
periode ini pula, PP Muhammadiyah mendukung adanya keputusan perubahan nama itu
dengan mengeluarkan SK 26 nomenklatur tentang perubahan nama dari Ikatan Remaja
Muhammadiyah menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Keputusan perubahan nama tertuang
dalam Surat Keputusan PP Muhammadiyah No. 60/KEP/I.0/B/2007 tanggal 07 Jumadal
Awwal 1428 H bertepatan dengan tanggal 24 Mei 2007 M. SK ini merupakan dasar
hukum perubahan nama IRM menjadi IPM. Walaupun demikian masih banyak perdebatan
tentang perubahan ini pada struktur IRM mulai dari tingkat bawah. Akhirnya
secara de facto IRM berubah menjadi IPM pada tanggal 28 Oktober 2008 M pada
saat Muktamar XVI IRM di Solo.
B. JANJI
IPM
Rodhitu billahi
robba Wabil islami dina Wabi Muhammadin Sallallahu Alaihi Wassalam Nabiya’n wa
Rasulan
“Saya rela ber Tuhan hanya kepada
Allah dan saya rela beragama hanya kepada Islam. Dan saya rela bahwa Nabi
Muhammad SAW. itu Nabi dan Rasul Allah SWT”.
Kami
Pelajar Muhammadiyah berjanji :
1.
Berjuang
menegakkan ajaran Islam.
2.
Hormat
terhadap orang tua dan guru.
3.
Bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu.
4.
Bekerja
keras, mandiri, dan berprestasi.
5.
Rela
berkorban dan menolong sesama.
6.
Siap
menjadi kader Muhammadiyah dan Bangsa.
C. RINGKASAN
MATERI PKTM 1
Berikut ini merupakan ringkasan mengenai
materi (PKTM 1) yang akan dikembangkan pada saat Pelatihan nantinya, yaitu :
1.
Materi Pokok
a.
Ibadah
Dasar, dalil
pokok dalam ibadah ini :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا
وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ … (٦)
“Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki…” (Q.S Al Maaidah (5): 6).
…عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى
يَتَوَضَّأَ
(Bukhari - 6440) … dari Nabi Saw. bersabda:
"Allah tidak menerima shalat salah seorang diantara kalian jika berhadats
hingga ia berwudhu."
b.
Tauhid
1) Makna Tauhid
·
Secara
Bahasa
Tauhid dalam bahasa arab adalah
mashdar dari kata “wahhada yuwahhidu”. Syaikh Utsaimin menjelaskan lafadz
tauhid secara bahasa adalah : “Menjadikan sesuatu menjadi satu, yang tidak bisa
menjadi benar (tauhid) kecuali dengan nafiy
(penolakan) dan itsbat (penetapan).
(penolakan) dan itsbat (penetapan).
· Secara Istilah
Secara istilah, Tauhid mempunyai dua pengertian yaitu :
ü Pengertian umum yaitu : “Meng-Esakan Allaah dalam hal
semua yang menjadi kekhususan Allah dengan ilmu, keyakinan, ‘amalan dari semua
yang berhubungan dengan Nama – Nama Allah, Sifat –Sifat Allaah, Perbuatan
Allah, dan Peribadatan kepada Allah.”
Allah, dan Peribadatan kepada Allah.”
ü Pengertian khusus yaitu : “Meng-Esakan Allah dalam hal
ibadah kepada-Nya, yaitu hanya beribadah kepada Allah saja, tidak
mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun akan mengesakan Allah saja satu –
satunya dengan ibadah, penghormatan, pengagungan.
Makna lain
dari tauhid selain dari istilah di atas adalah :
Tauhid
adalah meng-Esakan Allah dalam hal Rububiyah, Uluhiyah, Nama – nama-Nya yang
Indah, Sifat – sifat-Nya yang Tinggi dan meyakini dengan kenabian Muhammad
–Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – bahwa beliau adalah penutup para Nabi dan
Rasul dan mengikuti beliau dengan apa –apa yang dibawa oleh beliau dari Allah.
Tauhid adalah
beriman dengan ke-Esaan Allah dan mengikhlashkan dalam setiap ibadah baik
dengan perkataan, perbuatan atau keyakinan.
2) Jenis –
Jenis Tauhid
· Tauhid Rububiyah yaitu meng-Esakan Allah dalam hal
pengaturan, penguasaan dan penciptaan setiap sesuatu, maksudnya adalah
bahwa hanya Allah yang berhak Mengatur, Menguasai dan Menciptakan setiap
sesuatu. Dialah Allah yang Menghidupkan, Mematikan, Memberi manfa’at,
Menghilangkan mudhorot/bahaya, Mengabulkan do’a ketika kesulitan.
· Tauhid Asma’ was-Shifaat yaitu pernyataan bahwa Allaah
adalah Mengetahui setiap sesuatu, Berkehendak atas setiap sesuatu, Dialah yang
Menghidupkan, Yang Perkasa, Tidak lupa, Tidak tidur. Yaitu keyakinan
tentang meng – Esakan Allah dengan kesempurnaan mutlak dari semua arah,
dengan Sifat – sifat-Nya yang Tinggi, Agung, Perkasa dan Indah. Dengan
penetapan apa yang telah ditetapkan oleh Diri-Nya dan Rasul-Nya. Muhammad
–Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – dari semua Nama – nama dan Sifat – sifat –Nya,
maknanya dan hukum-hukumnya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
· Tauhid Uluhiyah/Ilahiyah/’Ubudiyah yaitu meng-Esakan Allah
saja dengan semua jenis ibadah yang tampak dan
tersembunyi, mengikhlashkan perbuatan hanya untuk Allaah saja dari semua makhluq, tidak mensekutukan Allah sengan sesuatu apapun, atau seorangpun baik itu malaikat atau nabi.
tersembunyi, mengikhlashkan perbuatan hanya untuk Allaah saja dari semua makhluq, tidak mensekutukan Allah sengan sesuatu apapun, atau seorangpun baik itu malaikat atau nabi.
3) Pembatal
Tauhid
· Berbuat syirik/musyrik dalam beribadah kepada Allah.
· Menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya
dan Allah dalam hal berdo’a, meminta syafa’at, dan bertawakkal.
· Orang yang tidak mengkafirkan kaum musyrikin (orang
yang berbuat musyrik), atau ragu dengan kekufuran orang musyrik, atau membenarkan
kekufuran orang musyrik.
· Orang yang mempunyai keyakinan bahwa selain petunjuk
Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – adalah lebihsempurna dari petunjuk
Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – atau berkeyakinan bahwa selain hukum
Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – adalah lebih baik dari hukum
Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Seperti orang yang mengutamakan hukum
thogut dari hukum Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam maka dia kafir.
· Orang yang mengutamakan sesuatu/marah dari apa yang
dibawa oleh Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam .
· Istihza’/mengejek/mengolok sesuatu dari agama Allah
dan Rasul-Nya.
· Sihir, orang yang mengerjakan atau ridho dengan
perbuatan sihir.
· Tampaknya kemusyrikan yang jelas pada kaum muslimin.
· Orang yang berkeyakinan bahwa sebagian manusia boleh
keluar/meyimpang dari syari’at Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam –
sebagaimana keluar/meyimpangnya Khaidir dari syari’at nabi Musa.
· Berpaling dari agama Allah, tidak memperlajarinya atau
mengamalkannya
4) Syarat –
Syarat Seseorang Dikatakan Kafir
Seseorang dikatakan kafir jika melakukan perbuatan – perbuatan yang menyebabkan
pelakunya menjadi kafir dengan syarat :
· Sudah tegaknya hujjah kepada orang tersebut tentang
perbuatannya.
· Sudah dijelaskannnya dalil dan kebenaran kepada orang
tersebut.
· Sudah dihilangkannya syubhat dari pelaku kekafiran.
Jika tiga hal tersebut di atas sudah dijelaskan kepada pelakunnya akan tetapi pelaku tersebut masih menolaknya maka orang tersebut bisa dikatakan kafir.
Jika tiga hal tersebut di atas sudah dijelaskan kepada pelakunnya akan tetapi pelaku tersebut masih menolaknya maka orang tersebut bisa dikatakan kafir.
5) Masalah
Menolak Hukum Allah & Rasul-Nya
Ada beberapa ketentuan tentang penolakan terhadap hukum Allah &
Rasul-Nya, yaitu :
· Jika sesorang berhukum dengan hukum selain Allah &
Rasul-Nya dengan keyakinan bahwa hukum tersebut adalah lebih baik dan lebih
utama maka orang tersebut kafir dengan kafir i’tiqadi yang bisa mengeluarkan
seseorang dari Islam.
· Jika sesorang berhukum dengan hukum selain Allah &
Rasul-Nya karena hawa nafsu & mencari dunia dengan keyakinan bahwa hukum
Allah & Rasul-Nya adalah lebih baik dan lebih utama dari hukum dunia maka
orang tersebut kafir dengan kafir ‘amali yang tidak mengeluarkan seseorang dari
Islam. Untuk orang ini ditegakkan hujjah dan dijelaskannya kebenaran, jika
menolaknya maka bisa terjatuh dalam kufur i’tiqadi yang bisa mengeluarkan dari
Islam
c.
Syirah Nabawi
1)
Nasab Beliau
Rasulullah pernah bersabda tentang nasab beliau, “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail , memilih
Quraisy dari Kinanah, dan memilih Bani (keturunan) Hasyim dari suku Quraisy,
dan memilih aku dari keturunan Hasyim.”[1].
Nasab beliau :
Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib bin Hasyim
bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu`ay bin Ghalib
bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin
Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.
Silsilah beliau hingga di sini diketahui
keshahihannya, disepakati di antara para ahli silsilah. Adapun yang di atas
Adnan diperselisihkan padanya. Adnan adalah keturunan nabi Ismail, dan Ismail
adalah putra nabi Ibrahimalaihimassalam.
Ibunda Nabi adalah Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin
Kilab bin Murrah. Nasab bapak dan ibunya bertemu pada kakek mereka: Kilab bin
Murrah.
2)
Kelahiran Beliau
Nabi dilahirkan di tahun gajah. Lahir pada hari Senin,
berdasarkan sabda Nabi tatkala ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau
bersabda: “Itulah hari yang aku dilahirkan padanya, hari aku dibangkitkan
(diangkat menjadi rasul), dan dan diturunkan (wahyu) kepadaku padanya”[2].
Adapun bulan dan tanggal kelahirannya terjadi perbedaan pendapat. Ada yang
berpendapat pada tanggal 12 dari bulan Rabi’ul Awal. Sebagian berpendapat pada
tanggal 8 dari bulan yang sama. Dikatakan : bahkan pada bulan Ramadhan. Ada
juga yang berpendapat pada tanggal 27 dari bulan Rajab, dan ini pendapat paling
aneh/asing.
3)
Diutus menjadi Nabi
Wahyu diturunkan kepadanya r saat berusia 40 tahun.
Permulaan wahyu adalah saat beliau berkhalwah di gua Hira, Jibril u datang
kepadanya, lalu merangkulnya, kemudian melepasnya seraya berkata: “Bacalah…”[3].
4)
Wafat Beliau
Beliau wafat setelah melaksanakan amanah,
menyampaikan risalah Rabb-nya, dan berjihad karena Allah dengan sebenarnya,
dan Agamanya telah sempurna. Al-Qur`an bersaksi baginya di akhir hayatnya,
Pada
hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan
kepadamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai islam itu jadi agamamu. (QS. Al Maidah: 3)
Wafat pada
hari Senin[4]
pada tahun ke sebelas hijriyah dan pada bulan Rabiul Awal, hal ini disepakati
para ulama. Berkata Ibu Hisyam,” Mayoritas mereka berkata: pada
tanggal dua belas Rabiul Awal. Dan tidak shahih tentang tanggal wafatnya
kecuali pada hari kedua atau ketiga belas, atau keempat belas, atau kelima
belas, karena sudah disepakati bahwa wuquf di arafah pada haji wada’ terhadap
pada hari Jum’at, yaitu hari kesembilan bulan Dzulhijjah… dst”[5].
5)
Nama-Nama Beliau
Banyaknya nama menunjukkan agungnya yang diberi nama.
Nama-nama Nabi menunjukkan makna-makna yang agung. Dan namanya yang paling
agung adalah Muhammad, yaitu nama disebutkan Allah dalam al-Qur`an al-Karim,
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka. (QS.
Al Fath : 29)
Nama beliau yang lain cukup banyak, sebagaimana dalam
sebuah hadist beliau bersabda, “Sesungguhnya aku memiliki
banyak nama: aku Muhammad, aku Ahmad, aku al-Mahi yang Allah menghapus
kekufuran denganku, aku al-Hasyir yang manusia digiring di atas dua kakiku, dan
aku adalah al-‘Aqib (yang terakhir) yang tidak ada seorangpun setelah aku”[6].
Dan dalam hadits Abu Musa al-Asy’ari, ia berkata, “Rasulullah menyebutkan
kepada kami beberapa namanya, di antara ada yang kami ingat dan ada yang tidak
kami ingat, beliau bersabda: “Aku adalah Muhammad, Ahmad,
al-Muqaffi, al-Hasyir, Nabi taubat, nabi rahmah.”[7]
6)
Keistimewaan Beliau
Nabi Muhammad adalah pemimpin manusia. Dalam hadits
Abdullah bin Salam, sesungguhnya Nabi bersabda,“Aku adalah pemimpin keturunan nabi Adam dan tidak sombong“[8].
Diantara keistimewaan beliau adalah yang pertama memberi syafaat dan diberi
syafaat, dan baginya syafa’ah uzhma (yang
agung) dan kedudukan yang terpuji. Dari Ibnu Umar , ia berkata, “Sesungguhnya manusia berlutut di hari kiamat. Setiap umat
mengikuti nabinya. Mereka berkata, ‘Wahai fulan, berilah syafaat, wahai fulan,
berilah syafaat, hingga syafaat berkesudahan kepada Nabi. Maka itulah hari yang
Allah membangkitkannya kedudukan yang terpuji”[9].
Di antara keistimewaannya juga, sesungguhnya diperintahkan memohon wasilah
untuknya setiap kali setelah adzan[10].
Allah memanggilnya dengan nama yang paling disukai dan namanya yang tinggi: ‘Wahai nabi’, dan ‘wahai rasul’, ini
adalah keistemewaan yang tidak ada bagi para nabi yang lain, yang mana mereka
dipanggil dengan nama mereka.
Di antara keistemewaannya juga bahwa mukjizat setiap
nabi telah berakhir, sedangkan mukjizatnya –yaitu al-Qur`an yang mulia- akan
tetap terjaga hingga hari kiamat. Tentang keistimewaannya juga beliau pernah
bersabda “Aku diberikan lima perkara yang belum pernah diberikan kepada
seseorang sebelum aku: (1)setiap nabi diutus kepada kaumnya secara khusus dan
aku diutus kepada setiap yang merah dan hitam, (2)harta ghanimah dihalalkan
kepadaku dan tidak halal kepada seseorang sebelum aku, (3)bumi dijadikan
untukku baik lagi suci dan sebagai masjid, laki-laki manapun yang ketemu waktu
shalat, ia shalat di manapun berada, (4)aku ditolong dengan rasa takut (dari
musuh) dalam jarak perjalana satu bulan, (5) dan aku diberikan syafaat”.[11]
7)
Akhlaq Beliau
Allah berfirman Allah tentang sifat Rasulullah, Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS.
Al Qalam: 4). Aisyah berkata, “Akhlak beliau adalah al-Qur`an”[12].
Allah telah menyempurnakan budi pekertinya sejak kecil, sebelum dibangkitkan
(diangkat menjadi nabi dan rasul). Beliau tidak pernah menyembah berhala, tidak
meminum arak, tidak berlalu dalam perkara buruk, dan dikenal di kalangan
kaumnya dengan orang yang jujur lagi dipercaya. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Tidak pernah Rasulullah diberikan dua pilihan kecuali ia mengambil
yang termudah, selama bukan merupakan dosa. Jika merupakan dosa, beliau
adalah manusia yang paling jauh darinya. Dan Rasulullah tidak pernah
membalas dendam untuk dirinya sendiri, kecuali apabila kehormatan Allah
dilanggar, maka ia membalas karena Allah dengannya”[13].
Di antara akhlak beliau adalah rendah hati dan suka bercanda dengan anak kecil.
Rasulullah pernah menghibur anak kecil dengan mengatakan, “Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan nughair?”.[14]
8)
Sifat Lahiriah Beliau
Allah telah memberikan kesempurnaan kepada nabi kita
Muhammad, menganugerahkan kepadanya keelokan lahiriyah dan keindahan batin.
Beliau adalah manusia yang paling indah rupa dan paling sempurna akhlaknya.
Di antara riwayat yang menjelaskan sifat lahiriyah
beliau adalah hadits al-Bara` bin ‘Azib, ia berkata, “Rasulullah perawakannya sedang, jauh di antara dua pundaknya,
beliau memiliki rambut yang bisa mencapai daun telinganya yang di bawah (tempat
anting-anting), aku melihat beliau berpakaian merah, aku belum pernah
melihat sesuatu yang lebih indah darinya”. Yusuf bin Abu Ishaq
berkata dari bapaknya: (kedua pundaknya).[15]
Jabir bin Samurah berkata, “Rasulullah
dhali’ (lebar) mulutnya, asykal kedua matanya, manhus kedua tumitnya. Ia
berkata, Aku bertanya kepada Simak, Apakah maksud dhila’ mulutnya? Ia menjawab,
Besar mulutnya. Ia berkata, Aku bertanya, Apakah arti asykal matanya? Ia
menjawab, Panjang belahan mata. Ia berkata, Aku bertanya, Apakah pengertian
manhus tumitnya? Ia menjawab, Sedikit daging tumitnya”.[16]
Dari Ali bin Abu Thalib berkata, “Rasulullah tidak terlalu tinggi dan tidak pula rendah (pendek),
lebar dua telapak tangan dan tumit, besar kepalanya , besar karadisnya (otot),
panjang bulu dadanya, apabila berjalan beliau berjalan cepat seolah-olah
turun dari tempat yang tinggi, aku belum pernah melihat sebelumnya dan
sesudahnya seperti beliau“.[17]
Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa yang melihat aku di dalam tidur, sungguh ia telah
melihatku, sesungguhnya syetan tidak bisa menyerupaiku. Dan mimpi seorang
mukmin adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian dari kenabian”.[18]
d.
Sejarah Muhammadiyah
Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330
H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya
Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di
Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus
pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan
yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai
Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.
Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.”
Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.”
Kelahiran dan keberadaan
Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari
gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis)
yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan
bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan
benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan
setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti
Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah
dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah membaca
pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil
Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal
kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan
atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih
ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi,
Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi
konservatif.
Embrio kelahiran Muhammadiyah
sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan
hasil interaksi Kyai Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik
dengan masalah agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R.
Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai
Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut
secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar
kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri
tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat.
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah”
pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan
yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh
pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian
diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34).
Artinya, pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas
yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.
Gagasan untuk mendirikan organisasi
Muhammadiyah tersebut selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan
Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk
mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang
didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan
dari ”sekolah” (kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang
dikembangkan Kyai Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang
mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam
tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman
Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah
agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat
Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai
Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan
dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum.
Maka pada tanggal 18 November 1912
Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya
didirikanlah sebuah organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini
diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten
Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang
kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.
Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan
ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal
Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun
lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di
Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah: a. menyebarkan pengajaran
Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk
Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan b. memajukan hal Igama kepada
anggauta-anggautanya.”.
Terdapat hal menarik, bahwa kata
”memajukan” (dan sejak tahun 1914 ditambah dengan kata ”menggembirakan”) dalam
pasal maksud dan tujuan Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu
dicantumkan dalam ”Statuten Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun
1946 (yakni: Statuten Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun
1931, Tahun 1931, dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud
Persyarikatan ini yaitu :
1) Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran
Igama di Hindia Nederland.
2) Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup)
sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya.
Dalam pandangan Djarnawi Hadikusuma, kata-kata yang
sederhana tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika
umat Islam sedang dalam kelemahan dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada
ajaran Islam yang sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan
ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada umumnya
untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk mengajarkannya, dalam suasana
yang maju dan menggembirakan.
Pada AD Tahun 1946 itulah pencantuman tanggal Hijriyah
(8 Dzulhijjah 1330) mulai diperkenalkan. Perubahan penting juga terdapat pada
AD Muhammadiyah tahun 1959, yakni dengan untuk pertama kalinya Muhammadiyah
mencantumkan ”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II., dengan kalimat, ”Persyarikatan
berasaskan Islam”. Jika didaftar, maka hingga tahun 2005 setelah Muktamar ke-45
di Malang, telah tersusun 15 kali Statuten/Anggaran Dasar Muhammadiyah, yakni
berturut-turut tahun 1912, 1914, 1921, 1934, 1941, 1943, 1946, 1950 (dua kali
pengesahan), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005. Asas Islam pernah
dihilangkan dan formulasi tujuan Muhammadiyah juga mengalami perubahan pada
tahun 1985 karena paksaan dari Pemerintah Orde Baru dengan keluarnya UU
Keormasan tahun 1985. Asas Islam diganti dengan asas Pancasila, dan tujuan Muhammadiyah
berubah menjadi ”Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala”. Asas Islam dan tujuan
dikembalikan lagi ke ”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dalam AD
Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta.
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu
melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya,
yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah
Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan,
sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan
Muhammadiyah di kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam
lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas, memiliki cita-cita membebaskan umat
Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui
tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah,
mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan
mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang
Shakhih, dengan membuka ijtihad.
Mengenai langkah pembaruan Kyai Dahlan, yang merintis
lahirnya Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby Darban (2000: 31) menyimpulkan
hasil temuan penelitiannya sebagai berikut:”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan
ingin membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah,
membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang mumalah, membersihkan
kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam,
ia merombak taklid untuk kemudian memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”.
Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi”
ialah dalam merintis pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan
umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan,
merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”,
sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman
modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga
pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan
Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu.
Pendidikan Islam “modern” itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi
lembaga pendidikan umat Islam secara umum.
Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan
yang sukses, yang mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur
dengan keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya
berbeda.
Pembaruan Islam yang cukup orisinal dari Kyai Dahlan
dapat dirujuk pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan
pelajaran tentang Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental
dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian
melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah momumental ini
dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi transformatif”, karena
Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ”hablu min
Allah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam
memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal”
yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai
bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini.
Kyai Dahlan juga peduli dalam memblok umat Islam agar
tidak menjadi korban misi Zending Kristen, tetapi dengan cara yang cerdas dan
elegan. Kyai mengajak diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan
sejumlah pendeta di sekitar Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan
selain perbedaan antara Al-Quran sebagai Kutab Suci umat Islam dengan
kitab-kitab suci sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat
Islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan kebenaran yang
inheren dalam ajaran-ajarannya”, sehingga Kyai pendiri Muhammadiyah ini
misalnya beranggapan bahwadiskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di
masjid (Jainuri, 2002: 78).
Kepeloporan pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak
berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan
‘Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan
muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan
secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan.
Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang
tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti Ali,
2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas dari
Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari pemahamannya
yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak
bersentuhan dengan ide atau gerakan ”feminisme” seperti berkembang sekarang
ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian melahirkan
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan.
Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya,
menurut Djarnawi Hadikusuma (t.t: 69) telah menampilkan Islam sebagai ”sistem
kehidupan mansia dalam segala seginya”. Artinya, secara Muhammadiyah bukan
hanya memandang ajaran Islam sebagai aqidah dan ibadah semata, tetapi merupakan
suatu keseluruhan yang menyangut akhlak dan mu’amalat dunyawiyah. Selain itu,
aspek aqidah dan ibadah pun harus teraktualisasi dalam akhlak dan mu’amalah,
sehingga Islam benar-benar mewujud dalam kenyataan hidup para pemeluknya.
Karena itu, Muhammadiyah memulai gerakannya dengan meluruskan dan memperluas
paham Islam untuk diamalkan dalam sistem kehidupan yang nyata.
Kyai Dahlan dalam mengajarkan Islam sungguh sangat
mendalam, luas, kritis, dan cerdas. Menurut Kyai Dahlan, orang Islam itu harus
mencari kebenaran yang sejati, berpikir mana yang benar dan yang salah, tidak
taklid dan fanatik buta dalam kebenaran sendiri, menimbang-nimbang dan
menggunakan akal pikirannya tentang hakikat kehiduupan, dan mau berpikir
teoritik dan sekaligus beripiki praktik (K.R. H. Hadjid, 2005). Kyai Dahlan
tidak ingin umat Islam taklid dalam beragama, juga tertinggal dalam kemajuan
hidup. Karena itu memahami Islam haruslah sampai ke akarnya, ke hal-hal yang
sejati atau hakiki dengan mengerahkan seluruh kekuatan akal piran dan ijtihad.
Dalam memahami Al-Quran, dengan kasus mengajarkan
Surat Al-Ma’un, Kyai Dahlan mendidik untuk mempelajari ayat Al-Qur’an satu
persatu ayat, dua atau tiga ayat, kemudian dibaca dan simak dengan tartil serta
tadabbur (dipikirkan): ”bagaimanakah artinya? bagaimanakah tafsir
keterangannya? bagaimana maksudnya? apakah ini larangan dan apakah kamu sudah
meninggalkan larangan ini? apakah ini perintah yang wajib dikerjakan? sudahkah
kita menjalankannya?” (Ibid: 65). Menurut penuturan Mukti Ali, bahwa model pemahaman
yang demikian dikembangkan pula belakangan oleh KH.Mas Mansur, tokoh
Muhammadiyah yang dikenal luas dan mendalam ilmu agamanya, lulusan Al-Azhar
Cairo, cerdas pemikirannya sekaligus luas pandangannya dalam berbagai masalah
kehidupan.
Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas
dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas
pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat
Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan.
Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara
lain:
1) Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan
Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat,
yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam
masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya
lagi.
2) Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam,
akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi
yang kuat.
3) Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan
Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi
tuntutan zaman.
4) Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang
sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam
konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
5) Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan
dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending
Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (Junus
Salam, 1968: 33).
Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya
Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut :
1) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan
kebiasaan yang bukan Islam.
2) Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam
pikiran modern.
3) Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
4) Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar
(H.A. Mukti Ali, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990: 332).
Kendati menurut sementara pihak Kyai Dahlan tidak
melahirkan gagasan-gagasan pembaruan yang tertulis lengkap dan tajdid
Muhammadiyah bersifat ”ad-hoc”, namun penilaian yang terlampau akademik
tersebut tidak harus mengabaikan gagasan-gagasan cerdas dan kepeloporan Kyai
Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, yang untuk ukuran kala itu dalam
konteks amannya sungguh merupakan suatu pembaruan yang momunemntal. Ukuran saat
ini tentu tidak dapat dijadikan standar dengan gerak kepeloporan masa lalu dan
hal yang mahal dalam gerakan pembaruan justru pada inisiatif kepeloporannya.
Kyai Dahlan dengn Muhammadiyah yang didirikannya
terpanggil untuk mengubah keadaan dengan melakukan gerakan pembaruan. Untuk
memberikan gambaran lebih lengkap mengenai latarbelakang dan dampak dari
kelahiran gerakan Muhammadiyah di Indonesia, berikut pandangan James Peacock
(1986: 26), seorang antropolog dari Amerika Serikat yang merintis penelitian
mengenai Muhammadiyah tahun 1970-an, bahwa: ”Dalam setengah abad sejak
berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu tumbuh dengan cara
yang berbeda di bermacam macam daerah. Hanya di Indonesia saja gerakan
pembaharuan Muslimin itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur. Pada
permulaan abad ke-20 terdapat sejumlah pergerakan kecil kecil, pembaharuan di
Indonesia bergabung menjadi beberapa gerakan kedaerahan dan sebuah pergerakan
nasional yang tangguh, Muhammadiyah. Dengan beratus-ratus cabang di seluruh
kepulauan dan berjuta-juta anggota yang tersebar di seluruh negeri,
Muhammadiyah memang merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah ada di
Asia Tenggara. Sebagai pergerakan yang memajukan ajaran Islam yang murni,
Muhammadiyah juga telah memberikan sumbangan yang besar di bidang
kemasyarakatan dan pendidikan. Klinik-klinik perawatan kesehatan, rumah-rumah piatu,
panti asuhan, di samping beberapa ribu sekolah menjadikan Muhammadiyah sebagai
lembaga non-Kristen dalam bidang kemasyarakatan, pendidikan dan keagamaan
swasta yang utama di Indonesia. ‘Aisyiah, organisasi wanitanya, mungkin
merupakan pergerakan wanita Islam yang terbesar di dunia. Pendek kata
Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang utama dan terkuat di negara
terbesar kelima di dunia.”
Kelahiran Muhammadiyah secara teologis memang melekat
dan memiliki inspirasi pada Islam yang bersifat tajdid, namun secara sosiologis
sekaligus memiliki konteks dengan keadaan hidup umat Islam dan masyarakat
Indonesia yang berada dalam keterbelakangan. Kyai Dahlan melalui Muhammadiyah
sungguh telah memelopori kehadiran Islam yang otentik (murni) dan berorientasi
pada kemajuan dalam pembaruannya, yang mengarahkan hidup umat Islam untuk
beragama secara benar dan melahirkan rahmat bagi kehidupan. Islam tidak hanya
ditampilkan secara otentik dengan jalan kembali kepada sumber ajaran yang aseli
yakni Al-Qur‘an dan Sunnah Nabi yang sahih, tetapi juga menjadi kekuatan untuk
mengubah kehidupan manusia dari serba ketertinggalan menuju pada dunia
kemajuan.
Fenomena baru yang juga tampak menonjol dari kehadiran
Muhammadiyah ialah, bahwa gerakan Islam yang murni dan berkemajuan itu
dihadirkan bukan lewat jalur perorangan, tetapi melalui sebuah sistem
organisasi. Menghadirkan gerakan Islam melalui organisasi merupakan terobosan
waktu itu, ketika umat Islam masih dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih
mengandalkan kelompok-kelompok lokal seperti lembaga pesantren dengan peran
kyai yang sangat dominan selaku pemimpin informal. Organisasi jelas merupakan
fenomena modern abad ke-20, yang secara cerdas dan adaptif telah diambil oleh
Kyai Dahlan sebagai “washilah” (alat, instrumen) untuk mewujudkan cita-cita
Islam.
Mem-format gerakan Islam melalui organisasi dalam
konteks kelahiran Muhammadiyah, juga bukan semata-mata teknis tetapi juga
didasarkan pada rujukan keagmaan yang selama ini melekat dalam alam pikiran
para ulama mengenai qaidah “mâ lâ yatimm al-wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib”,
bahwa jika suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa alat, maka alat itu
menjadi wajib adanya. Lebih mendasar lagi, kelahiran Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam melalui sistem organisasi, juga memperoleh rujukan teologis
sebagaimana tercermin dalam pemaknaan/penafsiran Surat Ali Imran ayat ke-104,
yang memerintahkan adanya “sekelompok orang untuk mengajak kepada Islam,
menyuruh pada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar”. Ayat Al-Qur‘an tersebut
di kemudian hari bahkan dikenal sebagai ”ayat” Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‘an Surat Ali
Imran 104 tersebut ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran
“transendensi” yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata.
Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi
Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi
Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam
dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan “humanisasi” (mengajak pada serba
kebaikan) dan “emanisipasi” atau “liberasi” (pembebasan dari segala
kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai agama Langit yang Membumi,
yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau Modernisme Islam di
Indonesia[19].
1)
Tujuan IPM
“Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak
mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai
ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Itulah
maksud dan tujuan IPM. Oleh karena itu, IPM harus benar-benar menyentuh kondisi
riil basis masanya yaitu pelajar. Demi tercapainya tujuan mulia di atas dan
terciptanya Generasi Pelajar Damai.
2)
Struktur Organisasi IPM
Struktur Pimpinan IPM adalah sebagai berikut :
· Pimpinan Pusat
· Pimpinan Wilayah
· Pimpinan Daerah
· Pimpinan Cabang
· Pimpinan Ranting
Sedangkan
struktur kepengurusan Ikatan Pelajar Muhammadiyah bersifat desentralisasi dan
kolektif-koligeal. Artinya, bahwa posisi ketua dan sekretaris tidak hanya
dimiliki oleh satu orang, tetapi masing-masing bidang juga berhak memiliki
posisi tersebut. Berikut ini adalah strukturnya. (contoh adalah Pimpinan Pusat
IPM) :
KETUA Umum
KETUA
(Organisasi)
KETUA
(Perkaderan)
KETUA (Kajian
dan Dakwah Islam)
KETUA
(Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
KETUA
(Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
KETUA
(Advokasi)
KETUA
(Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga)
SEKRETARIS
Jenderal
SEKRETARIS
(Organisasi)
SEKRETARIS
(Perkaderan)
SEKRETARIS
(Kajian dan Dakwah Islam)
SEKRETARIS
(Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
SEKRETARIS
(Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
SEKRETARIS
(Advokasi)
SEKRETARIS
(Hubungan Antar Lembaga)
BENDAHARA
Umum
Bendahara
Bendahara
Anggota
Bidang :
Anggota
Bidang Organisasi
Anggota
Bidang Perkaderan
Anggota
Bidang Kajian dan Dakwah Islam
Anggota Bidang
Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Anggota
Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
Anggota
Bidang Advokasi
Anggota
Bidang Hubungan Antar Lembaga
Keterangan :
· Struktur IPM bersifat desentralisasi. Artinya, setelah
posisi Ketua Umum dan Sekretaris Umum tidak ada Wakil Ketua dan Wakil
Sekretaris, tetapi langsung Ketua dan sekretaris bidang yang bekerja sesuai
dengan job bidangnya masing-masing.
· Jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) khusus untuk
Pimpinan Pusat IPM.
· Untuk Bidang Organisasi hanya ada pada struktur PP,
PW, dan PD IPM. Sedangkan di tingkat PR dan PC IPM tidak ada.
· Bidang Kewirausahaan hanya ada di struktur Ranting (PR
IPM). Sedangkan untuk struktur di atasnya bisa dilakukan atas koordinasi tim
bendahara dengan cara membentuk Lembaga Kewirausahaan/ekonomi yang langsung di
bawah koordinasi tim bendahara. Untuk koordinasi Bidang Kewirausahaan Ranting
dengan struktur atas, langsung ke bidang keuangan (tim bendahara).
· Sesuai dengan ART IPM, bidang wajib yang ada di
struktur Ranting adalah Bidang Perkaderan, SDI, dan PIP.
3)
Agenda Aksi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah mempunyai beberapa agenda
aksi yang nantinya bisa membuat IPM benar-benar bergerak pada kondisi riil
basis masanya. Berikut adalah daftar agenda aksi IPM:
· Pengajian Islam Rutin (PIR)
Pengajian Islam Rutin atau disingkat PIR merupakan
kegiatan rutin tentang dunia Islam dan yang terkait dengannya yang diadakan
oleh pengurus IPM Ranting. Kegiatan ini diadakan sebagai penguatan nilai-nilai
keislaman yang berwawasan rahmatan lil alamin di kalangan pelajar. Waktu
kegiatan bisa diadakan setiap seminggu atau dua minggu sekali. Semua tergantung
kesepakatan dan dimusyawarahkan terlebih dahulu oleh PR IPM setempat. Untuk
tempat bisa diadakan di sekolah, di rumah salah satu guru (secara bergiliran),
atau di rumah salah satu siswa dengan jadwal yang sudah fiks.
· Sekolah Kader
Sekolah Kader merupakan suatu proses pendidikan yang
disusun secara terpadu meliputi penyadaran, pemberdayaan, dan pembelaan
terhadap kader IPM. Kegiatan ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu
setelah perkaderan formal tingkat muda (TM II). Untuk alumni TM III dan TM
Utama tidak ada karena, diharapkan langsung mampu berkiprah dalam kancah yang
lebih luas. Alasan lain adalah, karena letak geografis yang cukup luas sehingga
bisa mengakibatkan ketidakefektifan kegiatan. Selain itu, jika alumni TM I dan
TM II masih “dipikirkan”, maka alumni TM III dan TM Utama harus sudah
“memikirkan”. Karena itulah, alumni TM III dan TM Utama tidak ada sekolah
kader.
· Gerakan Iqra
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan Iqra” :
ü Pembiasaan membaca sebagai aktivitas wajib bagi setiap
kader.
ü Kajian regular sebagai ruang tukar-menukar pengetahuan
dari buku yang telah dibaca, yang dituangkan dalam tulisan.
ü Melakukan arisan tulisan terhadap tema-tema yang telah
ditetapkan.
ü Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk merangsang
motivasi kader dalam hal tulis-baca seperti, pelatihan jurnalistik, pelatihan
menulis cerpen/novel, kursus bahasa asing, pelatihan debat, pelatihan metode
penelitian dan lain sebagainya.
ü Menciptakan aktifitas aplikatif untuk menyalurkan
kemampuan dan ketrampilan dari hasil pelatihan atau baca-tulis kader, dengan
mengikutserta-kan kader dalam setiap lomba penulisan karya tulis ilmiah, popular,
lomba cerpen atau dalam agenda lomba debat konstruktif antar pelajar.
ü Menciptakan komunitas kreatif untuk mengaktualisasikan
potensi kader seperti kelompok-kelompok ilmiah pelajar (KIP), Kelompok pecinta
Cerpen (KPC), Kelompok pecinta puisi/sastra dan sebagainya.
ü Mengadakan forum dialog publik untuk merangsang
pengetahuan kader dan sebagai upaya melakukan tranformasi pengetahuan terhadap
publik.
ü Melakukan aktifitas rekreatif dengan mengajak kader ke
tempat-tempat yang benuansa imajinatif, terkesan santai tapi serius, seperti
berkunjung ke pusat-pusat perbukuan, silaturahmi tokoh, silaturahmi dengan
pusat studi tertentu, membangun komunikasi aktif dengan gerakan pelajar
lainnya, dan berkunjung ke masyarakat miskin kota, serta tadabur alam sebagai wahana
membaca ayat ayat kauniyah.
ü Mengadakan English Training Center (ETC)
· Gerakan Budaya Tanding
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan Budaya
Tanding” :
ü Kajian reguler sebagai ruang tukar-menukar pengetahuan
tentang budaya pop yang menjadi trend setter pelajar.
ü Buy Nothing Day adalah hari dimana kita (anak IPM)
dituntut untuk tidak mengkonsumsi/membelanjakan uang untuk komoditas-komoditas
yang tidak menentukan hajat hidup kita. Kampanye ini digagas di Kanada dan
secara luas telah dilaksanakan di berbagai negara dengan waktu pelaksanaan yang
berbeda.
ü A Week Without TV. Tidak ada yang meragukan bahwa
media televisi (TV) telah mengantarkan nilai-nilai kekerasan, pornografi,
konsumerisme dsb, kedalam ruang-ruang privat kita. Kampanye ini dilaksanakan
untuk melawan berbagai bentuk kejahatan media. Secara sadar kita memutuskan
tidak menonton TV dalam seminggu agar ada interval untuk membersihkan isi
kepala kita dari nilai-nilai negatif yang disebarluaskan TV.
v Menggagas dan memassifkan gerakan-gerakan anti budaya pop
dan Kapitalisme Global ala IPM. Misal Kampanye Anti Nonton Sinetron, Kampanye
Limitasi Konsumsi Pulsa HP, Kampanye Anti Restoran Fastfood (McD, KFC),
Kampanye Anti Coca Cola, Pepsi, Fanta, dll, Sehari Tanpa Rokok.
v Menciptakan berbagai artefak-artefak yang menyampaikan
pesan-pesan perlawanan (baju kaos, sticker, poster, topi, banner, pembatas
buku, dsb).
v Memunculkan penulis-penulis komik Islami sebagai
counter atas penulis-penulis komik porno.
v Stop belanja di Mall!
v Menempatkan kader-kader IPM pada ruang-ruang budaya
yang ada.
· Gerakan Kewirausahaan
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan
Kewirausahaan” :
ü Terbentuknya unit-unit usaha mandiri yang bisa
membantu keuangan pimpinan pada setiap levelnya, seperti: koperasi pelajar,
bimbel (bimbingan belajar).
ü Terciptanya kelompok-kelompok usaha perorangan yang
dikelola secara mandiri dan dimonitoring oleh lembaga usaha pelajar.
ü Membangun jejaring IPM dengan lembaga-lembaga lain
yang tidak mengikat.
ü Mengadakan pelatihan-pelatihan enterprenership.
· Gerakan Advokasi Pelajar (GAP)
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan Advokasi
Pelajar”:
ü Pembentukan kelompok diskusi yang bertemakan hak-hak
pelajar.
ü Pembentukan komunitas pelajar di Ranting yang fokus
pada advokasi pelajar.
ü Sekolah Advokasi.
ü Merespon persoalan-persoalan pelajar baik di media
maupun di internal IPM sendiri, seperti persoalan IPM dengan pihak sekolah
4)
What should IPM do?
· Pembelaan terhadap pelajar.
· Mengadakan kegiatan yang bermanfaat untuk pelajar.
· Mengembangkan potensi pelajar.
· Melakukan pendampingan pelajar.
· Berusaha menjadi problem solver permasalahan pelajar.
5) What benefit for us? If sit in organization board?
· Pengalaman berorganisasi.
· Memiliki jaringan atau teman yang bertaraf nasional.
· Melatih kepemimpinan dan manajemen.
· Bisa mengikuti berbagai pelatihan.
6)
Testimonial
2.
Materi Penunjang
Kepemimpinan : kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain guna mencapai tujuan organisasi.
1)
Kepemimpinan
Tingkat 5
Tingkat 1 : individu berkemampuan tinggi.
Memberi sumbangan
produktif lewat bakat, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan klerja yang
baik.
Tingkat 2 : anggota tim aktif.
Menyumbangkan
kemampuan individu untuk mencapai tujuan tim dan bekerja dengan orang lain
secara efektif dalam kelompok.
Tingkat 3 : manajer andal.
Mengorganisasikan
manusia dan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien.
Tingkat 4 : pemimpin efektif.
Mempercepat
komitmen dan pencapaian visi yang jelas dan menarik, serta mendorong standar
kinerja yang lebih tinggi.
Tingkat 5 : eksekutif tingkat 5.
Membangnun kejayaan
yang kekal lewat gabungan paradoksal kerendahan hati dan tekad professional.
2)
Kepemimpinan
Interaktif merupakan
gaya kepemimpinan yang bercirikan sikap yang rendah hati, merangkul semua
orang, dan membina hubungan.
3)
Karakter
Kepemimpinan merupakan
ciri pribadi pemimpin yang menonjol seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan
diri, dan penampilan.
Pendekatan Perilaku :
· Perilaku berorientasi tugas.
· Perilaku berorientasi manusia
· Penelitian
Ohio State :
ü Pertimbangan : jenis perilaku yang
menggambarkan sejauh mana sang pemimpin memikirkan bawahan menghargai pikiran
dan perasaan mereka serta membangun rasa saling percaya.
ü Struktur
permulaan :
kadar perilaku tugas yaitu sejauh mana sang pemimpin berorientasi tugas dan
mengarahkan pekerjaan bawhannyauntuk mencapai tujuan.
Penelitian
Michigan :
· Pemimpin
berorientasi pegawai : pemimpin yang menetapkan tujuan
berkinerja tinggi dan menampilkan perilaku suportif terhadap bawahan mereka.
· Pemimpin
berorientasi tugas : mereka yang cenderung lebih
memperhatikan pemenuhan jadwal,penghematan biaya, dan efisiensi produksi
daripada pencapaian tujuan dan kebutuhan manusiawi.
4) Kisi-kisi kepemimpinan : teori kepemimpinan dua dimensi
yang mengukur perhatian pemimpin terhadap manusia dan produksi.
· Pendekatan Kontingensi : model kepemimpinan yang
menggambarkan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi spesifik di sebuah
organisasi.
· Teori
situasional Hersey dan Blanchard : seorang pemimpin dapat menggunakan
satu dari empat gaya kepemimpinan berdasarkan gabungan perilaku
hubungan(perhatian kepada manusia),dan tugas(perhatian terhadap produksi).
· Gaya
menyuruh : perhatian besar terhadap tugas
dan perhatian kecil terhadap manusia dan tugas.
· Gaya
menjual : perhatian besar terhadap
manusia maupun tugas.
· Gaya
berpartisipasi :
gabungan perhatian besar terhadap manusia dan hubungan serta perhatian kecil.
· Gaya
mendelegasikan :
mencerminkan perhatian kecil terhadap hubungan maupun tugas
· Teori
kontigensi fiedler : titik tolak teori ini adalah
sejauh mana gaya pemimpin berorientasi tugas atau berorientasi
hubungan(manusia)
5) Pengganti Kepemimpinan
·
Pengganti : kepemimpinan menyebabkan gaya
kepemimpinan tidak diperlukan lagi.
·
Pembatal : meniadakan gaya kepemimpinan
dan mencegah pemimpinan menunjukan perilaku tertentu.
6) Kepemimpinan Karismatik Dan Visioner
Pemimpin Karismatik : mampu menginspirasi dan
memotivasi orang untuk melakukan sesuatu melebihi kemampuannya, meski
dihadapkan dengan halangan dan pengorbanan pribadi.
Dampak yang
biasanya muncul pada pemimpin yang mempunyai sifat karismatik yakni :
·
Menyatakan
visi mulia yang dirasakan oleh semua pegawai.
·
Menampilkan
kemampuan memahami dan berempati terhadap pengikut.
·
Memberdayakan
dan memercayai bawahan untuk mencapai hasil.
Kepemimpinan
Transformasional & Transaksional
·
Pemimpin transformasional : pemimpin yang dibedakan oleh
kemampuan istimewa untuk memunculkan inovasi dan perubahan.
·
Pemimpin transaksional : pemimpin yang memperjelas peran
dan persyaratan tugas bawahan, memelopori struktur, memberikan imbalan yang
sesuai, dan memahami bawahan.
7) Kepengikutan
·
Pengikut
terasing: pemikir kritis dan mandiri namun pasif.
·
Konformis
:berpartisipasi aktif dalam hubungan dengan atasannya namun tidak menggunakan
keahlian berpikir kritis.
·
Orang
bertahan pragmatis : memiliki semua sifat,tergantung gaya mana yang cocok
disetiap situasi.
·
Pengikut pasif : tidak menunjukan berpikir kritis
dan mandiri maupun partisipasi aktif.
8) Kekuasaan Dan Pengaruh
·
Kekuasaan
potensi untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
·
Pengaruh
: dampak tindakan orang terhadap sikap, nilai, perilaku orang lain.
Kekuasaan
posisi :
·
Kekuasan sah : kekuasaan yang muncul dari
manajemen formal di organisasi dan kewenangan yang diberikan kepadanya.
·
Kekuasaan imbalan : berasal dari kewenangan untuk
memberikan imbalan kepada orang lain.
·
Kekuasaan hukuman : kewenangan untuk menghukum atau
merekomendasikan hukuman.
Kekuasaan
pribadi :
·
Kekuasaan ahli : kekuasaan yang berasal dari
pengetahuan atau keahlian khusus seorang tentang tugas yang sedang dikerjakan.
·
Kekuasaan rujukan : karakteristik pribadi seseorang
yang membuat orang lain memihak,menghormati,dan mengagumi hingga menirunya.
Sumber
kekuasaan lain :
·
Upaya
pribadi.
·
Jejaring
hubungan.
·
Informasi.
Taktik
Pengaruh Interpersonal :
·
Gunakan
persuasi yang rasional.
·
Buat
orang lain menyukai anda.
·
Andalkan
aturan timbal balik.
·
Bangun
aliansi.
·
Bersikap
tegas – minta apa yang anda inginkan.
·
Manfaatkan
kewenangan yang lebih tinggi.
·
Berikan
imbalan atau perilaku yang anda inginkan.
Al-qalb adalah lafadz musytarak (memiliki banyak
makna). Secara literal, al-qalbu bisa bermakna hati, isi,
lubuk hati, jantung, inti (lubb), akal (‘aql), kekuatan,
semangat, keberanian, bagian dalam (bâthin), pusat, tengah, bagian
tengah (wasath), dan yang murni (khâlish, mahdh).
Al-Quran sendiri menggunakan kata qalb dengan makna yang
beragam, namun tidak pernah keluar dari makna-makna di atas.
Jika diperhatikan dengan seksama,
makna qalbu di dalam al-Quran berkisar pada pengertian-pengertian berikut ini :
Pertama, makna al-qalbu berhubungan dengan upaya memahami,
mengerti, tadabbur, dan berfikir. Kata qalbu dengan makna semacam ini
ditunjukkan oleh ayat-ayat berikut ini. Allah Swt. Berfirman,
artinya :"Mereka mempunyai qalbu (quluub) tetapi tidak
dipergunakan untuk memahami(yafqahuuna) ayat-ayat Allah. (QS
al-A’raf [7]: 179).
Qalbu pada ayat ini, bermakna
akal. Sebab, Allah swt mengaitkannya dengan al-fiqh(pemahaman).
Qalbu juga bermakna ilmu. Ini ditunjukkan oleh firman Allah swt : "Mereka
rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, sementara
qalbu-qalbu mereka telah dikunci mati, sehingga mereka tidak mengetahui (ya’lamûn)(kebahagiaan
beriman dan berjihad). (QS at-Taubah [9]: 87).
Al-Quran menggunakan kata qalbu dengan
makna tadabbur (berfikir mendalam). Allah swt berfirman
: "Mengapa mereka tidak mentadabburi al-Quran ataukah di dalam
qalbu-qalbu mereka ada penutupnya?" (QS Muhammad [47]: 24).
Bahkan, secara nyata Allah swt
memberi makna qalbu dengan akal-pikiran : "Apakah mereka
tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati (qulub) yang dengan itu
mereka dapat berpikir (memahami)". (QS al-Hajj [22]: 47).
Qalbu dengan makna akal pikiran juga
termaktub di dalam surat Muhammad (47) ayat 16 dan surah al-A’raaf (7) ayat
100.
Kedua, qalbu bermakna perasaan (wijdân/fu’âd), baik
yang benar maupun yang salah. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menegaskan
hal ini. Misalnya: kekhusyukan (QS al-Hadid [57]: 16), kelembutan dan kasih
sayang (QS al-Hadid [57]: 27), perasaan terguncang (QS al-Anfal [8]: 3), takut
dan khawatir (QS Ali Imran [3]: 151), sombong (QS al-Mukmin [40]: 35), marah
(QS at-Taubah [9]: 15), ketenangan dan ketentraman (QS ar-Ra’du [13]: 28),
keraguan dan syak (QS at-Taubah [9]: 110), keras dan bandel (QS al-Baqarah [2]:
74).
Qalbu dengan makna semacam ini merupakan
madhaahir (penampakan) dari naluri-naluri manusia. Oleh karena itu,
qalbu dalam konteks seperti ini tidak dapat menetapkan mana yang harus ada dan
mana yang tidak. Bahkan, qalbu dengan pengertian semacam ini, menjadi tempat
bercampurnya perasaan baik dan buruk.
Salah satu arti penting qalbu adalah
qalbu sebagai tempat bersemayamnya iman dan takwa. Iman adalah pembenaran pasti
tanpa sedikit pun keraguan. Lalu, pembenaran ini diendapkan di dalam
qalbu dengan tetap menyertakan pemikiran ke dalamnya. Selanjutnya perasaan dan
pemikiran tersebut disatukan secara sempurna, penuh keyakinan, ketenangan, dan
selalu disesuaikan dengan akal pikirannya. Agar keyakinan tersebut menjadi
keyakinan yang pasti tanpa ada sedikitpun keraguan, maka, keyakinan tersebut
harus sejalan dengan akal. Apabila di dalam qalbu telah terwujud
dua hal, yakni keyakinan pasti dan kesesuaian keyakinan itu dengan akal, maka terbentuklah
iman yang benar. Berhubungan dengan masalah ini, Allah swt berfirman: "…kecuali
orang yang dipaksa, sementara qalbunya tenang dalam keimanan". (QS
an-Nahl [16]: 106).
"Mereka itulah yang dituliskan
di dalam qalbu mereka iman". (QS al-Mujadalah [58]: 22).
"Akan tetapi, katakanlah, “Kami
telah tunduk,” karena iman itu belum masuk ke dalam qalbu kalian. (QS
al-Hujurat [49]: 14).
Selain sebagai tempat iman, qalbu
juga tempat bersemayamnya keraguan, syak, bahkan penolakan terhadap kebenaran.
Allah Swt. menegaskan hal ini : "Wahai Tuhan kami, janganlah engkau
memalingkan qalbu-qalbu kami setelah Engkau menunjuki kami. (QS Ali Imran [3]: 8).
Dari sinilah dapat dimengerti,
betapa pentingnya peran akal dalam membimbing dan mengarahkan qalbu; agar qalbu
selalu mengimani hal-hal yang wajib untuk diimani, dan menolak hal-hal yang
tidak boleh diimani. Jika qalbu tidak mendapatkan bimbingan dari
akal, niscaya qalbu bisa terjatuh kepada kekeliruan. Bisa jadi, qalbu
akan mengimani dan merasa tentram terhadap sesuatu yang harusnya tidak boleh
diimani, atau malah mengingkari sesuatu yang harusnya ia imani. Untuk
itu, qalbu harus selalu dibimbing oleh pemahaman Islam, agar ia tidak terjatuh
pada keyakinan dan perasaan yang salah.
Selain iman dan keraguan, takwa juga
terdapat di dalam qalbu. Takwa adalah perasaan takut kepada Allah swt yang
dibarengi dengan menjalankan syariatNya dan menjauhi laranganNya. Hal ini
dijelaskan dalam al-Quran : "Demikianlah (perintah Allah). Siapa saja
yang mengagungkan syiar-syiar Allah (ibadah), sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan
qalbu". (QS al-Hajj [22]: 32).
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa, makna qalbu mencakup akal pikiran dan
perasaan. Oleh karena itu, kebersihan dan kesucian hati tergantung
kepada kebersihan akal dan perasaan. Sedangkan kebersihan akal dan
perasaan ditentukan oleh kesesuaiannya dengan 'aqidah dan syariat Islam, dan
kesuciannya dari pemikiran dan aturan thaghut. Dengan
kata lain, agar seseorang qalbunya bersih, perasaan dan pikirannya harus
tunduk, dibentuk, dan dibimbing oleh 'aqidah dan syariat Islam.
Meskipun seorang Muslim memiliki perasaan untuk mendekatkan diri kepada Allah
sangat kuat, akan tetapi jika pemikirannya dibentuk oleh aqidah dan system
kufur, tentunya kita tidak bisa menyatakan qalbunya bersih. Seorang
Muslim yang asyik masyuk dengan ibadah ritual dan akhlaq semata, namun dalam
bermuamalah masih melibatkan diri dengan muamalah ribawiy serta praktek-praktek
bisnis yang bertentangan dengan syariat Islam, maka rusaklah qalbunya.
Sayangnya, persepsi masyarakat tentang
kebersihan qalbu, masih sebatas kebersihan pada aspek-aspek kejiwaan
(nafsiyyah) belaka, seperti tumbuhnya sifat sabar, tawadlu', rendah hati,
qana'ah, dan sifat-sifat lain di dalam dirinya. Sementara itu, mereka
tidak pernah memperhatikan metode dan landasan dasar (tolok ukur) yang
digunakan untuk membentuk sifat-sifat tersebut. Akhirnya, pembentukan
sifat-sifat tersebut terlepas dari 'aqidah dan syariat Islam. Mereka
menumbuhkan sifat-sifat tersebut di dalam qalbunya berdasarkan prinsip-prinsip
universal dan ajaran-ajaran selain Islam; misalnya Taoisme, Budhisme, dan
sebagainya. Benar, metode dan cara itu bisa menumbuhkan sifat-sifat yang
baik, namun, sifat-sifat itu terpisah dari 'aqidah dan hukum Islam.
Sebab, metode dan landasan yang digunakan untuk membentuk sifat-sifat itu tidak
lahir dari aqidah dan syariat Islam. Padahal, akhlaq (karakter) seorang Muslim
mesti terbentuk dari al-Quran dan Sunnah. Akhlaq seorang Muslim tidak
boleh lahir dari prinsip-prinsip universal atau ajaran selain Islam, akan
tetapi harus lahir dari 'aqidah Islam. Untuk itu, walaupun seorang
Muslim memiliki sifat-sifat yang baik, namun, jika sifat-sifat itu lahir dari
ajaran-ajaran non Islam, qalbunya telah rusak.
Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa, kebersihan dan kesucian qalbu ditentukan oleh dua
hal. Pertama,
kebersihan pemikiran, dan kedua,
kebersihan nafsiyyah (pola sikap). Wallahu a’lam.
D. LAGU
– LAGU PERJUANGAN
SANG SURYA
Cipt. H.
Djarnawi Hadikusumo
Sang Surya
telah bersinar
Syahadat dua
melingkar
Warna yang
hijau berseri
Membuatku
rela hati
Ya Allah
Tuhan Rabbiku
Muhammad
junjunganku
Al Islam
agamaku
Muhammadiyah
gerakanku
Di timur
fajar cerah gemerlapan
Mengusik
kabut hitam
Menggugah
kaum Muslimin
Tinggalkan
peraduan
Lihatlah
Matahari telah tinggi
Di ufuk
timur sana
Seruan
Illahi Robbi
Sami’na wa
Atha’na
Ya Allah
Tuhan Robbiki
Muhammad
junjunganku
Al Islam
Agamaku
Muhammadiyah
Gerakkanku
IPM BERJAYA
(MARS IPM)
Cipt. M.
Izzul Muslimin
Bersatu,
berpadu, menjalin ukhuwah
Di dalam, ikatan
pelajar muhammadiyah
Terampil,
berilmu, berakhlak mulia
Pelopor dan
pelangsung penyempurna amanah
Berjuang
dengan sekuat tenaga
Tegakkan
islam yang utama
Menjadi
kader yang siap sedia
Untuk umat
dan bangsa
Berdiri,
tegaklah, tampillah di muka
Ikrarkan
bersama IPM berjaya 2x.
SENANDUNG
PERJUANGAN
Cipt.
Baskoro Tri Caroko
Bangunlah
hai kamu para kader semua
Dari lelapmu
tentang mimpi-mimpi
Lihatlah
sang fajar telah menyinsing
Singsingkan
lengan, satukan langkah
Teguhkan
Jihad Fisabilillah
Bersama kita
tegakkan
Keadilan……Kebenaran
Tuhan beri
petunjuk Mu
Jalan
kemenangan ummat Islam
Berilah kami
kekuatan
Amalkan
Al-Qur’an dalam kehidupan
Renungan
Kader
Cipt. Ahmad
Aris Muryasani
Seusai
tahajjud kumerenung lagi
Siapa di
mana diri hina ini
Lama ku tertidur
dalam duniaku
Nanarku
memandang alan disekelilingku
Beribu
Mujahid berguguran sudah
Beribupun
Nampak semakin merenta
Namun
kebathilan tiada kunjung sirna
Bahkan
semakin menyesakkan Dunia
Kini tiba
waktu tuk tampilkan diri
Gelisah
Ummatku tak sabar menanti
Dalam
Ikatanku tlah bersemi janji
Hidup di
jalan-Nya atau mati Syahid 2x
AKU CINTA IPM
Cipt: Baskoro Tri Caroko
Demi pena dan Sgala Yang Dituliskan
Qur’an Surat Al –Qolam Ayat Satu
Itulah Semboyan Kita Semua
Dalam Jihad Tegakkan Kalimah-Nya
IPM Aku Suka Kamu
IPM Aku Seneng Kamu
IPM Aku Sayang Kamu
Pokoknya Ku Cinta Padamu
JANJI KADER
Cipt. M.
Izzul Muslimin
Di kala
akhir Taruna Melati
Ada tanya
yang menyentuh dalam hati
Sudah
siapkah aku kini
Menjadi
kader yang sejati
Telah banyak
yang aku dapatkan
Tentang arti
hidup dan perjuangan
Fisabilillah
ditegakkan
Lewat hati,
kata, dan perbuatan
Kumohon
kekuatan ya Allah
Agar dapat
ku jalankan
Amanah ummat
dan ikatan
Demi agama
Islam
Kini tiba
saat diwujudkan apa yang telah diberikan
Semoga Allah
meridho’i niat hati yang tulus ini
SENANDUNG
UKHUWAH
Berjumpa
kita seminggu yang lalu
Dan kini
kita kan berpisah lagi
Setelah
bersama kita jalani
Ditempa
dalam Taruna Melati
Bersama kita
satukan langkah
Berpegang
teguh amanah ummat
Berjuang
kita di jalan Allah
Berkarya dan
beramal nyata
Ikatkan kuat
tali ukhuwah
Berpegang
teguh Qur’an dan sunnah
Menjadi
pedoman jihat kita
Wujudkan
masyarakat utama
Walau lahir
kita tak bertemu
Namun hati
kita tetap Satu
Bertekad
kita berjuang bersama
Semoga Allah
meridhoinya
BAB II
PEMBAHASAN
A. BACAAN
SHOLAT
1.
Takbiratul Ihram
اللهُ
أكْبَرُ
2.
Doa iftitah
اَللّهُمَّ باَعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَاياَيَ كَمَا
باَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.
اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.
“Ya Allah
jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara
timur dan barat. - Ya Allah bersihkan aku dari dosa sebagaimana Engkau membersihkan
pakaian yang putih dari kotoran. - Ya Allah basuhlah kesalahanku dengan air,
embun dan es”.
3.
Kemudian membaca Ta’awwudz
أعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku meminta
perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk. (ini dibaca pada
setiap membaca Al Fatihah dalam shalat) dan selalu dibaca dalam hati”.
4.
Membaca surat Al-Fatihah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)مَالِكِ يَوْمِ
الدِّينِ (٤)إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧).آمِيْن
1.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4.
Yang menguasai di hari Pembalasan.
5.
Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada
Engkaulah Kami meminta pertolongan.
6.
Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7.
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri
nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.(Q.S Al Fatihah (1): 1-7).
5.
Kemudian membaca salah satu surah yang terdapat pada
Al-Qur’an, misalnya Q.S: Al Fil, Quraisy, Al Ma’un dan sebagainya.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
(١)أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (٢)وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا
أَبَابِيلَ (٣)تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (٤)فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ
مَأْكُولٍ (٥)
1. Apakah kamu
tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah?
2. Bukankah Dia
telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3. Dan Dia
mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
4. Yang
melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5.
Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang
dimakan (ulat). (Q.S Al Fil (105): 1-5).
6.
Kemudian rukuk membaca
اللهُ
أكْبَرُ
Seraya rukuk, mengangkat kedua tangan seperti ketika
takbiratul ikhram (takbir pertama) terus membungkuk, sambil membungkuk itu
(rukuk) dengan membaca
سُبْحَانَكَ
اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى
“Maha Suci
Engkau ya Allah, dan dengan memuji Engkau ya Allah aku mohon ampun”.
7.
Kemudian i’tidal sambil membaca
سَمِعَ
اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ
“Mudah-mudahan
Allah mendengarkan kepada orang yang memuji kepada-Nya, ya Tuhanku dan segala
puji itu bagi Engkau”.
8.
Kemudian membaca
اللهُ
أكْبَرُ
Bersamaan dengan melakukan sujud (sujud yang pertama).
Diwaktu sujud membaca :
سُبْحَانَكَ
اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى
“Maha Suci
Engkau ya Allah, dan dengan memuji Engkau ya Allah aku mohon ampun”.
9.
Kemudian duduk antara dua sujud dengan diikuti membaca
اللهُ
أكْبَرُ
Diwaktu duduk membaca :
اَللّهُمَّ
اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
“Ya Allah,
ampunilah saya dan kasihanilah saya dan cukupilah saya dan tunjukkanlah saya
dan berilah saya rezeki”.
10.
Kemudian sujud lagi (sujud kedua) dengan membaca : “Allahu Akbar”
serta membaca sebagaimana sujud pertama sampai sujud yang kedua ini dinamakan
satu rakaat (rakaat yang pertama). Kemudian dilanjutkan dengan rakaat yang
kedua. Begitu pula seterusnya.
11.
Mula-mula bangun sambil membaca : “Allahu Akbar”
saat duduk sejenak untuk berdiri ke rakaat kedua dan tidak mengangkat tangan sebagaimana
pada rakaat pertama.
Rakaat yang
kedua ini caranya seperti dalam rakaat pertama. Hanya saja ketika berdiri tadi
tidak membaca doa iftitah seperti dalam rakaat pertama.
12.
Dalam rakaat yang kedua setelah melakukan sujud yang
kedua kemudian bangkit duduk dengan membaca : “Allahu Akbar” dilanjutkan
dengan bacaan (At Tahiyyat Awal).
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَ الصَّلَوَاتُ وَ الطَّيِّبَاتُ
السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَ بَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Segala
kehormatan, Rahmat, dan kebaikan adalah bagi Allah.
Mudah-mudahan keselamatan wahai Nabi demikian juga rahmat Allah dan berkat-Nya.
Mudah-mudahan keselamatan wahai Nabi demikian juga rahmat Allah dan berkat-Nya.
Mudah-mudahan
keselamatan tetap bagi kami semua dan bagi sekalian hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah
Dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad itu hamba-Nya dan pesuruh-Nya.
Dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad itu hamba-Nya dan pesuruh-Nya.
Wahai Tuhan
berilah keselamatan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Sebagaimana
Engkau memberi keselamatan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Wahai Tuhan
berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Sebagaimana
Engkau memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya
Engkaulah Dzat yang Terpuji dan Termulia”.
13.
Kalau pada tahiyyat (tasyahud) awal, disambung dengan
doa
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيراً
وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ. فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ
وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Ya Allah,
aku sudah banyak menganiaya diriku dan tiada dapat mengampuni dosa, selain
Engkau. Maka ampunilah aku dan kasihanilah aku sesungguhnya Engkaulah Maha
Pengampun dan Penyayang”.
14.
Kalau pada tahiyyat akhir (duduk tahiyyat dari rakaat
yang terakhir), disambung dengan doa
اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ,
وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَمَاتِ, وَمِنْ شَرِّ
فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah
aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur, begitu juga
dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang
dusta)”.
15.
Sesudah selesai
membaca “Tathiyyat akhir” kemudian membaca salam ke kanan dan ke kiri, dengan
sempurna, sebagai berikut:
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ . السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ
اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
“Mudah-mudahan
keselamatan dan rahmat Allah tetap padamu, begitu pula berkahnya (2x)”.
Sumber Bacaan : Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.
B. MUQODDIMAH
KULTUM
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.،
أَمَّا بَعْدُ؛
Artinya : "Sungguh segala puji hanya milik Allah, Allah
yang kita puji, kepada Allah kita memohon pertolongan, kepada-Nya kita memohon
ampunan, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari
keburukan amal perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak
seorangpun dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tak
seorangpun mampu memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak
disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. …. Amma ba’d "
Pertama-tama dan paling utama mari kita panjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana pada hari ini Allah masih memberikan
kita nikmat kesehatan serta kesempatan hingga kita dapat hadir di .............
yang kita cintai ini, guna untuk melaksanakan aktivitas kita sebagai .................
Berbahagialah kita, karena kita termasuk hamba
pilihan Allah. Hamba yang diciptakan begitu sangat sempurna sekali indah dan
mempesona, tetapi jangan sampai kesempurnaan yang kita miliki kita lupa kepada
Allah.
Ingat! kita cuma terbuat dari tanah dan akan
kembali ketanah, coba lihat kerah baju yang kita pakai 2-3 hari pasti akan
menghitam seperti tanah, itu sebagai bukti bahwa kita terbuat dari tanah.
Ya rahman ya rahim, mari kita kirimkan sholawat
serta salam kepada junjungan Nabi kita Muhammad saw, yang telah menyelamatkan
ummatnya dari alam gelap sesak tak bercahaya menuju alam yang terang menderang
seperti yang kita rasakan pada saat ini, dengan kata lain minadssulumati
ilannur.
Izinkan Saya Membawakan Sebuah Ceramah
Yang Bertema ......................
C. NASKAH
PELANTIKAN
Ipmawan dan
Ipmawati Sekalian, Sebelum prosesi Pelantikan ini saya Mulai, Saya Persilahkan
Ipmawan dan Ipmawati Untuk Mendengarkan Dan Merenungkan ayat Al-Qur’an yang
akan saya bacakan
Al - Fath Ayat 10 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ
يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَيۡدِيهِمۡۚ
فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِمَا
عَٰهَدَ عَلَيۡهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا ١٠
Artinya : “Bahwasanya orang-orang yang berjanji
setia kepada kamu, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah, Tangan
Allah di atas tangan Mereka. Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya
akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa
menepati janjinya Allah, maka Allah akan memberi pahala yang besar”.
Jika masih
ada di antara Ipmawan dan Ipmawati yang ragu untuk mengikuti proses pelantikan
ini,saya persilahkan meninggalkan barisan dan kedudukan Ipmawan dan Ipmawati
sebagai pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (asal sekolah) akan kami tinjau kembali.
Jika ipmawan
dan ipmawati sudah siap untuk mengikuti prosesi pelantikan, saya persilahkan
Ipmawan dan Ipmawati menjawab pertanyaan berikut hanya dengan kata “SIAP”.
Pertanyaan :
1.
Siapkah
saudara untuk dilantik sebagai Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMK
Muhammadiyah 2 Kalirejo Lampung Tengah ?
2.
Siapkah
Saudara untuk melaksanakan Nilai - Nilai ajaran islam berdasarkan Al-Qur’an dan
As-sunnah ?
3.
Siapkah
Saudara untuk menjalankan dan memperjuangkan nilai - nilai perjuangan
Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ?
4.
Siapkah
Saudara untuk menjalankan amanah kepemimpinan sesuai dengan kaidah organisasi
yang berlaku ?
5.
Siapkah
Saudara untuk patuh dan ta’at kepada pimpinan saudara ?
Dengan
kesiapan saudara tersebut, maka ikuti apa yang saya ucapkan sebagai ikrar dan
baiat saudara selaku pimpinan.
“aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Dan aku bersaksi Bahwa Muhammad adalah
Rosul Allah “
“ aku rela
Allah Sebagai tuhan saya, aku rela islam sebagai agama saya, dan aku rela
Muhammad sebagai Nabi dan rosul Allah”
Dengan penuh
keihklasan, keyakinan dan rasa tanggung jawab. Saya berjanji:
1.
Setia dan
ta’at menjalankan segala perintah Allah kapan dan dimana saja.
2.
Setia dan
ta’at mengamalkan ajaran islam sesuai tuntunan Rosullulah.
3.
Setia dan
ta’at menjalankan dan memperjuangkan nilai - nilai perjuangan Muhammadiyah dan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
4.
Setia dan
ta’at kepada aturan dan kaidah Organisasi.
5.
Senantiasa
menjaga dan menjalankan amanah yang diembankan kepada kami selaku Pimpinan
Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (asal
sekolah dan periode) dengan penuh rasa tanggung jawab. Semoga Allah
meridhoi kami.
Pernyataan
siap dan ikrar Ipmawan dan Ipmawati adalah janji setia Ipmawan dan Ipmawati
dihadapan Allah terhadap amanah kepemimpinan yang akan saudara emban.
Dengan ini
atas nama Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalirejo Lampung Tengah,
saya nyatakan Ipmawan dan Ipmawati sekalian telah sah sebagai Pimpinan Ranting
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (asal sekolah
dan periode). Semoga Allah menyertai Perjuangan kita semua.
Nuun Wal Qolami Wa Maa Yasthurun
D. PENYUSUNAN
PROGAM KERJA
Berikut ini
adalah salah satu contoh penyusunan program kerja yang bisa disesuaikan
disekolah – sekolah lainnya, jadi sifatnya kondisional dan sesuai sengan
kapasitas SDM para kader :
1.
Bidang Kepemimpinan
Bidang ini diarahkan pada terciptanya kepemimpinan yang kuat (strong
leadership) dan progresif menuju corak Gerakan Pelajar Kritis Progresif
Transformatif. Hal tersebut meliputi pengelolaan, manajemen dan penataan
mekanisme kepemimpinan di tingkat Pimpinan Ranting.
a.
Mengawal visi
dan orientasi gerakan.
b.
Membangun
komunikasi antar pimpinan.
c.
Optimalisasi
kinerja dan partisipasi pimpinan.
d.
Melakukan
koordinasi dan kontrol terkait tugas, fungsi dan kinerja pimpinan.
e.
Pengembangan
komunikasi eksternal.
2.
Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
Bidang ini diarahkan kepada terciptanya administrasi organisasi yang
tertib, rapi, dan memudahkan proses organisasi. Selain itu, perubahan sistem
administrasi kesekretariatan. Program bidang ini adalah:
a.
Sosialisasi
sistem administrasi IPM.
b.
Optimalisasi
pelaksanaan sistem administrasi IPM.
c.
Optimalisasi
pelaksanaan dan pemenuhan kebutuhan administrasi organisasi.
3.
Bidang Keuangan
Bidang keuangan diarahkan pada optimalisasi penggalian, pengelolaan dan
pemanfaatan dana organisasi, serta menumbuhkan semangat kekaryaan dan
kewirausahaan dalam rangka kemandirian ikatan. Program bidang ini adalah:
a.
Pengembangan
inovasi teknis penggalian dana dari berbagai sumber yang halal dan tidak
mengikat, serta memperhatikan posisi IPM dengan pihak tersebut.
b.
Optimalisasi
penggalian, pengelolaan, dan pemanfaatan dana organisasi.
c.
Menetapkan
kebijakan besarnya Iuran Anggota (IA) dan Uang Pangkal (UP) dan
mensosialisasikan kepada pimpinan.
d.
Pengembangan
konsep administrasi keuangan dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan dana rutin
yang menopang pelaksanaan program.
e.
Pengembangan
spirit kekaryaan dan kewirausahaan dengan inovasi lembaga/unit usaha sebagai
penopang dana organisasi.
4.
Bidang Perkaderan
Bidang ini diarahkan pada penguatan karakter kader ikatan dalam rangka
menumbuh kembangkan semangat yang terorganisir serta jiwa militansi pada setiap
kader. Selain itu, peningkatan skill, kapasitas dan kapabilitas kader juga
perlu ditingkatkan dalam upaya mencerdaskan bangsa untuk Indonesia yang
berkemajuan. Program bidang ini adalah:
a.
Pembuatan
pedoman perkaderan IPM Ranting.
b.
Kajian
Sistem Perkaderan IPM.
c.
Mengelola
FORTASI, TRENLAT dan MAPETA.
d.
Mengadakan
pelatihan, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
e.
Pelatihan
Kader Taruna Melati I.
5.
Bidang Studi Dakwah Islam
Bidang ini diarahkan pada penanaman nilai-nilai ajaran Islam secara kritis,
sehingga dapat membangun identitas pelajar muslim yang memiliki spiritualitas
bagus dan mengedepankan nilai-nilai moral. Program bidang ini adalah:
a.
Pembuatan
buku panduan dakwah pelajar.
b.
Peer
Education For Moslem Student (PEFMOS).
c.
Kajian Islam
Intensif (KII).
d.
Dakwah
disekolah dan media elektronik.
e.
Da’i Hijrah
Ramadhan.
f.
Musabaqoh
Tilawatil Qur’an (MTQ).
g.
Mengadakan
pelatihan, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
6.
Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Bidang ini diarahkan pada terciptanya tradisi berpikir kritis, penguasaan
ilmu pengetahuan teknologi di kalangan pelajar melalui pembudayaan tradisi
membaca dan menulis sebagai wujud penajaman gerakan Iqra. Program bidang ini
adalah:
a.
Workshop
Bidang PIP.
b.
Science
Motivation Training (SMT)
c.
Summer Camp.
d.
Mengadakan
pelatihan, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
e.
Menaungi
Eskul – eskul di sekolah.
7.
Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga
Bidang ini diarahkan pada massifikasi gerakan kritis melalui proses
stimulasi kesadaran kritis pelajar dalam menanggapi hegemoni budaya
kapitalis-industri yang berkembang sebagai dampak negatif dari globalisasi.
Selain itu juga diarahkan untuk pengembangan minat dan bakat serta apresiasi
seni dikalangan pelajar demi terbentuknya pelajar yang kritis dan kreatif. Program
bidang ini adalah:
a.
Identifikasi
potensi seni budaya.
b.
Mengadakan
lomba, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
c.
Menaungi
Eskul – eskul di sekolah.
8.
Bidang Advokasi
Bidang ini diarahkan pada penyadaran, pendampingan, dan pembelaan terhadap
hak-hak pelajar. Pengembagan budaya kritis dikalangan pelajar merupakan embrio
gerakan untuk memposisikan diri sebagai pelopor perubahan dengan mengedepankan
program-program. Program bidang ini adalah:
a.
Intensifikasi
kajian isu-isu sosial, politik, pendidikan dan kebijakan-kebijakan publik yang
tidak berpihak pada pelajar.
b.
Mengadakan seminar
dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
c.
Membantu kedisplinan
sekolah.
d.
Pelatihan
Community Organizer.
Itulah
beberapa contoh program kerja yang bisa diaplikasikan di ranting-ranting
kalian, yang paling utama adalah mampu merubah atau menambahkan sesuai
kebutuhan selama 1 tahun periode pimpinan dan harus berkoordinasi dengan
pembina atau kepala sekolah untuk penyusunan program kerja agar sesuai dengan
kalender akademik sekolah kalian. Program kerja tersebut harus terrealisasi
pada setiap bidangnya yang paling utama yaitu pimpinan, keskretariatan dan
bendahara mampu mengkondisikan dengan baik agar progam kerja yang telah
tersusun bisa menjadi acuan dan kegiatan IPM Ranting selama kepemimpinan
pengurus pada periode tersebut.
E. GAME
1.
Jika - Maka
· Persiapan untuk Permainan Ice Breaker
· Bagikan kertas kosong kepada seluruh
peserta
· Bagilah peserta menjadi dua kelompok
· Kelompok pertama, anda beri nama
“Kelompok Jika”, kelompok dua anda beri nama “Kelompok Maka"
· Semua “kelompok jika” diminta
menulis kata-kata yang berawalan jika
· Semua “kelompok maka” diminta
menulis kata-kata yang berawalan maka
· Batasi waktu menulis, 2 – 3 menit
· Memulai permainan ice breaker
· Minta 1 orang secara suka rela dari
“kelompok jika”, dan 1 orang dari “kelompok maka”, masing-masing diminta
berdiri dan bersiap-siap membaca dengan lantang
· Anda memberitahu kepada peserta:
“Jika saya bilang BACA!, maka seorang yang ditunjuk dari “kelompok jika”
membaca tulisannya, kemudian langsung disusul oleh seorang yang ditunjuk dari
“kelompok maka”
· Katakan juga, untuk permainan ini
ada hadiahnya bagi pasangan yang cocok (Kalimat “jika – maka”nya selaras).
· Jika sudah siap, maka anda bilang
“BACA!”
· Ulangi lagi mencari sepasang peserta
lainnya sampai selesai atau sampai anda anggap cukup
· Catatan
· Ice breaker game ini akan mengundang
gelak tawa karena pernyataan “jika – maka” yang dibaca peserta kemungkinan
besar tidak nyambung. Misalnya: Jika saya pilek, Maka Simbok minta naik gaji …
· Nah, kalau ada yang “jika – maka”nya
nyambung, anda perlu memberi hadiah biar acara lebih semarak. Dengan adanya
hadiah, maka setiap peserta akan saling menawarkan diri agar diberi kesempatan
untuk membaca tulisannya.
2.
Duck Game (Permainan Bebek)
· Saya sampai sekarang tidak tahu apa nama permainan ini, tapi saya sering
menamainya sebagai permainan Bebek, permainan ini unik dan melatih konsentrasi.
· Begini cara bermainnya:
· Buatlah lingkaran yang bisa terdiri
dari banyak orang namun idealnya terdiri dari belasan orang. Masing-masing
berdiri di lingkaran ini dan anda sebagai instruktur berada di tengahnya.
· Perintahkan untuk mengepalkan tangan
kiri dan angkat sampai sejajar bahu kiri. Kepalan tangan dibuka, sehingga
telapak tangan menengadah ke atas. Sedangkan jari telunjuk tangan kanan ditaruh
di atas telapak tangan kiri dari teman yang ada di sebelah kanannya. Sudah
kebayang kan? Tangan kiri kita terbuka dan di situ ada tangan kanan orang lain.
Sedangkan jari telunjuk tangan kanan kita ada di telapak tangan kiri orang
lain.
· Setelah formasi ini siap, permainan
bisa dimulai. Aturannya adalah anda sebagai instruktur akan bercerita mengenai
bebek. Karanglah cerita apapun yang ada kata bebek-nya. Ketika dalam cerita
tersebut anda menyebutkan kata bebek, maka peserta harus menangkap jari
telunjuk teman sebelahnya dengan kanan kirinya dan di saat yang sama harus
mengangkat jari telunjuk tangan kanannya agar tidak tertangkap oleh orang lain.
· Akan lebih baik jika anda melakukan
ujicoba terlebih dahulu untuk membiasakan dengan aturan permainan. Uji coba
misalnya: katakan “bebek” maka semua orang menangkap dengan tangan kirinya dan
mengangkat tangan kanannya.
· Ketika sudah terbiasa, lakukan
simulasi cerita misalnya “Pada suatu hari, saya diminta oleh ibu untuk pergi ke
pasar untuk membeli be.. besek. Setelah itu saya bertemu dengan penjual be..
bebek!” Nah ketika anda menyebut kata bebek tersebut maka peserta harus
menangkap jari tangan orang lain, tapi di saat yang sama harus menghindari
tankapan orang lain.
· Bagi peserta yang jarinya tertangkap
maka dia harus menjadi instruktur dan berdiri di tengah lingkaran dan harus
mulai bercerita. Instruktur baru bisa bercerita mengenai apa saja dengan kata
kunci apa saja.
· Kemudian, formasi diganti. Tangan
kanan dan kiri bertukar peran. Tangan kanan yang telapaknya terbuka ada di
sebalah bahu kanan, dan telunjuk jari kiri ada di telapak tangan kanan pada
kawan sebelahnya.
· Kerumitan permainan ini ada pada
jebakan cerita. Buatlah cerita yang rumit dan tiba-tiba anda mengucapkan kata
kunci. Bagi peserta yang tidak konsentrasi dan larut dalam cerita maka bisa
dipastikan dia akan terkena hukuman terus dengan menggantikan peran instruktur.
· Tujuan game, pemainan, atau ice breaker ini
adalah untuk:
· Melatih konsentrasi pikiran dan
melatih gerak motorik yang responsif. Sehingga tidak mengantuk pada sesi
training, seminar, atau apa saja.
· Melatih kemampuan berbicara di depan
umum.
· Melatih membuat cerita yang
terstruktur dan rumit secara spontan.
· Yang yang paling penting, membuat
kita tertawa lepas.
3.
Tawa Perkenalan
· Perkenalan sebaiknya dibuat meriah dan menjadi kesan pertama yang tidak
terlupakan. Banyak metode yang bisa digunakan untuk membuat suasana perkenalan
menjadi menarik. Di sini dijelaskan cara berkenalan yang sedikit banyak
berkaitan dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki semua orang yaitu
menulis.
· Urutan prosesnya seperti di bawah ini:
· Mintalah setiap peserta untuk mengambil
selember kertas dan sebuah balpoin
· Instruksikan pada peserta untuk
membentuk lingkaran. Jika peserta jumlahnya sedikit posisinya adalah duduk
melingkar, namun jika pesertanya banyak, lebih dari 15 orang, mintalah mereka
berdiri dan membuat lingkarab besar.
· Minta pada peserta untuk menulis
nama panggilan (subyek) mereka di ujung kiri atas kertas yang dibawa. Ukuran
tulisan sebaiknya tidak terlalu besar, sesuaikan dengan ukuran kertas dan
balpoin yang digunakan.
· Lipat kertas sebanyak dua kali agar
nama yang ditulis tidak terlihat. Besar lipatan sesuaikan dengan besar tulisan,
tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil.
· Lakukan pengacakan. Kertas tersebut
diputar ke kanan atau ke kiri dalam lingkaran tersebut sampai si pemilik kertas
tidak memegang kertas miliknya lagi, namun memegang kertas milik orang lain.
· Mintalah peserta menulis kata
predikat di kertas yang dipegangnya. Usahakan tidak menulis di bagian lipatan
namun di bawah lipatan, agar kalau kertas dibuka tulisan-tulisan yang sudah
dibuat berada di halaman yang sama atau tidak berada di halaman depan dan
belakang. Kata predikat yang ditulis bebas, namun jika ingin membuat suasana
menjadi meriah pikirkanlah jenis-jenis predikat yang harus ditulis peserta agar
nantinya dapat membentuk kalimat yang lucu. Setelah selesai menulis kata
predikat, lipat lagi dan lakukan pengacakan lagi.
· Minta peserta munulis kata obyek.
Kata obyek yang ditulis juga bebas. Bisa berupa benda-benda yang ada di sekitar
atau anggota badan. Kemudian lipat dan acak lagi.
· Terakhir minta peserta menulis kata
keterangan tempat dan kata keterangan waktu. Setelah selesai, kertas tersebut
dilipat menjadi gulungan kecil.
· Instruksikan pada peserta untuk
menyerahkan gulungan kertas kecil yang dipegangnya ke teman sebelah kirinya. Lakukan
terus dengan kecepatan yang terus ditingkatkan. Saling oper akan terjadi dengan
cepat dan koordinasi mulai kacau karena saking cepatnya. Teriakan kata “stop!”
untuk memberhentikan putaran kertas-kertas yang terjadi dan sekaligus
mengagetkan peserta yang sedang asik saling lempar kertas.
· Bagi peserta yang memegang dua
kertas atau tidak memegang kertas adalah peserta yang “bersalah” dan harus
“dihukum” dengan membaca pertama kertas yang dipegangnya. Contoh kalimat yang
dibaca seperti ini: “Adi menyium bokong di pasar pada pagi hari”. Perkenalan
telah dimulai dengan Adi. Lanjutan seterusnya dengan kertas-kertas yang lain.
· Output game
· Dari sesi ini adalah mengingatkan
kembali pada peserta tentang hukum SPOK yang harus dipatuhi untuk melakukan
penulisan. Output lainnya adalah menyegarkan suasana ketika bekenalan satu
dengan yang lain.
4.
Perkenalan Optimis
· Buatlah lingkaran. Peserta diminta
untuk mengambil 2 lembar kertas A4. kertas tersebut di tempel di punggung teman
di sebelah kanannya. Setiap peserta membawa satu spidol. Tanyakan pada teman
yang ada di sebelah kanan tersebut tentang nama panggilannya. Tulislah menurun
nama panggilan tersebut di kertas yang tertempel di punggung si pemilik nama
(teman yang ada di kanan).
· Lakukanlah permainan angin bertiup untuk
mengacak peserta. Sebelumnya, fasilitator menyiapkan tempat-tempat hinggap dari
masing-masing peserta. Katakan “angin bertiup ke arah orang yang memakai
kacamata”. Lakukan sampai teracak.
· Minta peserta untuk mengamati satu
sama lain selama proses berlangsung. Lakukan 1 menit. Kemudian, peserta secara
acak menuliskan kesan yang ada pada TEMAN BARU-nya dengan cara menuliskan kesan
tersebut sesuai nama yang tertempel di punggung. Fasilitator menyiapkan contoh
isian kertas. Contohnya:
· B = Baik, U = Udik, D = Diam dan
pemalu, I = Idaman
· Minta peserta untuk membuat
sekreatif mungkin.
· Setelah itu menulis di punggung
masing-masing orang, kembali ke lingkaran. Fasilitator menerangkan tentang
Inbound. Inbound adalah cara melihat ke dalam diri sendiri, kita berkenalan
dengan diri sendiri.
· Bagikan kertas kepada peserta untuk
menuliskan Satu Kata saja yang dapat mewakili karakter dirinya sendiri.
Mintalah peserta untuk merenung memikirkan tentang karakter diri atau siapa
kita sebenarnya.
· Setelah selesai, bandingkan dengan
kesan oleh orang lain melalui tulisan yang dibuat di punggung. Apakah ada
kesamaan? Ajak peserta diskusi selama 2 menit.
· Setelah melakukan inbound, sekarang
minta peserta untuk melihat ke sekeliling di dalam kelas. Melihat semuanya.
Tetap berdiri membentuk lingkaran. Tanyakan: “ruangan apa ini?”, “kenapa kita
ada di sini?”.
· Ulangi dua kali pertanyaan ini.
tidak ada diskusi pada sesi ini. pertanyaan tidak perlu dijawab secara verbal,
cukup dalam hati masing-masing.
· Kemudian, tanyakan lagi: “apakah
anda semua memiliki optimisme terhadap apa yang akan kita lakukan ini?”
“seberapa besar optimisme itu?” (gunakan skala 10 untuk mengukur optimisme
ini).
· apa yang
anda harapkan dari forum ini?”
· Minta peserta untuk merenung 1
menit, kemudian bagikan kertas HVS dan spidol dan mintalah mereka menulis
tentang apa yang dipikirkan tersebut. Tulis dengan huruf kapital dan berukuran
besar. Terangkan juga untuk menggunakan peraturan “menulis harus huruf kapital.
Tidak boleh lebih dari 7 kata. Gunakan SPOK.
· Tulis dengan ukuran yang besar yang
bisa dibaca dari arah mana saja dalam ruangan”. Tempel kertas-kertas yang sudah
ditulis dan bacalah bersama.
5.
Adu Panjang
· Bagilah peserta menjadi beberapa
kelompok yang maisng-masing kelompok terdiri dari 5 – 6 orang. Setiap orang berbaris
dalam masing-masing kelompok, berderet satu baris dari depan ke belakang.
Setelah itu, instruksikan pada semua peserta untuk berlomba untuk membentuk
barisan yang paling panjang. Barisan tidak boleh terputus, satu sama lain harus
saling berhubungan.
· Kuncinya adalah peserta boleh
menggunakan apa saja, khususnya barang-barang yang melekat di badannya untuk
membentuk barisan yang terpanjang. Tapi kunci ini jangan diungkapkan ke
peserta. Cukup instruksikan: “Berlombalah untuk membuat barisan terpanjang“. Biarkan
para peserta berkreativitas sendiri.
· Kemudian, ajak peserta untuk
berdiskusi apa yang terjadi saat proses beradu panjang berlangsung, kenapa hal
itu terjadi.
6.
Mencari benda berharga
· Mintalah peserta untuk berdiri dan
membentuk lingkaran. Instruksikan peserta untuk memikirkan benda apa yang
paling berharga yang ada pada dirinya. Ajak semua peserta untuk meyakini bahwa
yang dimilikinya tersebut adalah benda yang paling berharga dan harus
dilindungi sebisa mungkin. Jangan biarkan peserta lainnya tahu tentan benda
berharga kita itu, rahasiakan. Cukup kita sendiri yang tahu. Setelah itu, para
peserta diminta untuk memikirkan di mana tempat untuk menyembunyikan benda
berharga tersebut. Setelah ada ide tempat menyembunyikan langsung dengan cepat
sembunyikan dan jaga hanya kita saja yang tahu tempat persembunyian itu.
Semuanya rahasia. Bebaskan peserta untuk menyembunyikan barang berharga
tersebut di mana saja asal tersembunyi.
· Kemudian, minta peserta untuk
berkumpul kembali. Fasilitator kemudian membentuk kelompok kecil yang terdiri
dari 4 – 5 orang. Setelah kelompok terbentuk, minta mereka untuk membentuk
lingkaran kecil namun masing-masing orang menghadap keluar, sehingga saling
memunggungi. Lalu, minta mereka untuk saling menyilangkan tangannya satu sama
lain. Silangan tangan harus kuat, tidak mudah lepas.
· Ada aturan dalam permainan itu,
tidak boleh berkomunikasi dalam bentuk apapun. Semua orang harus menutup
mulutnya rapat-rapat. Setelah mereka mengerti aturan ini, mintalah
masing-masing kelompok kecil yang ada untuk berlomba. Lombanya adalah adu
kecepatan mengumpulkan barang-barang berharga yang disembunyikan oleh
masing-masing orang yang berada di masing-masing kelompok. Barang-barang yang
disembunyikan tersebut tidak boleh diambil dengan tangan, karena tangan harus
terus berpegangan, bersilangan, satu sama lain. Lingkaran harus tetap kuat.
Terserah peserta untuk mengambil barang berharga miliknya dengan menggunakan
apa saja.
· Akan terjadi tarik menarik dan gerak
tidak tidak terkoordinasi antar peserta yang ada di kelompok-kelompok. Mereka
tidak berkomunikasi menyebabkan mereka harus mencari jalan lain untuk
berkoordinasi agar menjadi tercepat dalam mengumpulkan barang. Barang yang
tidak boleh diambil dengan tangan juga memaksa peserta untuk bekerjasama satu
dengan yang lain.
· Pelajaran dari permainan ini adalah,
pertama, komunikasi sangat penting untuk membangun koordinasi yang kuat. Kedua,
kerjasama harus diutamakan karena mengambil barang tanpa tangan bukanlah hal
yang mudah.
7.
Percaya teman
· Buatlah lingkaran-lingkaran kecil
yang terdiri dari 5 – 6 orang. Dalam satu lingkaran ada satu orang berdiri di
tengah lingkaran. Satu orang yang berdiri di tengah lingkaran tersebut menutup
mata dan menyilangkan tangan di depan dada. Kemudian, orang berdiri di tengah
lingkaran menjatuhkan diri dengan mata tertutup dan tangan dilipat di depan
dada ke arah manapun. Menjatuhkan diri dengan bebas dan tidak kaku. Cara
menjatuhkan badan adalah kaki tetap tidak berpindah, namun badan yang jatuh.
Orang-orang yang berdiri mengelilinginya harus siap sedia menyangga tubuh orang
yang jatuh ke arahnya. Lakukan bergantian. Setiap orang mendapatkan kesempatan
untuk berdiri di tengah lingkaran dan menjatuhkan diri secara bebas.
· Permainan ini dijamin menghilangkan
kejenuhan dan rasa ngantuk. Tapi yang paling penting dari permainan ini adalah
membangun rasa kepercayaan satu sama lain bahwa kita semua bisa saling
melindungi. Fasilitator menanyakan pada semua peserta, apa yang dirasakan
ketika menjatuhkan badan? Apakah ada perasaan takut atau sangat percaya dengan
teman yang selalu siap melindungi?
8.
Strip Seven
· Pertanyaan dimulai dengan
"Apakah yang dimaksud dengan Strip?. Biasanya peserta mulai berbisik-bisik
dan menjawab bahwa strip adalah garis. Fasilitator dengan bercanda mengatakan
bahwa 'strip' adalah 'telanjang'. Peserta mulai tertawa atau mengomentari satu
dengan yang lainnya. Memang permainan ini bertujuan untuk
"menelanjangi" peserta.
· Durasi permainan 15-20 menit. Tidak
ada peralatan yang digunakan dengan jumlah peserta lebih dari 25 orang.
· Teknis
permainan adalah sebagai berikut:
· Peserta membentuk sebuah
lingkaran.- Satu peserta ditunjuk secara acak untuk memulai berhitung
mulai dari angka 1 kemudian diikuti temannya searah jarum jam.
· Sampai pada hitungan ke 7, peserta
tidak boleh mengucapkan 7 tetapi diganti dengan tepuk tangan oleh peserta yang
bersangkutan.
· Setelah tepuk tangan kemudian
dimulai lagi dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
· Pengucapan angka-angka tersebut
semakin lama harus semakin cepat. Penalti diberikan jika: terlambat bersuara,
mengucapkan kata yang dilarang (angka 7), bertepuk tangan pada angka biasa dan
salah mengucapkan urutan angka.
· Jika sudah mahir maka tingkat
kesulitan ditambah secara bertahap misalkan berhitung untuk mencapai angka 30
dengan syarat kelipatan 7 yaitu 7, 14, 21 dan 28 tidak boleh diucapkan tapi
harus diganti dengan tepuk tangan.
· berikutnya tingkat kesulitan
ditingkatkan dengan ditambah syarat kelipatan tujuh dan yang ada angka 7 nya
yaitu 7, 17, 27 tidak boleh diucapkan tapi diganti dengan tepuk tangan.
· Terakhir arah putaran berhitung
menjadi berlawanan dengan arah jarum jam.- Selanjutnya fasilitator
menggali pelajaran dari permaian tadi dari peserta.
9.
Siapa Dia?
· Langkah-langkah dalam Ice Breaker Games ini:
· Minta semua peserta untuk berdiri
dan membentuk lingkaran
· Minta seorang peserta untuk
memperkenalkan nama dan satu hal lain mengenai dirinya dalam bentuk satu
kalimat pendek (menyebut, hobi, atau tempat tinggal,), misal: Nama saya Retno,
hobi baca buku.
· Mintalah peserta kedua untuk
mengulang kalimat peserta pertama, baru kemudian memperkenalkan dirinya
sendiri, misal : teman saya Retno, hobi baca buku, saya Rahnat, hobi main
catur.
· Peserta ketiga harus mengulang
kalimat 2 peserta sebelumnya sebelum memperkenalkan diri, demikian seterusnya
sampai seluruh peserta memperoleh gilirannya.
· Apabila peserta tidak dapat
mengingat nama dan apa yang dikatakan 2 peserta lainnya, maka ia harus
menanyakan langsung pada yang bersangkutan: ‘siapa nama Anda?’ atau ‘siapa nama
Anda dan apa hobi Anda?’
10.
Kisah Angka-angka
· Permainan ini dipakai agar peserta
mengenal satu sama lain dengan cara santai dan menghapuskan kekakuan.
· Langkah-langkah
dalam Ice Breaker Games ini:
· Mintalah seluruh peserta berhitung
dari nomor 1 dan seterusnya sampai selesai (habis)
· Minta setiap peserta mengingat nomor
urutnya masing-masing dengan baik, jika perlu lakukan pengujian dengan menyebut
secara acak beberapa angka dan minta peserta yang disebut nomornya untuk
menyahut ‘ya’!, atau tunjuk beberapa orang peserta secara acak dan tanyakan ia
nomor urut berapa.
· Tegaskan sekali lagi apakah mereka
benar – benar mengingat nomor urutnya masing – masing.
· Setelah yakin, jelaskan bahwa Anda
akan menyampaikan suatu berita atau suatu cerita tertentu di mana dalam
sepanjang cerita itu akan disebut sejumlah angka – angka. Peserta yang disebut
angka atau nomor urutnya diminta segera berdiri dan langsung meneriakkan
namanya keras – keras kepada seluruh peserta lain. Jika terlambat 3 detik,
peserta dikenakan hukuman ramai – ramai oleh peserta lain.
· Tanyakan kepada peserta apakah
mereka paham peraturan tersebut?, jika perlu ulangi sekali lagi dan berikan
contoh.
· Mulai bercerita, misalnya : saudara
– saudara, latihan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak lima bulan yang
lalu, tapi karena beberapa hal, barulah tiga bulan yang lalu ada kejelasan dan
kemudian dipersiapkan oleh delapan orang panitia ……….. dst. Atau cerita lain
yang Anda karang sendiri pada saat itu ( yang penting, dalam cerita itu ada
disebutkan angka – angka nomor urut peserta setiap satu kalimat atau setiap
selang satu menit ).
· Lakukan sampai separuh peserta
tersebut nomornya atau seluruhnya (bergantung kepada kecepatan Anda dan peserta
dan sesuai dengan waktu yang tersedia)
· Lakukan diskusi dengan peserta
tentang apa makna permainan ini dan dapat digunakan untuk apa saja dalam
kegiatan latihan, termasuk perasaan – perasaan peserta sendiri.
· Simpulkan
11.
Mencari Jodoh
· Langkah-langkah
dalam Ice Breaker Games ini :
· Buatlah kalimat pendek yang
berhubungan dengan materi pelajaran yang akan diberikan , misal : Bersama
Membangun Kepedulian. Kalimat yang dibuat sebanyak setengah dari jumlah
peserta, kalau peserta 20 orang, harus disediakan 10 kalimat.
· Pecahlah kalimat tersebut ke dalam
dua bagian dan ditulis di kertas, satu kertas berisi kalimat “Bersama
Membangun” dan satu kertas berisi kata “Kepedulian”.
· Gulunglah kedua kertas yang berisi
tulisan tadi.
· Bagikan kertas – kertas tergulung
yang sudah disiapkan sebanyak jumlah peserta (apabila peserta ganjil, satu
orang berpasangan dengan pemandu sendiri
· Minta peserta untuk membuka gulungan
kertas masing – masing dan membaca isinya yaitu sepotong kalimat yang belum
lengkap.
· Minta peserta untuk mencari
pasangannya masing – masing agar kalimat itu menjadi lengkap.
· Minta setiap pasangan berkenalan dan
mendiskusikan arti kalimat tersebut.
· Minta peserta berkumpul lagi dan
meminta setiap pasangan memperkenalkan pasangannya dan menyampaikan arti
kalimat kepada peserta yang lain.
12.
Berdirilah Jika.... ?
· Langkah-langkah
dalam Ice Breaker Games ini:
· Minta semua peserta untuk duduk
membentuk lingkaran, lalu pemandu berdiri di tengah.
· Jelaskan kepada peserta bentuk
permainannya, yaitu setiap pemandu mengucapkan kalimat, peserta mengucapkan
kalimat, peserta diminta berdiri apabila kalimat itu sesuai dengan dirinya;
misal : “ Keluarga saya adalah keluarga pedagang….. “; “ Saya seorang perempuan
yang berani bicara di depan publik……. “ dsb.
· Ucapkan kalimat – kalimat yang
relevan dengan keadaan peserta (jangan sampai ada peserta yang tidak pernah
berdiri), contoh – contoh kalimat misalnya :
· *Saya adalah petugas lapangan
· *Saya lahir di pedesaan
· *Saya lahir di kota besar
· *Saya memiliki hobby membaca, dsb
· Setelah selesai, minta seluruh
peserta untuk memperkenalkan nama, asal, dan hal lain yang berkenaan dengan
dirinya secara singkat.
· Game untuk
menghangatkan, kerjasama dan komunikasi
· Dalam pendampingan terhadap kelompok
belajar di tengah masyarakat atau siswa, kita sudah biasa menganggap bahwa
masyarakat atau siswa hanyalah penerima informasi, dan bukan pemberi atau sumber
informasi. Mengubah kebiasaan atau cara pandang yang sudah lama kita miliki,
merupakan hal sulit. Kita biasanya selalu menggunakan kacamata kita. Kita
menggunakan bahasa, simbol, gambar, informasi dan teknologi yang berasal dari
‘kebudayaan’ kita. Kita tidak memperhatikan apa kesulitan yang dialami
masyarakat atau siswa untuk menerima hal–hal yang tidak biasa bagi mereka.
Sebenarnya, program yang kita kembangkan perlu dinilai menurut kacamata
masyarakat atau siswa, berdasarkan apa yang mereka butuhkan, dengan cara yang
mudah diterima mereka.
13.
Menghitung Mundur
· Langkah –
langkah dalam Ice Breaker Games ini :
· Minta peserta untuk berdiri
mambentuk suatu lingkaran. Setiap peserta menghitung secara bergiliran mulai
dari 1 sampai 50 (atau sejumlah peserta)
· Pada saat menghitung, minta peserta
memenuhi peraturan : setiap angka ‘tujuh’ atau ‘ kelipatan tujuh’, angka itu
tidak disebutkan, melainkan diganti dengan tepuk tangan.
· Apabila ada peserta yang salah
melaksanakan tugasnya, maka permainan dimulai dari awal.
· Sesudah 3 – 4 ronde, permainan tahap
1 selesai
· Permainan tahap – 2 dimulai dengan
cara yang sama seperti di atas, tetapi hitungannya dimulai dari angka 50 mundur
terus sampai dengan angka 1. Peraturan yang diterapkan juga sama, yaitu setiap
angka ‘tujuh’ atau angka ‘kelipatan tujuh’ , angka itu tidak disebutkan,
melainkan diganti dengan tepuk tangan.
· Setelah 3-4 ronde, permainan
selesai.
· Minta peserta untuk mendiskusikan :
(1) Manakah yang lebih baik banyak terjadi kesalahan, cara 1 atau cara 2 ? (2)
Mengapa demikian ? (3) Kira-kira, apa hubungannya permainan ini dengan cara
kerja kita dalam kelompok belajar atau di tengah – tengah kehidupan masyarakat
kita ( apakah mudah mengganti kebiasaan pendekatan dari atas dengan yang dari
bawah ) ?.
14.
Memahat Patung
· Permainan ini bisa dipakai untuk
menyadarkan peserta bahwa manusia tidak bisa dibentuk sedemikian rupa oleh
orang lain.
· Langkah –
langkah dalam Ice Breaker Games ini:
· Minta beberapa orang peserta untuk
tampil ke depan;
· Minta satu orang untuk menjadi pemahat
patung, satu orang lainnya menjadi patung itu sendiri.
· Minta pemahat patung untuk mulai
bekerja menjadikan patung itu sesuai dengan keinginannya dengan cara membimbing
posisi kepala, kaki, tangan, tubuh patungnya (misal : tangan kanan ke atas,
tangan kiri memegang kepala, lutut kanan bertumpu di lantai, kepala belok ke
kiri, dsb)
· Minta patung untuk menuruti semua
posisi yang diminta oleh pemahat (selama proses, pemahat dan patung tidak boleh
saling berbicara)
· Setelah selesai, ajukan pertanyaan
kepada para pemahat : Apakah menyenagkan membuat patung sesuai keinginannya
sendiri ?
· Ajukan juga pertanyaan kepada para
pemahat : Apakah menyenagkan untuk dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain ?
· Kemudian diskusikan bersama peserta
: Apakah manusia bisa dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain ? Apakah anak –
anak bisa ? Apakah orang dewasa bisa ? Bagaimana tanggapan peserta tentang
permainan ini ?
15.
Memasukan spidol ke botol
· Langkah–langkah
dalam Ice Breaker Games ini:
· Jelaskan kepada peserta bahwa
sebelum membahas modul, akan dimulai dengan permainan memasukkan pensil ke
dalam botol. Sebelum permainan dimulai siapkan terlebih dahulu sebuah botol
yang bisa dimasuki pensil. Sebuah pensil yang diikat oleh 4 utas tali rapia,
dengan panjang masing – masing 2 meter. Tali rapia tersebut harus bisa ditarik
ke empat arah yang berbeda.
· Mintalah 8 orang peserta sebagai
sukarelawan, sedangkan peserta lain menjadi pengamat
· Tugaskan 8 orang peserta tersebut
untuk berpasangan (menjadi 4 pasang), pasangan – pasangan tersebut berdiri
membentuk lingkaran dimana di tengah – tengah lingkaran diletakkan sebuah
botol. Salah seorang dari setiap pasangan ditutup matanya dan bertugas untuk
memegang tali rapia yang mengikat pensil. Pasangan yang tidak ditutup matanya,
berdiri di belakang yang ditutup matanya dan memberikan perintah (aba – aba)
untuk memasukkan pensil tersebut ke dalam botol.
· Apabila peserta belum berhasil
memasukkan pensil ke dalam botol, mintalah mereka untuk mencoba beberapa kali
sampai berhasil.
· Setelah selesai permainan, tanyakan
kepada peserta :
· * Mengapa mereka memilih pasangannya
masing – masing?
· * Cukup mudahkah atau susah untuk
memasukkan pensil ke dalam botol?
· * Kalau mudah apa saja faktor yang
mempengaruhi hal tersebut menjadi mudah?
· * Apabila susah, apa saja yang
membuat hal tersebut menjadi susah?
· * Apa yang dirasakan oleh pasangan
yang matanya ditutup?
· * Adakah interaksi atau komunikasi
antara pasangan yang satu dengan pasangan yang lain?
· * Tanyakan kepada para pengamat, apa
yang mereka amati selama proses permainan berlangsung?
· Dari pertanyaan tersebut temukan
kata kunci dari peserta : untuk dapat berhasil memasukkan pensil ke dalam
botol, memerlukan kerjasama di antara mereka, tanpa kerjasama akan sulit untuk
mencapai tujuan bersama.-Bahas bersama peserta faktor–faktor yang bisa
mempengaruhi dan menghambat kerjasama.
16.
Badai berhembus (The Great Wind Blows)
· Strategi ini merupakan icebreaker
yang dibuat cepat yang membuat para peserta latihan bergerak tertawa. Strategi
tersebut merupakan cara membangun team yang baik dan menjadikan para peserta
lebih mengenal satu sama lain.
· Langkah-langkah
dalam Ice Breaker Games ini:
· Aturlah kursi –kursi ke dalam sebuah
lingkaran. Mintalah peserta untuk duduk di kursi yang telah disediakan.
· Jelaskan kepada peserta aturan permainan,
untuk putaran pertama pemandu akan bertindak sebagai angin.
· Pemandu sebagai angin akan
mengatakan ‘ angin berhembus kepada yang memakai – misal : kacamata’ (apabila
ada beberapa peserta memakai kacamata).
· Peserta yang memakai kacamata harus
berpindah tempat duduk, pemadu sebagai angin ikut berebut kursi.
· Akan ada satu orang peserta yang
tadi berebut kursi, tidak kebagian tempat duduk. Orang inilah yang menggantikan
pemandu sebagai angin.
· Lakukan putaran kedua, dan
seterusnya. Setiap putaran yang bertindak sebagai angin harus mengatakan ‘angin
berhembus kepada yang …………. (sesuai dengan karakteristik peserta, misal : baju
biru, sepatu hitam, dsb)
17.
Melempar Spidol
· Permainan ini bertujuan untuk
menghangatkan suasana dan menghilangkan kekakuan antar peserta dan pemandu dan
antar peserta sendiri . Pelajaran yang bisa dipetik dari permainan ini adalah
perlunya sikap hati–hati dan cepat tanggap.
· Langkah–langkah
dalam Ice Breaker Games ini:
· Mintalah semua peserta berdiri bebas
di depan tempat duduk masing-masing.
· Minta peserta bertepuk tangan ketika
Anda melemparkan spidol ke udara, dan pada saat spidol Anda tangkap lagi dengan
tangan, semua peserta serta merta diminta berhenti bertepuk tangan. Ulangi
sampai beberapa kali.
· Ulangi proses ke-2 dengan tambahan
selain bertepuk tangan juga bersenandung. ( bergumam ) : “Mmmmm….!”.
· Ulangi proses ke–3 ini beberapa
kali, dan setiap kali semakin cepat gerakannya, kemudian akhiri dengan satu
anti klimaks : spidol Anda tidak dilambungkan, tapi hanya melambungkan tangan
seperti akan melambungkannya ke atas (gerk tipu yang cepat !). amati : apakah
peserta masih bertepuk tangan dan bergumam atau tidak ?
· Mintalah tanggapan dan kesan, lalu
diskusikan dan analisa bersama kemudian simpulkan.
18.
Sepatu Lapangan
· Permainan ini bermanfaat untuk
mendorong proses kerjasama Tim, bahwa dalam sebuah Tim setiap orang akan
belajar mendengar pendapat orang lain dan merekam masing-masing pendapat secara
cermat dalam pikirannya, sebelum memutuskan pendapat apa yang terbaik menurut
kelompok.
· Langkah –
langkah dalam Ice Breaker Games ini:
· Bagilah peserta ke dalam kelompok –
kelompok kecil ( 5 – 6 orang ), 1 orang akan menjadi pembicara kelompok.
· Mintalah setiap kelompok untuk
mendiskusikan tentang sepatu lapangan apa yang cocok untuk bekerja di
‘lapangan’ dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan (waktunya sekitar 5 menit)
· Mintalah pembicara kelompok untuk
mengingat pendapat yang berbeda dan pendapat yang sama dari setiap orang di
kelompoknya masing-masing.
· Mintalah pembicara kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi ini seklaigus memperkenalkan nama anggota
kelompoknya dan apa pendapat orang – orang tersebut mengenai topik diskusi di
atas.
· Setelah semua kelompok selesai,
kemudian diskusikan : Apakah pembicara telah menyampaikan pendapat semua anggota
kelompoknya secara tepat ? Apa yang dikurangi? Apa yang ditambah ? Apa yang
tidak tepat.
19.
Kompak
· Permainan ini bermanfaat untuk
menghangatkan suasana dan membentuk suasana kerja dalam Tim.
· Langkah–langkah
dalam Ice Breaker Games ini :
· Jelaskan kepada peserta aturan
permainan ini
· Bagilah peserta ke dalam 5 – 6
kelompok, yang penting satu kelompok terdiri dari 6 orang.
· Mintalah masing – masing kelompok
untuk membuat lingkaran dan satu orang anggota dari masing-masing kelompok
untuk berdiri di tengah – tengah kelompoknya.
· Katakana bahwa permainan ini untuk
mnguji kita , apakah di antara teman-teman dalam kelompok itu saling percaya
kepada TIM KERJA KITA. Yang berdiri di tengah harus menutup matanya, dengan
ditutup kain, kemudian menjatuhkan diri secara bebas kea rah mana saja.
· Sementara itu teman-teman dalam
kelompoknya melingkar dan harus bertanggungjawab atas keselamatan teman yang di
tengah tadi, karena permainan ini bisa – bisa akan memakan korban, maka jika
yang di tenagh menjatuhkan diri kepadanya dia harus siap dan bertanggungjawab
untuk menahan dan melemparkannya kepada teman yang lain. Begitu seterusnya, dan
minta siapa yang di tengah bisa bicara dengan cara bergiliran.
20.
Bercermin
· Langkah–langkah
dalam Ice Breaker Games ini :
· Minta setiap peserta untuk
berpasangan, 1 orang menjadi bayangan di cermin dan 1 orang menjadi seseorang
yang sedang berdandan di depan cermin.
· Bayangan harus mengikuti gerak –
gerik orang yang berdandan.
· Keduanya harus bekerja sama agar
bisa bergerak secara kompak dengan kecepatan yang sama.
· Minta peserta untuk mendiskusikan
apa pesan dalam permainan ini.
BAB
III
PENUTUP
A. KRITIK
Berikut
ini adalah kritik untuk para pembaca buku pedoman PKTM 1 Ikatan Pelajar
Muhammadiyah :
1.
Buku
ini adalah sebuah sample bagi para Pimpinan Daerah, Cabang dan Ranting pada
setiap pelatihan apapun agar membuat dan menyusun buku pedoman agar setiap
pelatihan bisa terkondisi secara lancar.
2.
Setiap
melakukan pelatihan, peserta harus mengetahui pelatihan yang seperti apa yang
harus diterapkan dalam setiap agenda kegiatan PKTM 1 Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
3.
Fasilitator
wajib mengetahui rencana – rencana dalam melakukan pelatihan dan bimbingan
setelah pelatihan, sehingga dapat membuat dan menjadikan kader Ikatan Pelajar
Muhammadiyah khususnya di Kecamatan Kalirejo menjadi kader yang Berkemajuan
sesuai Semboyan yang diungkapkan oleh Muhammadiyah.
4.
Buku
panduan ini sangat berguna bagi seluruh peserta dalam mengikuti pelatihan, agar
peserta bisa membaca dan membudayakan baca dalam rangka meningkatkan mutu
keilmuan Pelajar Muhammadiyah.
5.
Upaya
pembuatan buku ini diharapkan mampu memberikan motivasi bagi setiap Pimpinan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah khususnya Lampung Tengah dalam menyelenggarakan
pelatihan – pelatihan yang ujungnya menciptakan generasi kader – kader yang
mampu dan mengerti tentang Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
B.
SARAN
Berikut
ini adalah saran dari penulis untuk para pembaca buku pedoman PKTM 1 Ikatan Pelajar Muhammadiyah :
1.
Penulis
mengucapkan terimaksih kepada seluruh peserta dan fasilitator yang telah
membaca dan menerapkan buku ini sesuai dengan pelatihan yang diikuti.
2.
Penulis
mengucapkan minta maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan dan pengetikan
buku pedoman ini.
3.
Penulis
sangat mengharapkan kritik dan pengembangan dalam pembuatan buku pedoman ini,
karena tanpa kritik yang membangun tidak akan menjadi kesempurnaa dalam membuat
atau menyusun apapun.
4.
Penulis
sangat mengharapkan buku ini bisa menjadi pedoman dalam melakukan PKTM 1
disemua ranting – ranting.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia
Indonesia, Ikatan Pemaja Muhammadiyah, dalam : "http://id.wikipedia.org/wiki/ Ikatan_Pemaja_Muhammadiyah". 2 Moeljadi,
Dasar-dasar Gerakan IPM, dalam : http://moeljadi.multiply.com/journal/item/15/
Dasar-Dasar_Gerakan_IPM (14 Januari 2008)
Konferensi
Pemuda Muhammadiyah di Garut tersebut
yang akhirnya diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke II yang
berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta
Keputusan
pergantian nama ini tertuang dalam Surat
Keputusan Pimpinan Pusat IPM Nomor VI/PP.IPM/1992, yang selanjutnya disahkan
oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1992 melalui Surat
Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 53/SKPP/IV.B/1.b/1992 tentang
pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah.
Dengan demikian, secara resmi perubahan IPM menjadi IRM adalah sejak tanggal 18
Nopember 1992
Lahir
di Colorado Spring tahun. 1902 dalam keluarga
religius dan intelektualis, Tahun. 1924 mendapat gelar Sarjana Muda pd
Universitas Amherst & menyiapkan disertasi di London School of Economics.
Parsons mengajar di Heidelberg dan Harvard tahun. 1927. tahun, 1937 ia
menerbitkan The Structure of Social Action & menjadi Kajur Sosiologi
Harvard tahun. 1944 serta tahun. 1946 mendirikan Departemen Hubungan Sosial.
Dengan diterbitkannya The Social System th 1951 ia menjadi tokoh dominan
sosiologi Amerika pada tahun. 1960-an dan meninggal tahun 1979, tapi teorinya
kembali dominan th. 1980-an. 10 Agus, Salim, Perubahan Sosial; Sketsa Teori dan
Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2002)
Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Gouldner (1970 : 142) : "untuk melihat masyarakat sebagai sebuah firma, yang dengan jelas
memiliki batas-batas strukturalnya, seperti yang dilakukan oleh teori baru
Parsons, adalah tidak bertentangan dengan pengalaman kolektif, dengan realitas
personal kehidupan sehari-hari yang sama-sama kita miliki”
Tim
penulis “Menembus Benteng Tradisi;
Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur 1921- 2004”, (Surabaya : Hikmah Press,
2005), 331 – 338. 13
Afnan
Anshory,“Sejarah Perjuangan IPM”,
dalam http://www.ipm.or.id/
index.php?id=12&option=com content&task=view ( 20 Oktober 2006)
Wikipedia
adalah proyek ensiklopedia multi bahasa
dalam jaringan yang bebas dan terbuka, yang dijalankan oleh Wikimedia
Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Nama
Wikipedia berasal dari gabungan kata wiki dan encyclopedia. Wikipedia dirilis
pada tahun 2001 oleh Jimmy Wales dan Larry Sanger, dan kini merupakan karya referensi
paling besar, cepat berkembang, dan populer di Internet. Proyek Wikipedia
bertujuan untuk mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan manusia. 15 Hasil skripsi
Ninik Fauzianah mahasiswa Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya yang berjudul
Ikatan Pelajar Muhammadiyah, tahun 2002. 16 Nugroho Notosusanto, Masalah
Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta : Yayasan Idayu, 1978)
Dudung
Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah,
Cet II (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999)
Dudung
Abdurrahman, Metode Penelitian sejarah,
Cet I (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,1999)
Hasil
Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta
tanggal 18-20 Juli 1961, dan secara nasional melalui forum tersebut IPM dapat
berdiri. Tanggal 18 Juli 1961 ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar
Muhammadiyah
Moeljadi,
Dasar-Dasar Gerakan IPM, dalam : http:// moeljadi. multiply. com/ journal/ item/15/Dasar-Dasar_Gerakan_IPM
(14 Januari 2008)
Hasil
Musyawarah Nasional Ikatan Pelajar
Muhammadiyah I dilaksanakan pada tanggal 18-24 November 1966 di Jakarta
Hasil
Munas/Muktamar II yang dilaksanakan pada
tanggal 27-30 Agustus 1969 di Palembang. 30 Hasil Muktamar IPM ke III yang
dilaksanakan pada tahun 1972-1975 di Surabaya
Suhrawardi K Lubis. Konstitusi dan Pedoman Bermuhammadiyah H. Nasril Bahar,S.E
(2008). Pedoman Hidup Islami
warga Muhammadiyah, Jakarta : Suara Muhammadiyah
Prof.
Dr. Hj. Siti Chamamah Soeratno, et.al. (2009). Muhammadiyah sebagai gerakan
Seni dan Budaya, Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
Lukamn Harun (1990). Muhammadiyah dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional, Jakarta
: Matraprint
Edy
Suandi Hamid (2005). Profesionalisme dan Akuntanbilitas Amal Usaha
Muhammadiyah, LPTP PP Muhammadiyah
id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah
Firman (2013). Panduan
Masa Taaruf Organisasi Otonom Muhammadiyah. Yogyakarta : UAD PRESS
Alatas,
Alwi. 2006. Pendidikan Remaja dari Sudut Pandang Psikologi Islami.
Images.alwialatas.multiply.multiplycontent.com didownload pada
Senin, 9 Januari 2012
Drs.H.Musthafa Kamal Pasha, B.Ed dan Ahmad Adaby Darban, SU, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam (dalam
perspektif historis dan ideologis), LPPI Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 1 september 2000
Sidik M. Nasir Harian pelita, Dakwah Dan Peran Positif Amal Usaha Muhammadiyah. 5 juli 1995
Prof. Dr.H.Ahmad Syafi’I Ma’arif. Komik Muhammadiyah. Bandung. 1007.
Mustafa Kamal, dkk, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta) : PT Persatuan, 1990
Mustafa Kamal, dkk, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta) : PT Persatuan, 1990
Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag Kajian Sejarah Sekintas Pandang Dakwah Dan Politik Muhammadiyah. Pusat
kajian islam. FAI UHAMKA Jakarta.
2008
Abdul Munir Mulkhan. Islam
sejati kiyai ahmad dahlan & petani Muhammadiyah. Pt serambi Ilmu
semesta
[1] HR. Muslim (4/1789) no. 2276
dari sahabat Waatsilah bin al-Asqa’radhiyallahu ‘anhu
[3] HR. Bukhari no. 4 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
[4] Sebagaimana yang disebutkan
dalam dua hadits yang shahih: Anas riwayat Bukhari (1/165, 166) dan
Aisyah riwayat Bukhari (2/106)
[5] Sirah Nabawiyah, karya Ibnu
Hisyam, serta ar-Raudh al-Anf Syarhu Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam karya Imam
as-Suhaili, tahqiq dan komentar serta syarah Abdurrahman al-Wukayyil
(7/578-579)
[6] HR. Bukhari (4/62) dan Muslim
(4/1828) no. 2354 hadits Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu
[7] HR. Muslim (4/1828, 1829) no.
2355
[8] HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya
dengan lafazhnya ini dan Tirmidzi no. 3148 dengan tambahan: ‘pada hari qiamat’
sebelum sabdanya ‘dan tidak sombong’
[9] HR. Bukhari (5/228)
[11] HR. Bukhari (1/86) dan Muslim
(521) hadits Jabir bin Abdillahradhiyallahu ‘anhu
[12] Diriwayatkan di Musnad karya
Imam Ahmad bin Hanbal asy-Syaibani, cet. Maimaniyah Mesir tahun 1313 H (6/91)
[13] HR. Bukhari (3/195), Muslim
(4/1804) no. 2309 dan 52
[14] HR. Bukhari (7/102, 119) dan
Muslim (3/1692, 1693) no. 2150 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
[15] HR Bukhari (4/165)
[16] HR.Muslim no. 2339
[17] HR.Tirmidzi no. 3637 dan ia
berkata hadits hasan shahih
[19]
http://www.muhammadiyah.or.id/content-178-det-sejarah-singkat.html
[21] Rohmat.
2010. Kepemimpinan Pendidikan:
Konsep Dan Aplikasi. Purwokerto:
STAIN Purwokerto Press. Hal. 35
0 komentar:
Posting Komentar