Senin, 13 Juni 2016

BUKU PEDOMAN PESERTA PELATIHAN KADER TARUNA MELATI 1 (PKTM 1) SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2016

                                                          BUKU PEDOMAN PESERTA


PELATIHAN KADER TARUNA MELATI 1 (PKTM 1)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2016




DI SUSUN OLEH :

ILYAS ROZAK HANAFI, M.Pd.I
(PEMBINA IPM)



NAMA PESERTA        :





PIMPINAN RANTING
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)
SMK MUHAMMADIYAH 2 KALIREJO
LAMPUNG TENGAH




DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................  1
DAFTAR ISI ...................................................................................  3
KATA PENGANTAR ....................................................................  4

BAB I PENDAHULUAN
A.      SEJARAH IPM ........................................................................  5
B.       JANJI IPM ................................................................................  6
C.      RINGKASAN MATERI PKTM 1 .........................................  6
D.      LAGU – LAGU PERJUANGAN ..........................................  36

BAB II PEMBAHASAN
A.      BACAAN SHOLAT ................................................................  40
B.       MUQODIMAH KULTUM .....................................................  43
C.      NASKAH PELANTIKAN ......................................................  44
D.      PENYUSUNAN PROGRAM KERJA ..................................  46
E.       GAME .......................................................................................  48

BAB III PENUTUP
A.      KRITIK .....................................................................................  62
B.       SARAN ......................................................................................  62

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................  63
KATA PENGANTAR

 



Alhamdulillahirobbil`alamin, segala puji bagi Allah dan sholawat salam kami haturkan kepada Rasul Nabi Muhammad SAW.
Di susunnya buku ini pada dasarnya hanya rangkuman sederhana yang diambil dari pustaka - pustaka yang kami miliki, dengan harapan dapat sedikit membantu Ipmawan/i peserta Pelatihan Kader Taruna Melati 1 (PKTM 1) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dalam mengembangkan pengetahuan tentang dasar – dasar ilmu dalam pelatihan PKTM 1 yang dapat dikembangkan dikehidupan berorganisasi maupun kehidupan bermasyarakat.
Tetapi Kesempurnaan hanya milik Allah, dalam buku ini tentu banyak kekurangan karena lupa dan salah adalah sifat kami selaku hambanya yang selalu berharap akan saran dan kritik dari semua pihak yang peduli terhadap penyusunan buku ini.
Semoga jerih payah dalam tersusunnya buku ini dapat berguna dan manfaatnya kemudian bisa diterapkan. Amin …
Nun Wal Qolami Wamaa' Yasthurun


Kalirejo, 30 Mei 2016
Penyusun,


Ilyas Rozak Hanafi, M.Pd.I

BAB I
PENDAHULUAN
A.       SEJARAH IPM
Ikatan Pelajar Muhammadiyah lahir pada tanggal 05 Shafar 1381 H bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 M. Dalam perjalannya, IPM mengalami tantangan baik di internal maupun di eksternal. Tantangan paling berat adalah berhadapan dengan rezim yang berkuasa pada saat itu, Orde Baru, yang meminta IPM harus berasaskan Pancasila dalam setiap gerak perjuangannya. Perjalanan itu akhirnya berujung pada tahun 1992, pemerintah “mendesak” IPM harus berganti nama.Kebijakan pemerintah yang hanya mengijinkan OSIS sebagai satu-satunya organisasi kepelajaran di tingkat nasional membuat IPM yang notabene adalah organisasi pelajar berusaha keras untuk mempertahankan eksistensinya. Maka diadakanlah Tim Eksistensi IPM untuk melakukan kajian yang mendalam tentang permasalahan tersebut. Tim Eksistensi melihat persoalan dari dua segi.
Pertama, masalah itu adalah tekanan luar biasa dari pemerintah untuk mengganti kata “pelajar” sehingga hal ini menyangkut hidup dan matinya IPM.
Kedua, dikaitkan dengan perkembangan IPM baik secara vertikal maupun horizontal. Adalah realitas empirik yang mendorong keinginan untuk memperluas obyek garapan dakwah IPM. 
Akhirnya diputuskanlah perubahan nama lkatan Pelajar Muhammadiyah menjadi lkatan Remaja Muhammadiyah. Keputusan nama oleh PP IRM ini tertuang dalam SK PP IPM yang selanjutnya disahkan oleh PP Muhammadiyah tanggal 18 November 1992 M.Perubahan IPM berubah nama menjadi IRM yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah No. VI/PP.IRM/1992 tertanggal 24 Rabiul Akhir 1413 H, bertepatan dengan tanggal 22 Oktober 1992 dan disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Surat Keputusan No. 53/ SK/IV.13/1.b/1992 tertanggal 22 Jumadil awal 1413 H bertepatan dengan tanggal 18 Nopember 1992 M.
Pada perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya rezim Orde Baru dengan mundurnya Soeharto sebagai presiden RI kedua, gejolak untuk mengembalikan nama dari IRM menjadi IPM kembali hidup pada Muktamar XII di Jakarta tahun 2000. Pada setiap permusyawaratan muktamar selanjutnya pun, dialektika pengembalian nama terus bergulir seperti ”bola liar” tanpa titik terang. Barulah titik terang itu sedikit demi sedikit muncul pada Muktamar XV IRM di Medan tahun 2006.
Pada Muktamar kali itu dibentuk ”Tim Eksistensi IRM” guna mengkaji basis massa IRM yang nantinya akan berakibat pada kemungkinan perubahan nama.
Di tengah-tengah periode ini pula, PP Muhammadiyah mendukung adanya keputusan perubahan nama itu dengan mengeluarkan SK 26 nomenklatur tentang perubahan nama dari Ikatan Remaja Muhammadiyah menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Keputusan perubahan nama tertuang dalam Surat Keputusan PP Muhammadiyah No. 60/KEP/I.0/B/2007 tanggal 07 Jumadal Awwal 1428 H bertepatan dengan tanggal 24 Mei 2007 M. SK ini merupakan dasar hukum perubahan nama IRM menjadi IPM. Walaupun demikian masih banyak perdebatan tentang perubahan ini pada struktur IRM mulai dari tingkat bawah. Akhirnya secara de facto IRM berubah menjadi IPM pada tanggal 28 Oktober 2008 M pada saat Muktamar XVI IRM di Solo.

B.       JANJI IPM
Rodhitu billahi robba Wabil islami dina Wabi Muhammadin Sallallahu Alaihi Wassalam Nabiya’n wa Rasulan
“Saya rela ber Tuhan hanya kepada Allah dan saya rela beragama hanya kepada Islam. Dan saya rela bahwa Nabi Muhammad SAW. itu Nabi dan Rasul Allah SWT”.

Kami Pelajar Muhammadiyah berjanji :
1.         Berjuang menegakkan ajaran Islam.
2.         Hormat terhadap orang tua dan guru.
3.         Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.
4.         Bekerja keras, mandiri, dan berprestasi.
5.         Rela berkorban dan menolong sesama.
6.         Siap menjadi kader Muhammadiyah dan Bangsa.

C.       RINGKASAN MATERI PKTM 1
Berikut ini merupakan ringkasan mengenai materi (PKTM 1) yang akan dikembangkan pada saat Pelatihan nantinya, yaitu :
1.         Materi Pokok
a.        Ibadah
Dasar, dalil pokok dalam ibadah ini :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ … (٦)

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki…” (Q.S Al Maaidah (5): 6).

…عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
(Bukhari - 6440) … dari Nabi Saw. bersabda: "Allah tidak menerima shalat salah seorang diantara kalian jika berhadats hingga ia berwudhu."
b.        Tauhid
1)   Makna Tauhid
· Secara Bahasa
Tauhid dalam bahasa arab adalah mashdar dari kata “wahhada yuwahhidu”. Syaikh Utsaimin menjelaskan lafadz tauhid secara bahasa adalah : “Menjadikan sesuatu menjadi satu, yang tidak bisa menjadi benar (tauhid) kecuali dengan nafiy
(penolakan) dan itsbat (penetapan).
· Secara Istilah
Secara istilah, Tauhid mempunyai dua pengertian yaitu :
ü Pengertian umum yaitu : “Meng-Esakan Allaah dalam hal semua yang menjadi kekhususan Allah dengan ilmu, keyakinan, ‘amalan dari semua yang berhubungan dengan Nama – Nama Allah, Sifat –Sifat Allaah, Perbuatan
Allah, dan Peribadatan kepada Allah.”
ü Pengertian khusus yaitu : “Meng-Esakan Allah dalam hal ibadah kepada-Nya, yaitu hanya beribadah kepada Allah saja, tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun akan mengesakan Allah saja satu – satunya dengan ibadah, penghormatan, pengagungan.
Makna lain dari tauhid selain dari istilah di atas adalah :
Tauhid adalah meng-Esakan Allah dalam hal Rububiyah, Uluhiyah, Nama – nama-Nya yang Indah, Sifat – sifat-Nya yang Tinggi dan meyakini dengan kenabian Muhammad –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – bahwa beliau adalah penutup para Nabi dan Rasul dan mengikuti beliau dengan apa –apa yang dibawa oleh beliau dari Allah.
Tauhid adalah beriman dengan ke-Esaan Allah dan mengikhlashkan dalam setiap ibadah baik dengan perkataan, perbuatan atau keyakinan.
2)   Jenis – Jenis Tauhid
· Tauhid Rububiyah yaitu meng-Esakan Allah dalam hal pengaturan, penguasaan dan penciptaan setiap sesuatu, maksudnya adalah bahwa hanya Allah yang berhak Mengatur, Menguasai dan Menciptakan setiap sesuatu. Dialah Allah yang Menghidupkan, Mematikan, Memberi manfa’at, Menghilangkan mudhorot/bahaya, Mengabulkan do’a ketika kesulitan.
· Tauhid Asma’ was-Shifaat yaitu pernyataan bahwa Allaah adalah Mengetahui setiap sesuatu, Berkehendak atas setiap sesuatu, Dialah yang Menghidupkan, Yang Perkasa, Tidak lupa, Tidak  tidur. Yaitu keyakinan tentang meng – Esakan Allah dengan kesempurnaan mutlak dari semua arah, dengan Sifat – sifat-Nya yang Tinggi, Agung, Perkasa dan Indah. Dengan penetapan apa yang telah ditetapkan oleh Diri-Nya dan Rasul-Nya. Muhammad –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – dari semua Nama – nama dan Sifat – sifat –Nya, maknanya dan hukum-hukumnya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
· Tauhid Uluhiyah/Ilahiyah/’Ubudiyah yaitu meng-Esakan Allah saja dengan semua jenis ibadah yang tampak dan
tersembunyi, mengikhlashkan perbuatan hanya untuk Allaah saja dari semua makhluq, tidak mensekutukan Allah sengan sesuatu apapun, atau seorangpun baik itu malaikat atau nabi.
3)   Pembatal Tauhid
· Berbuat syirik/musyrik dalam beribadah kepada Allah.
· Menjadikan sesuatu sebagai perantara antara dirinya dan Allah dalam hal berdo’a, meminta syafa’at, dan bertawakkal.
· Orang yang tidak mengkafirkan kaum musyrikin (orang yang berbuat musyrik), atau ragu dengan kekufuran orang musyrik, atau membenarkan kekufuran orang musyrik.
· Orang yang mempunyai keyakinan bahwa selain petunjuk Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – adalah lebihsempurna dari petunjuk Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – atau berkeyakinan bahwa selain hukum Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – adalah lebih baik dari hukum Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Seperti orang yang mengutamakan hukum thogut dari hukum Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam maka dia kafir.
· Orang yang mengutamakan sesuatu/marah dari apa yang dibawa oleh Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam .
· Istihza’/mengejek/mengolok sesuatu dari agama Allah dan Rasul-Nya.
· Sihir, orang yang mengerjakan atau ridho dengan perbuatan sihir.
· Tampaknya kemusyrikan yang jelas pada kaum muslimin.
· Orang yang berkeyakinan bahwa sebagian manusia boleh keluar/meyimpang dari syari’at Rasulullaah –Shallaahu ‘Alaihi wa Sallam – sebagaimana keluar/meyimpangnya Khaidir dari syari’at nabi Musa.
· Berpaling dari agama Allah, tidak memperlajarinya atau mengamalkannya
4)   Syarat – Syarat Seseorang Dikatakan Kafir
Seseorang dikatakan kafir jika melakukan perbuatan – perbuatan yang menyebabkan pelakunya menjadi kafir dengan syarat :
· Sudah tegaknya hujjah kepada orang tersebut tentang perbuatannya.
· Sudah dijelaskannnya dalil dan kebenaran kepada orang tersebut.
· Sudah dihilangkannya syubhat dari pelaku kekafiran.
Jika tiga hal tersebut di atas sudah dijelaskan kepada pelakunnya akan tetapi pelaku tersebut masih menolaknya maka orang tersebut bisa dikatakan kafir.
5)   Masalah Menolak Hukum Allah & Rasul-Nya
Ada beberapa ketentuan tentang penolakan terhadap hukum Allah & Rasul-Nya, yaitu :
· Jika sesorang berhukum dengan hukum selain Allah & Rasul-Nya dengan keyakinan bahwa hukum tersebut adalah lebih baik dan lebih utama maka orang tersebut kafir dengan kafir i’tiqadi yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
· Jika sesorang berhukum dengan hukum selain Allah & Rasul-Nya karena hawa nafsu & mencari dunia dengan keyakinan bahwa hukum Allah & Rasul-Nya adalah lebih baik dan lebih utama dari hukum dunia maka orang tersebut kafir dengan kafir ‘amali yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam. Untuk orang ini ditegakkan hujjah dan dijelaskannya kebenaran, jika menolaknya maka bisa terjatuh dalam kufur i’tiqadi yang bisa mengeluarkan dari Islam
c.         Syirah Nabawi
1)   Nasab Beliau
Rasulullah pernah bersabda tentang nasab beliau, “Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail , memilih Quraisy dari Kinanah, dan memilih Bani (keturunan) Hasyim dari suku Quraisy, dan memilih aku dari keturunan Hasyim.[1]. Nasab beliau :
Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu`ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.
Silsilah beliau  hingga di sini diketahui keshahihannya, disepakati di antara para ahli silsilah. Adapun yang di atas Adnan diperselisihkan padanya. Adnan adalah keturunan nabi Ismail, dan Ismail adalah putra nabi Ibrahimalaihimassalam. Ibunda Nabi  adalah Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah. Nasab bapak dan ibunya bertemu pada kakek mereka: Kilab bin Murrah.
2)   Kelahiran Beliau
Nabi dilahirkan di tahun gajah. Lahir pada hari Senin, berdasarkan sabda Nabi tatkala ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau bersabda: “Itulah hari yang aku dilahirkan padanya, hari aku dibangkitkan (diangkat menjadi rasul), dan dan diturunkan (wahyu) kepadaku padanya[2]. Adapun bulan dan tanggal kelahirannya terjadi perbedaan pendapat. Ada yang berpendapat pada tanggal 12 dari bulan Rabi’ul Awal. Sebagian berpendapat pada tanggal 8 dari bulan yang sama. Dikatakan : bahkan pada bulan Ramadhan. Ada juga yang berpendapat pada tanggal 27 dari bulan Rajab, dan ini pendapat paling aneh/asing.

3)   Diutus menjadi Nabi
Wahyu diturunkan kepadanya r saat berusia 40 tahun. Permulaan wahyu adalah saat beliau berkhalwah di gua Hira, Jibril u datang kepadanya, lalu merangkulnya, kemudian melepasnya seraya berkata: “Bacalah…”[3].
4)   Wafat Beliau
Beliau  wafat setelah melaksanakan amanah, menyampaikan risalah Rabb-nya, dan berjihad karena Allah  dengan sebenarnya, dan Agamanya telah sempurna. Al-Qur`an bersaksi baginya di akhir hayatnya,
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Aku ridhai islam itu jadi agamamu. (QS. Al Maidah: 3)
Wafat pada hari Senin[4] pada tahun ke sebelas hijriyah dan pada bulan Rabiul Awal, hal ini disepakati para ulama. Berkata Ibu Hisyam,” Mayoritas mereka berkata: pada tanggal dua belas Rabiul Awal. Dan tidak shahih tentang tanggal wafatnya kecuali pada hari kedua atau ketiga belas, atau keempat belas, atau kelima belas, karena sudah disepakati bahwa wuquf di arafah pada haji wada’ terhadap pada hari Jum’at, yaitu hari kesembilan bulan Dzulhijjah… dst”[5].
5)   Nama-Nama Beliau
Banyaknya nama menunjukkan agungnya yang diberi nama. Nama-nama Nabi menunjukkan makna-makna yang agung. Dan namanya yang paling agung adalah Muhammad, yaitu nama disebutkan Allah dalam al-Qur`an al-Karim,
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS. Al Fath : 29)
Nama beliau yang lain cukup banyak, sebagaimana dalam sebuah hadist beliau bersabda, “Sesungguhnya aku memiliki banyak nama: aku Muhammad, aku Ahmad, aku al-Mahi yang Allah menghapus kekufuran denganku, aku al-Hasyir yang manusia digiring di atas dua kakiku, dan aku adalah al-‘Aqib (yang terakhir) yang tidak ada seorangpun setelah aku”[6]. Dan dalam hadits Abu Musa al-Asy’ari, ia berkata, “Rasulullah menyebutkan kepada kami beberapa namanya, di antara ada yang kami ingat dan ada yang tidak kami ingat, beliau bersabda: “Aku adalah Muhammad, Ahmad, al-Muqaffi, al-Hasyir, Nabi taubat, nabi rahmah.”[7]
6)   Keistimewaan Beliau
Nabi Muhammad adalah pemimpin manusia. Dalam hadits Abdullah bin Salam, sesungguhnya Nabi  bersabda,“Aku adalah pemimpin keturunan nabi Adam  dan tidak sombong[8]. Diantara keistimewaan beliau adalah yang pertama memberi syafaat dan diberi syafaat, dan baginya syafa’ah uzhma (yang agung) dan kedudukan yang terpuji. Dari Ibnu Umar , ia berkata, “Sesungguhnya manusia  berlutut di hari kiamat. Setiap umat mengikuti nabinya. Mereka berkata, ‘Wahai fulan, berilah syafaat, wahai fulan, berilah syafaat, hingga syafaat berkesudahan kepada Nabi. Maka itulah hari yang Allah membangkitkannya kedudukan yang terpuji[9]. Di antara keistimewaannya juga, sesungguhnya diperintahkan memohon wasilah untuknya setiap kali setelah adzan[10]. Allah memanggilnya dengan nama yang paling disukai dan namanya yang tinggi: ‘Wahai nabi’, dan ‘wahai rasul’, ini adalah keistemewaan yang tidak ada bagi para nabi yang lain, yang mana mereka dipanggil dengan nama mereka.
Di antara keistemewaannya juga bahwa mukjizat setiap nabi telah berakhir, sedangkan mukjizatnya –yaitu al-Qur`an yang mulia- akan tetap terjaga hingga hari kiamat. Tentang keistimewaannya juga beliau pernah bersabda “Aku diberikan lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seseorang sebelum aku: (1)setiap nabi diutus kepada kaumnya secara khusus dan aku diutus kepada setiap yang merah dan hitam, (2)harta ghanimah dihalalkan kepadaku dan tidak halal kepada seseorang sebelum aku, (3)bumi dijadikan untukku baik lagi suci dan sebagai masjid, laki-laki manapun yang ketemu waktu shalat, ia shalat di manapun berada, (4)aku ditolong dengan rasa takut (dari musuh) dalam jarak perjalana satu bulan, (5) dan aku diberikan syafaat”.[11]
7)   Akhlaq Beliau
Allah berfirman Allah tentang sifat Rasulullah, Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al Qalam: 4). Aisyah berkata, “Akhlak beliau adalah al-Qur`an[12]. Allah telah menyempurnakan budi pekertinya sejak kecil, sebelum dibangkitkan (diangkat menjadi nabi dan rasul). Beliau tidak pernah menyembah berhala, tidak meminum arak, tidak berlalu dalam perkara buruk, dan dikenal di kalangan kaumnya dengan orang yang jujur lagi dipercaya. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Tidak pernah Rasulullah diberikan dua pilihan kecuali ia mengambil yang termudah, selama bukan merupakan dosa. Jika merupakan dosa, beliau  adalah manusia yang paling jauh darinya. Dan Rasulullah tidak pernah membalas dendam untuk dirinya sendiri, kecuali apabila kehormatan Allah  dilanggar, maka ia membalas karena Allah dengannya[13]. Di antara akhlak beliau adalah rendah hati dan suka bercanda dengan anak kecil. Rasulullah pernah menghibur anak kecil dengan mengatakan, “Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan nughair?”.[14]
8)   Sifat Lahiriah Beliau
Allah telah memberikan kesempurnaan kepada nabi kita Muhammad, menganugerahkan kepadanya keelokan lahiriyah dan keindahan batin. Beliau adalah manusia yang paling indah rupa dan paling sempurna akhlaknya.
Di antara riwayat yang menjelaskan sifat lahiriyah beliau adalah hadits al-Bara` bin ‘Azib, ia berkata, “Rasulullah perawakannya sedang, jauh di antara dua pundaknya, beliau memiliki rambut yang bisa mencapai daun telinganya yang di bawah (tempat anting-anting), aku melihat beliau  berpakaian merah, aku belum pernah melihat sesuatu yang lebih indah darinya”. Yusuf bin Abu Ishaq berkata dari bapaknya: (kedua pundaknya).[15]
Jabir bin Samurah berkata, “Rasulullah dhali’ (lebar) mulutnya, asykal kedua matanya, manhus kedua tumitnya. Ia berkata, Aku bertanya kepada Simak, Apakah maksud dhila’ mulutnya? Ia menjawab, Besar mulutnya. Ia berkata, Aku bertanya, Apakah arti asykal matanya? Ia menjawab, Panjang belahan mata. Ia berkata, Aku bertanya, Apakah pengertian manhus tumitnya? Ia menjawab, Sedikit daging tumitnya”.[16]
Dari Ali bin Abu Thalib berkata, “Rasulullah tidak terlalu tinggi dan tidak pula rendah (pendek), lebar dua telapak tangan dan tumit, besar kepalanya , besar karadisnya (otot), panjang bulu dadanya, apabila berjalan beliau  berjalan cepat seolah-olah turun dari tempat yang tinggi, aku belum pernah melihat sebelumnya dan sesudahnya seperti beliau“.[17]
Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa yang melihat aku di dalam tidur, sungguh ia telah melihatku, sesungguhnya syetan tidak bisa menyerupaiku. Dan mimpi seorang mukmin adalah satu bagian dari empat puluh enam bagian dari kenabian”.[18]
d.        Sejarah Muhammadiyah
Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau November (18 November 1912 M) merupakan momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Itulah kelahiran sebuah gerakan Islam modernis terbesar di Indonesia, yang melakukan perintisan atau kepeloporan pemurnian sekaligus pembaruan Islam di negeri berpenduduk terbesar muslim di dunia. Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.
Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah” dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian sebagai berikut: ”Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa pendukung organisasi itu ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu Islam. Dan tujuannya ialah memahami dan melaksanakan agama Islam sebagai yang memang ajaran yang serta dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama Islam. Dengan demikian ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.”
Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari Maskumambang; juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Ssudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam itu telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri Kyai Dahlan. Jadi sekembalinya dari Arab Saudi, Kyai Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan, bukan malah menjadi konservatif.
Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasannya merupakan hasil interaksi Kyai Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkan Kyai Dahlan, yakni R. Budihardjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekscholl Jetis di mana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler, yang sering datang ke rumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahlan tidak diurus oleh Kyai sendiri tetapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan setelah Kyai wafat. Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui shalat istikharah (Darban, 2000: 34). Artinya, pilihan untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.
Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah tersebut selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Dahlan, menurut Adaby Darban (2000: 13) secara praktis-organisatoris untuk mewadahi dan memayungi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, yang didirikannya pada 1 Desember 1911. Sekolah tersebut merupakan rintisan lanjutan dari ”sekolah” (kegiatan Kyai Dahlan dalam menjelaskan ajaran Islam) yang dikembangkan Kyai Dahlan secara informal dalam memberikan pelajaran yang mengandung ilmu agama Islam dan pengetahuan umum di beranda rumahnya. Dalam tulisan Djarnawi Hadikusuma yang didirikan pada tahun 1911 di kampung Kauman Yogyakarta tersebut, merupakan ”Sekolah Muhammadiyah”, yakni sebuah sekolah agama, yang tidak diselenggarakan di surau seperti pada umumnya kegiatan umat Islam waktu itu, tetapi bertempat di dalam sebuah gedung milik ayah Kyai Dahlan, dengan menggunakan meja dan papan tulis, yang mengajarkan agama dengan dengan cara baru, juga diajarkan ilmu-ilmu umum.
Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama ”MUHAMMADIYAH”. Organisasi baru ini diajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim ”Statuten Muhammadiyah” (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914. Dalam ”Statuten Muhammadiyah” yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal Miladiyah yaitu 18 November 1912, tidak mencantumkan tanggal Hijriyah. Dalam artikel 1 dinyatakan, ”Perhimpunan itu ditentukan buat 29 tahun lamanya, mulai 18 November 1912. Namanya ”Muhammadiyah” dan tempatnya di Yogyakarta”. Sedangkan maksudnya (Artikel 2), ialah: a. menyebarkan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan b. memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya.”.
Terdapat hal menarik, bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914 ditambah dengan kata ”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam ”Statuten Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 (yakni: Statuten Muhammadiyah Tahun 1912, Tahun 1914, Tahun 1921, Tahun 1931, Tahun 1931, dan Tahun 1941). Sebutlah Statuten tahun 1914: Maksud Persyarikatan ini yaitu :
1)   Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran Igama di Hindia Nederland.
2)   Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya.
Dalam pandangan Djarnawi Hadikusuma, kata-kata yang sederhana tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Yaitu, ketika umat Islam sedang dalam kelemahan dan kemunduran akibat tidak mengerti kepada ajaran Islam yang sesungguhnya, maka Muhammadiyah mengungkap dan mengetengahkan ajaran Islam yang murni itu serta menganjurkan kepada umat Islam pada umumnya untuk mempelajarinya, dan kepada para ulama untuk mengajarkannya, dalam suasana yang maju dan menggembirakan.
Pada AD Tahun 1946 itulah pencantuman tanggal Hijriyah (8 Dzulhijjah 1330) mulai diperkenalkan. Perubahan penting juga terdapat pada AD Muhammadiyah tahun 1959, yakni dengan untuk pertama kalinya Muhammadiyah mencantumkan ”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II., dengan kalimat, ”Persyarikatan berasaskan Islam”. Jika didaftar, maka hingga tahun 2005 setelah Muktamar ke-45 di Malang, telah tersusun 15 kali Statuten/Anggaran Dasar Muhammadiyah, yakni berturut-turut tahun 1912, 1914, 1921, 1934, 1941, 1943, 1946, 1950 (dua kali pengesahan), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan 2005. Asas Islam pernah dihilangkan dan formulasi tujuan Muhammadiyah juga mengalami perubahan pada tahun 1985 karena paksaan dari Pemerintah Orde Baru dengan keluarnya UU Keormasan tahun 1985. Asas Islam diganti dengan asas Pancasila, dan tujuan Muhammadiyah berubah menjadi ”Maksud dan tujuan Persyarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala”. Asas Islam dan tujuan dikembalikan lagi ke ”masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” dalam AD Muhammadiyah hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakarta.
Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi dengan tipikal yang khas, memiliki cita-cita membebaskan umat Islam dari keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah, dan pemahaman terhadap ajaran Islam dan kehidupan umat Islam, dengan mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi yang Shakhih, dengan membuka ijtihad.
Mengenai langkah pembaruan Kyai Dahlan, yang merintis lahirnya Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby Darban (2000: 31) menyimpulkan hasil temuan penelitiannya sebagai berikut:”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan ingin membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik, dalam bidang ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang mumalah, membersihkan kepercayaan dari khurafat, serta dalam bidang pemahaman terhadap ajaran Islam, ia merombak taklid untuk kemudian memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad.”.
Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” ialah dalam merintis pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan, merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan Islam “modern” itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan umat Islam secara umum.
Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda.
Pembaruan Islam yang cukup orisinal dari Kyai Dahlan dapat dirujuk pada pemahaman dan pengamalan Surat Al-Ma’un. Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah momumental ini dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi transformatif”, karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan ”hablu min Allah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ”teologi amal” yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini.
Kyai Dahlan juga peduli dalam memblok umat Islam agar tidak menjadi korban misi Zending Kristen, tetapi dengan cara yang cerdas dan elegan. Kyai mengajak diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar Yogyakarta. Dengan pemahaman adanya kemiripan selain perbedaan antara Al-Quran sebagai Kutab Suci umat Islam dengan kitab-kitab suci sebelumnya, Kyai Dahlan menganjurkan atau mendorong ”umat Islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya”, sehingga Kyai pendiri Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwadiskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di masjid (Jainuri, 2002: 78).
Kepeloporan pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak berdirinya Muhammadiyah juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‘Aisyiyah tahun 1917, yang ide dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi Islam yang luas dari Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan ”feminisme” seperti berkembang sekarang ini. Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian melahirkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan.
Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, menurut Djarnawi Hadikusuma (t.t: 69) telah menampilkan Islam sebagai ”sistem kehidupan mansia dalam segala seginya”. Artinya, secara Muhammadiyah bukan hanya memandang ajaran Islam sebagai aqidah dan ibadah semata, tetapi merupakan suatu keseluruhan yang menyangut akhlak dan mu’amalat dunyawiyah. Selain itu, aspek aqidah dan ibadah pun harus teraktualisasi dalam akhlak dan mu’amalah, sehingga Islam benar-benar mewujud dalam kenyataan hidup para pemeluknya. Karena itu, Muhammadiyah memulai gerakannya dengan meluruskan dan memperluas paham Islam untuk diamalkan dalam sistem kehidupan yang nyata.
Kyai Dahlan dalam mengajarkan Islam sungguh sangat mendalam, luas, kritis, dan cerdas. Menurut Kyai Dahlan, orang Islam itu harus mencari kebenaran yang sejati, berpikir mana yang benar dan yang salah, tidak taklid dan fanatik buta dalam kebenaran sendiri, menimbang-nimbang dan menggunakan akal pikirannya tentang hakikat kehiduupan, dan mau berpikir teoritik dan sekaligus beripiki praktik (K.R. H. Hadjid, 2005). Kyai Dahlan tidak ingin umat Islam taklid dalam beragama, juga tertinggal dalam kemajuan hidup. Karena itu memahami Islam haruslah sampai ke akarnya, ke hal-hal yang sejati atau hakiki dengan mengerahkan seluruh kekuatan akal piran dan ijtihad.
Dalam memahami Al-Quran, dengan kasus mengajarkan Surat Al-Ma’un, Kyai Dahlan mendidik untuk mempelajari ayat Al-Qur’an satu persatu ayat, dua atau tiga ayat, kemudian dibaca dan simak dengan tartil serta tadabbur (dipikirkan): ”bagaimanakah artinya? bagaimanakah tafsir keterangannya? bagaimana maksudnya? apakah ini larangan dan apakah kamu sudah meninggalkan larangan ini? apakah ini perintah yang wajib dikerjakan? sudahkah kita menjalankannya?” (Ibid: 65). Menurut penuturan Mukti Ali, bahwa model pemahaman yang demikian dikembangkan pula belakangan oleh KH.Mas Mansur, tokoh Muhammadiyah yang dikenal luas dan mendalam ilmu agamanya, lulusan Al-Azhar Cairo, cerdas pemikirannya sekaligus luas pandangannya dalam berbagai masalah kehidupan.
Kelahiran Muhammadiyah dengan gagasan-gagasan cerdas dan pembaruan dari pendirinya, Kyai Haji Ahmad Dahlan, didorong oleh dan atas pergumulannya dalam menghadapi kenyataan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia kala itu, yang juga menjadi tantangan untuk dihadapi dan dipecahkan. Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah ialah antara lain:
1)   Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi.
2)   Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat.
3)   Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman.
4)   Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme.
5)   Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (Junus Salam, 1968: 33).
Karena itu, jika disimpulkan, bahwa berdirinya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut :
1)   Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam.
2)   Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.
3)   Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
4)   Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (H.A. Mukti Ali, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990: 332).
Kendati menurut sementara pihak Kyai Dahlan tidak melahirkan gagasan-gagasan pembaruan yang tertulis lengkap dan tajdid Muhammadiyah bersifat ”ad-hoc”, namun penilaian yang terlampau akademik tersebut tidak harus mengabaikan gagasan-gagasan cerdas dan kepeloporan Kyai Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya, yang untuk ukuran kala itu dalam konteks amannya sungguh merupakan suatu pembaruan yang momunemntal. Ukuran saat ini tentu tidak dapat dijadikan standar dengan gerak kepeloporan masa lalu dan hal yang mahal dalam gerakan pembaruan justru pada inisiatif kepeloporannya.
Kyai Dahlan dengn Muhammadiyah yang didirikannya terpanggil untuk mengubah keadaan dengan melakukan gerakan pembaruan. Untuk memberikan gambaran lebih lengkap mengenai latarbelakang dan dampak dari kelahiran gerakan Muhammadiyah di Indonesia, berikut pandangan James Peacock (1986: 26), seorang antropolog dari Amerika Serikat yang merintis penelitian mengenai Muhammadiyah tahun 1970-an, bahwa: ”Dalam setengah abad sejak berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu tumbuh dengan cara yang berbeda di bermacam macam daerah. Hanya di Indonesia saja gerakan pembaharuan Muslimin itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur. Pada permulaan abad ke-20 terdapat sejumlah pergerakan kecil kecil, pembaharuan di Indonesia bergabung menjadi beberapa gerakan kedaerahan dan sebuah pergerakan nasional yang tangguh, Muhammadiyah. Dengan beratus-ratus cabang di seluruh kepulauan dan berjuta-juta anggota yang tersebar di seluruh negeri, Muhammadiyah memang merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah ada di Asia Tenggara. Sebagai pergerakan yang memajukan ajaran Islam yang murni, Muhammadiyah juga telah memberikan sumbangan yang besar di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Klinik-klinik perawatan kesehatan, rumah-rumah piatu, panti asuhan, di samping beberapa ribu sekolah menjadikan Muhammadiyah sebagai lembaga non-Kristen dalam bidang kemasyarakatan, pendidikan dan keagamaan swasta yang utama di Indonesia. ‘Aisyiah, organisasi wanitanya, mungkin merupakan pergerakan wanita Islam yang terbesar di dunia. Pendek kata Muhammadiyah merupakan suatu organisasi yang utama dan terkuat di negara terbesar kelima di dunia.”
Kelahiran Muhammadiyah secara teologis memang melekat dan memiliki inspirasi pada Islam yang bersifat tajdid, namun secara sosiologis sekaligus memiliki konteks dengan keadaan hidup umat Islam dan masyarakat Indonesia yang berada dalam keterbelakangan. Kyai Dahlan melalui Muhammadiyah sungguh telah memelopori kehadiran Islam yang otentik (murni) dan berorientasi pada kemajuan dalam pembaruannya, yang mengarahkan hidup umat Islam untuk beragama secara benar dan melahirkan rahmat bagi kehidupan. Islam tidak hanya ditampilkan secara otentik dengan jalan kembali kepada sumber ajaran yang aseli yakni Al-Qur‘an dan Sunnah Nabi yang sahih, tetapi juga menjadi kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia dari serba ketertinggalan menuju pada dunia kemajuan.
Fenomena baru yang juga tampak menonjol dari kehadiran Muhammadiyah ialah, bahwa gerakan Islam yang murni dan berkemajuan itu dihadirkan bukan lewat jalur perorangan, tetapi melalui sebuah sistem organisasi. Menghadirkan gerakan Islam melalui organisasi merupakan terobosan waktu itu, ketika umat Islam masih dibingkai oleh kultur tradisional yang lebih mengandalkan kelompok-kelompok lokal seperti lembaga pesantren dengan peran kyai yang sangat dominan selaku pemimpin informal. Organisasi jelas merupakan fenomena modern abad ke-20, yang secara cerdas dan adaptif telah diambil oleh Kyai Dahlan sebagai “washilah” (alat, instrumen) untuk mewujudkan cita-cita Islam.
Mem-format gerakan Islam melalui organisasi dalam konteks kelahiran Muhammadiyah, juga bukan semata-mata teknis tetapi juga didasarkan pada rujukan keagmaan yang selama ini melekat dalam alam pikiran para ulama mengenai qaidah “mâ lâ yatimm al-wâjib illâ bihi fa huwâ wâjib”, bahwa jika suatu urusan tidak akan sempurna manakala tanpa alat, maka alat itu menjadi wajib adanya. Lebih mendasar lagi, kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam melalui sistem organisasi, juga memperoleh rujukan teologis sebagaimana tercermin dalam pemaknaan/penafsiran Surat Ali Imran ayat ke-104, yang memerintahkan adanya “sekelompok orang untuk mengajak kepada Islam, menyuruh pada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar”. Ayat Al-Qur‘an tersebut di kemudian hari bahkan dikenal sebagai ”ayat” Muhammadiyah.
Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‘an Surat Ali Imran 104 tersebut ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran “transendensi” yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata. Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan “humanisasi” (mengajak pada serba kebaikan) dan “emanisipasi” atau “liberasi” (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau Modernisme Islam di Indonesia[19].
e.         Organisasi IPM[20]
1)   Tujuan IPM
“Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Itulah maksud dan tujuan IPM. Oleh karena itu, IPM harus benar-benar menyentuh kondisi riil basis masanya yaitu pelajar. Demi tercapainya tujuan mulia di atas dan terciptanya Generasi Pelajar Damai.
2)   Struktur Organisasi IPM
Struktur Pimpinan IPM adalah sebagai berikut :
· Pimpinan Pusat
· Pimpinan Wilayah
· Pimpinan Daerah
· Pimpinan Cabang
· Pimpinan Ranting
Sedangkan struktur kepengurusan Ikatan Pelajar Muhammadiyah bersifat desentralisasi dan kolektif-koligeal. Artinya, bahwa posisi ketua dan sekretaris tidak hanya dimiliki oleh satu orang, tetapi masing-masing bidang juga berhak memiliki posisi tersebut. Berikut ini adalah strukturnya. (contoh adalah Pimpinan Pusat IPM) :
KETUA Umum
KETUA (Organisasi)
KETUA (Perkaderan)
KETUA (Kajian dan Dakwah Islam)
KETUA (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
KETUA (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
KETUA (Advokasi)
KETUA (Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga)
SEKRETARIS Jenderal
SEKRETARIS (Organisasi)
SEKRETARIS (Perkaderan)
SEKRETARIS (Kajian dan Dakwah Islam)
SEKRETARIS (Pengkajian Ilmu Pengetahuan)
SEKRETARIS (Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga)
SEKRETARIS (Advokasi)
SEKRETARIS (Hubungan Antar Lembaga)
BENDAHARA Umum
Bendahara
Bendahara
Anggota Bidang :
Anggota Bidang Organisasi
Anggota Bidang Perkaderan
Anggota Bidang Kajian dan Dakwah Islam
Anggota Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Anggota Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga
Anggota Bidang Advokasi
Anggota Bidang Hubungan Antar Lembaga
Keterangan :
· Struktur IPM bersifat desentralisasi. Artinya, setelah posisi Ketua Umum dan Sekretaris Umum tidak ada Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris, tetapi langsung Ketua dan sekretaris bidang yang bekerja sesuai dengan job bidangnya masing-masing.
· Jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) khusus untuk Pimpinan Pusat IPM.
· Untuk Bidang Organisasi hanya ada pada struktur PP, PW, dan PD IPM. Sedangkan di tingkat PR dan PC IPM tidak ada.
· Bidang Kewirausahaan hanya ada di struktur Ranting (PR IPM). Sedangkan untuk struktur di atasnya bisa dilakukan atas koordinasi tim bendahara dengan cara membentuk Lembaga Kewirausahaan/ekonomi yang langsung di bawah koordinasi tim bendahara. Untuk koordinasi Bidang Kewirausahaan Ranting dengan struktur atas, langsung ke bidang keuangan (tim bendahara).
· Sesuai dengan ART IPM, bidang wajib yang ada di struktur Ranting adalah Bidang Perkaderan, SDI, dan PIP.
3)   Agenda Aksi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah mempunyai beberapa agenda aksi yang nantinya bisa membuat IPM benar-benar bergerak pada kondisi riil basis masanya. Berikut adalah daftar agenda aksi IPM:
· Pengajian Islam Rutin (PIR)
Pengajian Islam Rutin atau disingkat PIR merupakan kegiatan rutin tentang dunia Islam dan yang terkait dengannya yang diadakan oleh pengurus IPM Ranting. Kegiatan ini diadakan sebagai penguatan nilai-nilai keislaman yang berwawasan rahmatan lil alamin di kalangan pelajar. Waktu kegiatan bisa diadakan setiap seminggu atau dua minggu sekali. Semua tergantung kesepakatan dan dimusyawarahkan terlebih dahulu oleh PR IPM setempat. Untuk tempat bisa diadakan di sekolah, di rumah salah satu guru (secara bergiliran), atau di rumah salah satu siswa dengan jadwal yang sudah fiks.
· Sekolah Kader
Sekolah Kader merupakan suatu proses pendidikan yang disusun secara terpadu meliputi penyadaran, pemberdayaan, dan pembelaan terhadap kader IPM. Kegiatan ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu setelah perkaderan formal tingkat muda (TM II). Untuk alumni TM III dan TM Utama tidak ada karena, diharapkan langsung mampu berkiprah dalam kancah yang lebih luas. Alasan lain adalah, karena letak geografis yang cukup luas sehingga bisa mengakibatkan ketidakefektifan kegiatan. Selain itu, jika alumni TM I dan TM II masih “dipikirkan”, maka alumni TM III dan TM Utama harus sudah “memikirkan”. Karena itulah, alumni TM III dan TM Utama tidak ada sekolah kader.
· Gerakan Iqra
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan Iqra” :
ü Pembiasaan membaca sebagai aktivitas wajib bagi setiap kader.
ü Kajian regular sebagai ruang tukar-menukar pengetahuan dari buku yang telah dibaca, yang dituangkan dalam tulisan.
ü Melakukan arisan tulisan terhadap tema-tema yang telah ditetapkan.
ü Menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk merangsang motivasi kader dalam hal tulis-baca seperti, pelatihan jurnalistik, pelatihan menulis cerpen/novel, kursus bahasa asing, pelatihan debat, pelatihan metode penelitian dan lain sebagainya.
ü Menciptakan aktifitas aplikatif untuk menyalurkan kemampuan dan ketrampilan dari hasil pelatihan atau baca-tulis kader, dengan mengikutserta-kan kader dalam setiap lomba penulisan karya tulis ilmiah, popular, lomba cerpen atau dalam agenda lomba debat konstruktif antar pelajar.
ü Menciptakan komunitas kreatif untuk mengaktualisasikan potensi kader seperti kelompok-kelompok ilmiah pelajar (KIP), Kelompok pecinta Cerpen (KPC), Kelompok pecinta puisi/sastra dan sebagainya.
ü Mengadakan forum dialog publik untuk merangsang pengetahuan kader dan sebagai upaya melakukan tranformasi pengetahuan terhadap publik.
ü Melakukan aktifitas rekreatif dengan mengajak kader ke tempat-tempat yang benuansa imajinatif, terkesan santai tapi serius, seperti berkunjung ke pusat-pusat perbukuan, silaturahmi tokoh, silaturahmi dengan pusat studi tertentu, membangun komunikasi aktif dengan gerakan pelajar lainnya, dan berkunjung ke masyarakat miskin kota, serta tadabur alam sebagai wahana membaca ayat ayat kauniyah.
ü Mengadakan English Training Center (ETC)
· Gerakan Budaya Tanding
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan Budaya Tanding” :
ü Kajian reguler sebagai ruang tukar-menukar pengetahuan tentang budaya pop yang menjadi trend setter pelajar.
ü Buy Nothing Day adalah hari dimana kita (anak IPM) dituntut untuk tidak mengkonsumsi/membelanjakan uang untuk komoditas-komoditas yang tidak menentukan hajat hidup kita. Kampanye ini digagas di Kanada dan secara luas telah dilaksanakan di berbagai negara dengan waktu pelaksanaan yang berbeda.
ü A Week Without TV. Tidak ada yang meragukan bahwa media televisi (TV) telah mengantarkan nilai-nilai kekerasan, pornografi, konsumerisme dsb, kedalam ruang-ruang privat kita. Kampanye ini dilaksanakan untuk melawan berbagai bentuk kejahatan media. Secara sadar kita memutuskan tidak menonton TV dalam seminggu agar ada interval untuk membersihkan isi kepala kita dari nilai-nilai negatif yang disebarluaskan TV.
v Menggagas dan memassifkan gerakan-gerakan anti budaya pop dan Kapitalisme Global ala IPM. Misal Kampanye Anti Nonton Sinetron, Kampanye Limitasi Konsumsi Pulsa HP, Kampanye Anti Restoran Fastfood (McD, KFC), Kampanye Anti Coca Cola, Pepsi, Fanta, dll, Sehari Tanpa Rokok.
v Menciptakan berbagai artefak-artefak yang menyampaikan pesan-pesan perlawanan (baju kaos, sticker, poster, topi, banner, pembatas buku, dsb).
v Memunculkan penulis-penulis komik Islami sebagai counter atas penulis-penulis komik porno.
v Stop belanja di Mall!
v Menempatkan kader-kader IPM pada ruang-ruang budaya yang ada.
· Gerakan Kewirausahaan
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan Kewirausahaan” :
ü Terbentuknya unit-unit usaha mandiri yang bisa membantu keuangan pimpinan pada setiap levelnya, seperti: koperasi pelajar, bimbel (bimbingan belajar).
ü Terciptanya kelompok-kelompok usaha perorangan yang dikelola secara mandiri dan dimonitoring oleh lembaga usaha pelajar.
ü Membangun jejaring IPM dengan lembaga-lembaga lain yang tidak mengikat.
ü Mengadakan pelatihan-pelatihan enterprenership.


· Gerakan Advokasi Pelajar (GAP)
Berikut adalah bentuk aksi dari “Gerakan Advokasi Pelajar”:
ü Pembentukan kelompok diskusi yang bertemakan hak-hak pelajar.
ü Pembentukan komunitas pelajar di Ranting yang fokus pada advokasi pelajar.
ü Sekolah Advokasi.
ü Merespon persoalan-persoalan pelajar baik di media maupun di internal IPM sendiri, seperti persoalan IPM dengan pihak sekolah
4)   What should IPM do?
· Pembelaan terhadap pelajar.
· Mengadakan kegiatan yang bermanfaat untuk pelajar.
· Mengembangkan potensi pelajar.
· Melakukan pendampingan pelajar.
· Berusaha menjadi problem solver permasalahan pelajar.
5)   What benefit for us? If sit in organization board?
· Pengalaman berorganisasi.
· Memiliki jaringan atau teman yang bertaraf nasional.
· Melatih kepemimpinan dan manajemen.
· Bisa mengikuti berbagai pelatihan.
6)   Testimonial

2.         Materi Penunjang
a.        Kepemimpinan Pribadi[21]
Kepemimpinan : kemampuan untuk mempengaruhi orang lain guna mencapai tujuan organisasi.
1)   Kepemimpinan Tingkat 5
Tingkat 1 : individu berkemampuan tinggi.
Memberi sumbangan produktif lewat bakat, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan klerja yang baik.


Tingkat 2 : anggota tim aktif.
Menyumbangkan kemampuan individu untuk mencapai tujuan tim dan bekerja dengan orang lain secara efektif dalam kelompok.
Tingkat 3 : manajer andal.
Mengorganisasikan manusia dan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Tingkat 4 : pemimpin efektif.
Mempercepat komitmen dan pencapaian visi yang jelas dan menarik, serta mendorong standar kinerja yang lebih tinggi.
Tingkat 5 : eksekutif tingkat 5.
Membangnun kejayaan yang kekal lewat gabungan paradoksal kerendahan hati dan tekad professional.
2)   Kepemimpinan Interaktif merupakan gaya kepemimpinan yang bercirikan sikap yang rendah hati, merangkul semua orang, dan membina hubungan.
3)   Karakter Kepemimpinan merupakan ciri pribadi pemimpin yang menonjol seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan penampilan.
Pendekatan Perilaku :
· Perilaku berorientasi tugas.
· Perilaku berorientasi manusia
· Penelitian Ohio State :
ü Pertimbangan : jenis perilaku yang menggambarkan sejauh mana sang pemimpin memikirkan bawahan menghargai pikiran dan perasaan mereka serta membangun rasa saling percaya.
ü Struktur permulaan : kadar perilaku tugas yaitu sejauh mana sang pemimpin berorientasi tugas dan mengarahkan pekerjaan bawhannyauntuk mencapai tujuan.
Penelitian Michigan :
· Pemimpin berorientasi pegawai : pemimpin yang menetapkan tujuan berkinerja tinggi dan menampilkan perilaku suportif terhadap bawahan mereka.
· Pemimpin berorientasi tugas : mereka yang cenderung lebih memperhatikan pemenuhan jadwal,penghematan biaya, dan efisiensi produksi daripada pencapaian tujuan dan kebutuhan manusiawi.
4)   Kisi-kisi kepemimpinan : teori kepemimpinan dua dimensi yang mengukur perhatian pemimpin terhadap manusia dan produksi.
· Pendekatan Kontingensi :  model kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi spesifik di sebuah organisasi.
· Teori situasional Hersey dan Blanchard : seorang pemimpin dapat menggunakan satu dari empat gaya kepemimpinan berdasarkan gabungan perilaku hubungan(perhatian kepada manusia),dan tugas(perhatian terhadap produksi).
· Gaya menyuruh : perhatian besar terhadap tugas dan perhatian kecil terhadap manusia dan tugas.
· Gaya menjual : perhatian besar terhadap manusia maupun tugas.
· Gaya berpartisipasi : gabungan perhatian besar terhadap manusia dan hubungan serta perhatian kecil.
· Gaya mendelegasikan : mencerminkan perhatian kecil terhadap hubungan maupun tugas
· Teori kontigensi fiedler : titik tolak teori ini adalah sejauh mana gaya pemimpin berorientasi tugas atau berorientasi hubungan(manusia)
5)   Pengganti Kepemimpinan
· Pengganti : kepemimpinan menyebabkan gaya kepemimpinan tidak diperlukan lagi.
· Pembatal : meniadakan gaya kepemimpinan dan mencegah pemimpinan menunjukan perilaku tertentu.
6)   Kepemimpinan Karismatik Dan Visioner
Pemimpin Karismatik : mampu menginspirasi dan memotivasi orang untuk melakukan sesuatu melebihi kemampuannya, meski dihadapkan dengan halangan dan pengorbanan pribadi.
Dampak yang biasanya muncul pada pemimpin yang mempunyai sifat karismatik yakni :
· Menyatakan visi mulia yang dirasakan oleh semua pegawai.
· Menampilkan kemampuan memahami dan berempati terhadap pengikut.
· Memberdayakan dan memercayai bawahan untuk mencapai hasil.


Kepemimpinan Transformasional & Transaksional
· Pemimpin transformasional : pemimpin yang dibedakan oleh kemampuan istimewa untuk memunculkan inovasi dan perubahan.
· Pemimpin transaksional : pemimpin yang memperjelas peran dan persyaratan tugas bawahan, memelopori struktur, memberikan imbalan yang sesuai, dan memahami bawahan.
7)      Kepengikutan
· Pengikut terasing: pemikir kritis dan mandiri namun pasif.
· Konformis :berpartisipasi aktif dalam hubungan dengan atasannya namun tidak menggunakan keahlian berpikir kritis.
· Orang bertahan pragmatis : memiliki semua sifat,tergantung gaya mana yang cocok disetiap situasi.
· Pengikut pasif : tidak menunjukan berpikir kritis dan mandiri maupun partisipasi aktif.
8)   Kekuasaan Dan Pengaruh
· Kekuasaan  potensi untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
· Pengaruh : dampak tindakan orang terhadap sikap, nilai, perilaku orang lain.
Kekuasaan posisi :
· Kekuasan sah : kekuasaan yang muncul dari manajemen formal di organisasi dan kewenangan yang diberikan kepadanya.
· Kekuasaan imbalan : berasal dari kewenangan untuk memberikan imbalan kepada orang lain.
· Kekuasaan hukuman : kewenangan untuk menghukum atau merekomendasikan hukuman.
Kekuasaan pribadi :
· Kekuasaan ahli : kekuasaan yang berasal dari pengetahuan atau keahlian khusus seorang tentang tugas yang sedang dikerjakan.
· Kekuasaan rujukan : karakteristik pribadi seseorang yang membuat orang lain memihak,menghormati,dan mengagumi hingga menirunya.
Sumber kekuasaan lain :
· Upaya pribadi.
· Jejaring hubungan.
· Informasi.
Taktik Pengaruh Interpersonal :
· Gunakan persuasi yang rasional.
· Buat orang lain menyukai anda.
· Andalkan aturan timbal balik.
· Bangun aliansi.
· Bersikap tegas – minta apa yang anda inginkan.
· Manfaatkan kewenangan yang lebih tinggi.
· Berikan imbalan atau perilaku yang anda inginkan.
b.        Manajemen Qolbu[22]
Al-qalb adalah lafadz musytarak (memiliki banyak makna). Secara literal, al-qalbu bisa bermakna hati, isi, lubuk hati, jantung, inti (lubb), akal (‘aql), kekuatan, semangat, keberanian, bagian dalam (bâthin), pusat, tengah, bagian tengah (wasath), dan yang murni (khâlishmahdh). Al-Quran sendiri menggunakan kata qalb dengan makna yang beragam, namun tidak pernah keluar dari makna-makna di atas.
Jika diperhatikan dengan seksama, makna qalbu di dalam al-Quran berkisar pada pengertian-pengertian berikut ini :
Pertama, makna al-qalbu berhubungan dengan upaya memahami, mengerti, tadabbur, dan berfikir.  Kata qalbu dengan makna semacam ini ditunjukkan oleh ayat-ayat berikut ini.   Allah Swt. Berfirman, artinya :"Mereka mempunyai qalbu (quluub) tetapi tidak dipergunakan untuk memahami(yafqahuuna) ayat-ayat Allah. (QS al-A’raf [7]: 179).
Qalbu pada ayat ini, bermakna akal.  Sebab, Allah swt mengaitkannya dengan al-fiqh(pemahaman).   Qalbu juga bermakna ilmu.  Ini ditunjukkan oleh firman Allah swt : "Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, sementara qalbu-qalbu mereka telah dikunci mati, sehingga mereka tidak mengetahui (ya’lamûn)(kebahagiaan beriman dan berjihad). (QS at-Taubah [9]: 87).
Al-Quran menggunakan kata qalbu dengan makna tadabbur (berfikir mendalam).  Allah swt berfirman : "Mengapa mereka tidak mentadabburi al-Quran ataukah di dalam qalbu-qalbu  mereka ada penutupnya?" (QS Muhammad [47]: 24).
Bahkan, secara nyata Allah swt memberi makna qalbu dengan akal-pikiran : "Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati (qulub) yang dengan itu mereka dapat berpikir (memahami)". (QS al-Hajj [22]: 47).
Qalbu dengan makna akal pikiran juga termaktub di dalam surat Muhammad (47) ayat 16 dan surah al-A’raaf (7) ayat 100.
Kedua, qalbu bermakna perasaan (wijdân/fu’âd), baik yang benar maupun yang salah. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menegaskan hal ini. Misalnya: kekhusyukan (QS al-Hadid [57]: 16), kelembutan dan kasih sayang (QS al-Hadid [57]: 27), perasaan terguncang (QS al-Anfal [8]: 3), takut dan khawatir (QS Ali Imran [3]: 151), sombong (QS al-Mukmin [40]: 35), marah (QS at-Taubah [9]: 15), ketenangan dan ketentraman (QS ar-Ra’du [13]: 28), keraguan dan syak (QS at-Taubah [9]: 110), keras dan bandel (QS al-Baqarah [2]: 74).
Qalbu dengan makna semacam ini merupakan madhaahir (penampakan) dari naluri-naluri manusia. Oleh karena itu, qalbu dalam konteks seperti ini tidak dapat menetapkan mana yang harus ada dan mana yang tidak. Bahkan, qalbu dengan pengertian semacam ini, menjadi tempat bercampurnya perasaan baik dan buruk.
Salah satu arti penting qalbu adalah qalbu sebagai tempat bersemayamnya iman dan takwa. Iman adalah pembenaran pasti tanpa sedikit pun keraguan.  Lalu, pembenaran ini diendapkan di dalam qalbu dengan tetap menyertakan pemikiran ke dalamnya. Selanjutnya perasaan dan pemikiran tersebut disatukan secara sempurna, penuh keyakinan, ketenangan, dan selalu disesuaikan dengan akal pikirannya. Agar keyakinan tersebut menjadi keyakinan yang pasti tanpa ada sedikitpun keraguan, maka, keyakinan tersebut harus sejalan dengan akal.   Apabila di dalam qalbu telah terwujud dua hal, yakni keyakinan pasti dan kesesuaian keyakinan itu dengan akal, maka terbentuklah iman yang benar. Berhubungan dengan masalah ini, Allah swt berfirman: "…kecuali orang yang dipaksa, sementara  qalbunya tenang dalam keimanan". (QS an-Nahl [16]: 106).
"Mereka itulah yang dituliskan di dalam qalbu mereka iman". (QS al-Mujadalah [58]: 22).
"Akan tetapi, katakanlah, “Kami telah tunduk,” karena iman itu belum masuk ke dalam qalbu kalian. (QS al-Hujurat [49]: 14).
Selain sebagai tempat iman, qalbu juga tempat bersemayamnya keraguan, syak, bahkan penolakan terhadap kebenaran. Allah Swt. menegaskan hal ini : "Wahai Tuhan kami, janganlah engkau memalingkan qalbu-qalbu kami setelah Engkau menunjuki kami. (QS Ali Imran [3]: 8).
Dari sinilah dapat dimengerti, betapa pentingnya peran akal dalam membimbing dan mengarahkan qalbu; agar qalbu selalu mengimani hal-hal yang wajib untuk diimani, dan menolak hal-hal yang tidak boleh diimani.   Jika qalbu tidak mendapatkan bimbingan dari akal, niscaya qalbu bisa terjatuh kepada kekeliruan.  Bisa jadi, qalbu akan mengimani dan merasa tentram terhadap sesuatu yang harusnya tidak boleh diimani, atau malah mengingkari sesuatu yang harusnya ia imani.  Untuk itu, qalbu harus selalu dibimbing oleh pemahaman Islam, agar ia tidak terjatuh pada keyakinan dan perasaan yang salah.
Selain iman dan keraguan, takwa juga terdapat di dalam qalbu. Takwa adalah perasaan takut kepada Allah swt yang dibarengi dengan menjalankan syariatNya dan menjauhi laranganNya. Hal ini dijelaskan dalam al-Quran : "Demikianlah (perintah Allah). Siapa saja yang mengagungkan syiar-syiar Allah (ibadah), sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan qalbu". (QS al-Hajj [22]: 32).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, makna qalbu mencakup akal pikiran dan perasaan.   Oleh karena itu, kebersihan dan kesucian hati tergantung kepada kebersihan akal dan perasaan.  Sedangkan kebersihan akal dan perasaan ditentukan oleh kesesuaiannya dengan 'aqidah dan syariat Islam, dan kesuciannya dari pemikiran dan aturan thaghut.   Dengan kata lain, agar seseorang qalbunya bersih, perasaan dan pikirannya harus tunduk, dibentuk, dan dibimbing oleh 'aqidah dan syariat Islam.   Meskipun seorang Muslim memiliki perasaan untuk mendekatkan diri kepada Allah sangat kuat, akan tetapi jika pemikirannya dibentuk oleh aqidah dan system kufur, tentunya kita tidak bisa menyatakan qalbunya bersih.  Seorang Muslim yang asyik masyuk dengan ibadah ritual dan akhlaq semata, namun dalam bermuamalah masih melibatkan diri dengan muamalah ribawiy serta praktek-praktek bisnis yang bertentangan dengan syariat Islam, maka rusaklah qalbunya. 

Sayangnya, persepsi masyarakat tentang kebersihan qalbu, masih sebatas kebersihan pada aspek-aspek kejiwaan (nafsiyyah) belaka, seperti tumbuhnya sifat sabar, tawadlu', rendah hati, qana'ah, dan sifat-sifat lain di dalam dirinya.  Sementara itu, mereka tidak pernah memperhatikan metode dan landasan dasar (tolok ukur) yang digunakan untuk membentuk sifat-sifat tersebut.  Akhirnya, pembentukan sifat-sifat tersebut terlepas dari 'aqidah dan syariat Islam.  Mereka menumbuhkan sifat-sifat tersebut di dalam qalbunya berdasarkan prinsip-prinsip universal dan ajaran-ajaran selain Islam; misalnya Taoisme, Budhisme, dan sebagainya.  Benar, metode dan cara itu bisa menumbuhkan sifat-sifat yang baik, namun, sifat-sifat itu terpisah dari 'aqidah dan hukum Islam.  Sebab, metode dan landasan yang digunakan untuk membentuk sifat-sifat itu tidak lahir dari aqidah dan syariat Islam. Padahal, akhlaq (karakter) seorang Muslim mesti terbentuk dari al-Quran dan Sunnah.  Akhlaq seorang Muslim tidak boleh lahir dari prinsip-prinsip universal atau ajaran selain Islam, akan tetapi harus lahir dari 'aqidah Islam.   Untuk itu, walaupun seorang Muslim memiliki sifat-sifat yang baik, namun, jika sifat-sifat itu lahir dari ajaran-ajaran non Islam, qalbunya telah rusak.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, kebersihan dan kesucian qalbu ditentukan oleh dua hal.  Pertama, kebersihan pemikiran, dan kedua, kebersihan nafsiyyah (pola sikap). Wallahu a’lam.

D.       LAGU – LAGU PERJUANGAN

SANG SURYA
Cipt. H. Djarnawi Hadikusumo

Sang Surya telah bersinar
Syahadat dua melingkar
Warna yang hijau berseri
Membuatku rela hati
Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad junjunganku
Al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku

Di timur fajar cerah gemerlapan
Mengusik kabut hitam
Menggugah kaum Muslimin
Tinggalkan peraduan

Lihatlah Matahari telah tinggi
Di ufuk timur sana
Seruan Illahi Robbi
Sami’na wa Atha’na

Ya Allah Tuhan Robbiki
Muhammad junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakkanku

IPM BERJAYA (MARS IPM)
Cipt. M. Izzul Muslimin

Bersatu, berpadu, menjalin ukhuwah
Di dalam, ikatan pelajar muhammadiyah
Terampil, berilmu, berakhlak mulia
Pelopor dan pelangsung penyempurna amanah

Berjuang dengan sekuat tenaga
Tegakkan islam yang utama
Menjadi kader yang siap sedia
Untuk umat dan bangsa

Berdiri, tegaklah, tampillah di muka
Ikrarkan bersama IPM berjaya 2x.

SENANDUNG PERJUANGAN
Cipt. Baskoro Tri Caroko

Bangunlah hai kamu para kader semua
Dari lelapmu tentang mimpi-mimpi
Lihatlah sang fajar telah menyinsing


Singsingkan lengan, satukan langkah
Teguhkan Jihad Fisabilillah
Bersama kita tegakkan
Keadilan……Kebenaran
Tuhan beri petunjuk Mu
Jalan kemenangan ummat Islam
Berilah kami kekuatan
Amalkan Al-Qur’an dalam kehidupan

Renungan Kader
Cipt. Ahmad Aris Muryasani

Seusai tahajjud kumerenung lagi
Siapa di mana diri hina ini
Lama ku tertidur dalam duniaku
Nanarku memandang alan disekelilingku

Beribu Mujahid berguguran sudah
Beribupun Nampak semakin merenta
Namun kebathilan tiada kunjung sirna
Bahkan semakin menyesakkan Dunia
Kini tiba waktu tuk tampilkan diri
Gelisah Ummatku tak sabar menanti

Dalam Ikatanku tlah bersemi janji
Hidup di jalan-Nya atau mati Syahid 2x

AKU CINTA IPM
Cipt: Baskoro Tri Caroko

Demi pena dan Sgala Yang Dituliskan
Qur’an Surat Al –Qolam Ayat Satu
Itulah Semboyan Kita Semua
Dalam Jihad Tegakkan Kalimah-Nya

IPM Aku Suka Kamu
IPM Aku Seneng Kamu
IPM Aku Sayang Kamu
Pokoknya Ku Cinta Padamu

JANJI KADER
Cipt. M. Izzul Muslimin

Di kala akhir Taruna Melati
Ada tanya yang menyentuh dalam hati
Sudah siapkah aku kini
Menjadi kader yang sejati

Telah banyak yang aku dapatkan
Tentang arti hidup dan perjuangan
Fisabilillah ditegakkan
Lewat hati, kata, dan perbuatan

Kumohon kekuatan ya Allah
Agar dapat ku jalankan
Amanah ummat dan ikatan
Demi agama Islam
Kini tiba saat diwujudkan apa yang telah diberikan
Semoga Allah meridho’i niat hati yang tulus ini

SENANDUNG UKHUWAH

Berjumpa kita seminggu yang lalu
Dan kini kita kan berpisah lagi
Setelah bersama kita jalani
Ditempa dalam Taruna Melati
Bersama kita satukan langkah
Berpegang teguh amanah ummat
Berjuang kita di jalan Allah
Berkarya dan beramal nyata

Ikatkan kuat tali ukhuwah
Berpegang teguh Qur’an dan sunnah
Menjadi pedoman jihat kita
Wujudkan masyarakat utama

Walau lahir kita tak bertemu
Namun hati kita tetap Satu
Bertekad kita berjuang bersama
Semoga Allah meridhoinya
BAB II
PEMBAHASAN

A.       BACAAN SHOLAT
1.         Takbiratul Ihram
اللهُ أكْبَرُ
2.         Doa iftitah
اَللّهُمَّ باَعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَاياَيَ كَمَا باَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ. 
“Ya Allah jauhkan antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. - Ya Allah bersihkan aku dari dosa sebagaimana Engkau membersihkan pakaian yang putih dari kotoran. - Ya Allah basuhlah kesalahanku dengan air, embun dan es”.
3.         Kemudian membaca Ta’awwudz
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Aku meminta perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk. (ini dibaca pada setiap membaca Al Fatihah dalam shalat) dan selalu dibaca dalam hati”.
4.         Membaca surat Al-Fatihah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧).آمِيْن
1.    Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2.    Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3.    Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4.    Yang menguasai di hari Pembalasan.
5.    Hanya Engkaulah yang Kami sembah[6], dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
6.    Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7.    (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(Q.S Al Fatihah (1): 1-7).

5.         Kemudian membaca salah satu surah yang terdapat pada Al-Qur’an, misalnya Q.S: Al Fil, Quraisy, Al Ma’un dan sebagainya.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (١)أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (٢)وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (٣)تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (٤)فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (٥)
1.    Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
2.    Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
3.    Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
4.    Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
5.    Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Q.S Al Fil (105): 1-5).
6.         Kemudian rukuk membaca
اللهُ أكْبَرُ
Seraya rukuk, mengangkat kedua tangan seperti ketika takbiratul ikhram (takbir pertama) terus membungkuk, sambil membungkuk itu (rukuk) dengan membaca
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى
“Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji Engkau ya Allah aku mohon ampun”.
7.         Kemudian i’tidal sambil membaca
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ
“Mudah-mudahan Allah mendengarkan kepada orang yang memuji kepada-Nya, ya Tuhanku dan segala puji itu bagi Engkau”.
8.         Kemudian membaca
اللهُ أكْبَرُ
Bersamaan dengan melakukan sujud (sujud yang pertama).
Diwaktu sujud membaca :
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ رَبَّناَ وَبِحَمْدِكَ اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى
“Maha Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji Engkau ya Allah aku mohon ampun”.
9.         Kemudian duduk antara dua sujud dengan diikuti membaca
اللهُ أكْبَرُ
Diwaktu duduk membaca :
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى وَارْزُقْنِى
“Ya Allah, ampunilah saya dan kasihanilah saya dan cukupilah saya dan tunjukkanlah saya dan berilah saya rezeki”.
10.     Kemudian sujud lagi (sujud kedua) dengan membaca : “Allahu Akbar” serta membaca sebagaimana sujud pertama sampai sujud yang kedua ini dinamakan satu rakaat (rakaat yang pertama). Kemudian dilanjutkan dengan rakaat yang kedua. Begitu pula seterusnya.
11.     Mula-mula bangun sambil membaca : “Allahu Akbar” saat duduk sejenak untuk berdiri ke rakaat kedua dan tidak mengangkat tangan sebagaimana pada rakaat pertama. 
Rakaat yang kedua ini caranya seperti dalam rakaat pertama. Hanya saja ketika berdiri tadi tidak membaca doa iftitah seperti dalam rakaat pertama.
12.     Dalam rakaat yang kedua setelah melakukan sujud yang kedua kemudian bangkit duduk dengan membaca : “Allahu Akbar” dilanjutkan dengan bacaan (At Tahiyyat Awal). 
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَ الصَّلَوَاتُ وَ الطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Segala kehormatan, Rahmat, dan kebaikan adalah bagi Allah.
Mudah-mudahan keselamatan wahai Nabi demikian juga rahmat Allah dan berkat-Nya.
Mudah-mudahan keselamatan tetap bagi kami semua dan bagi sekalian hamba Allah yang saleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah
Dan Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad itu hamba-Nya dan pesuruh-Nya.
Wahai Tuhan berilah keselamatan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Sebagaimana Engkau memberi keselamatan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Wahai Tuhan berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
Sebagaimana Engkau memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Terpuji dan Termulia”.
13.     Kalau pada tahiyyat (tasyahud) awal, disambung dengan doa
اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيراً وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ. فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Ya Allah, aku sudah banyak menganiaya diriku dan tiada dapat mengampuni dosa, selain Engkau. Maka ampunilah aku dan kasihanilah aku sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun dan Penyayang”.
14.     Kalau pada tahiyyat akhir (duduk tahiyyat dari rakaat yang terakhir), disambung dengan doa
اَللّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ, وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَمَاتِ, وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang dusta)”.
15.     Sesudah selesai membaca “Tathiyyat akhir” kemudian membaca salam ke kanan dan ke kiri, dengan sempurna, sebagai berikut:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ . السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ
“Mudah-mudahan keselamatan dan rahmat Allah tetap padamu, begitu pula berkahnya (2x)”.
Sumber Bacaan : Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.

B.       MUQODDIMAH KULTUM

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛

Artinya : "Sungguh segala puji hanya milik Allah, Allah yang kita puji, kepada Allah kita memohon pertolongan, kepada-Nya kita memohon ampunan, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tak seorangpun dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tak seorangpun mampu memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. …. Amma ba’d "

Pertama-tama dan paling utama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang mana pada hari ini Allah masih memberikan kita nikmat kesehatan serta kesempatan hingga kita dapat hadir di ............. yang kita cintai ini, guna untuk melaksanakan aktivitas kita sebagai .................
Berbahagialah kita, karena kita termasuk hamba pilihan Allah. Hamba yang diciptakan begitu sangat sempurna sekali indah dan mempesona, tetapi jangan sampai kesempurnaan yang kita miliki kita lupa kepada Allah.
Ingat! kita cuma terbuat dari tanah dan akan kembali ketanah, coba lihat kerah baju yang kita pakai 2-3 hari pasti akan menghitam seperti tanah, itu sebagai bukti bahwa kita terbuat dari tanah.
Ya rahman ya rahim, mari kita kirimkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi kita Muhammad saw, yang telah menyelamatkan ummatnya dari alam gelap sesak tak bercahaya menuju alam yang terang menderang seperti yang kita rasakan pada saat ini, dengan kata lain minadssulumati ilannur.
Izinkan Saya Membawakan Sebuah Ceramah Yang Bertema ......................

C.       NASKAH PELANTIKAN

Ipmawan dan Ipmawati Sekalian, Sebelum prosesi Pelantikan ini saya Mulai, Saya Persilahkan Ipmawan dan Ipmawati Untuk Mendengarkan Dan Merenungkan ayat Al-Qur’an yang akan saya bacakan
Al - Fath Ayat 10 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ ٱللَّهَ يَدُ ٱللَّهِ فَوۡقَ أَيۡدِيهِمۡۚ فَمَن نَّكَثَ فَإِنَّمَا يَنكُثُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِمَا عَٰهَدَ عَلَيۡهُ ٱللَّهَ فَسَيُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمٗا ١٠
Artinya : “Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu, sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah, Tangan Allah di atas tangan Mereka. Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya Allah, maka Allah akan memberi pahala yang besar”.
Jika masih ada di antara Ipmawan dan Ipmawati yang ragu untuk mengikuti proses pelantikan ini,saya persilahkan meninggalkan barisan dan kedudukan Ipmawan dan Ipmawati sebagai pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (asal sekolah) akan kami tinjau kembali.
Jika ipmawan dan ipmawati sudah siap untuk mengikuti prosesi pelantikan, saya persilahkan Ipmawan dan Ipmawati menjawab pertanyaan berikut hanya dengan kata “SIAP”.
Pertanyaan :
1.         Siapkah saudara untuk dilantik sebagai Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMK Muhammadiyah 2 Kalirejo Lampung Tengah ?
2.         Siapkah Saudara untuk melaksanakan Nilai - Nilai ajaran islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah ?
3.         Siapkah Saudara untuk menjalankan dan memperjuangkan nilai - nilai perjuangan Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ?
4.         Siapkah Saudara untuk menjalankan amanah kepemimpinan sesuai dengan kaidah organisasi yang berlaku ?
5.         Siapkah Saudara untuk patuh dan ta’at kepada pimpinan saudara ?
Dengan kesiapan saudara tersebut, maka ikuti apa yang saya ucapkan sebagai ikrar dan baiat saudara selaku pimpinan.
aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Dan aku bersaksi Bahwa Muhammad adalah Rosul Allah “
“ aku rela Allah Sebagai tuhan saya, aku rela islam sebagai agama saya, dan aku rela Muhammad sebagai Nabi dan rosul Allah”
Dengan penuh keihklasan, keyakinan dan rasa tanggung jawab. Saya berjanji:
1.         Setia dan ta’at menjalankan segala perintah Allah kapan dan dimana saja.
2.         Setia dan ta’at mengamalkan ajaran islam sesuai tuntunan Rosullulah.
3.         Setia dan ta’at menjalankan dan memperjuangkan nilai - nilai perjuangan Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
4.         Setia dan ta’at kepada aturan dan kaidah Organisasi.
5.         Senantiasa menjaga dan menjalankan amanah yang diembankan kepada kami selaku Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (asal sekolah dan periode) dengan penuh rasa tanggung jawab. Semoga Allah meridhoi kami.
Pernyataan siap dan ikrar Ipmawan dan Ipmawati adalah janji setia Ipmawan dan Ipmawati dihadapan Allah terhadap amanah kepemimpinan yang akan saudara emban.
Dengan ini atas nama Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kalirejo Lampung Tengah, saya nyatakan Ipmawan dan Ipmawati sekalian telah sah sebagai Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (asal sekolah dan periode). Semoga Allah menyertai Perjuangan kita semua.
Nuun Wal Qolami Wa Maa Yasthurun

D.       PENYUSUNAN PROGAM KERJA

Berikut ini adalah salah satu contoh penyusunan program kerja yang bisa disesuaikan disekolah – sekolah lainnya, jadi sifatnya kondisional dan sesuai sengan kapasitas SDM para kader :
1.         Bidang Kepemimpinan
Bidang ini diarahkan pada terciptanya kepemimpinan yang kuat (strong leadership) dan progresif menuju corak Gerakan Pelajar Kritis Progresif Transformatif. Hal tersebut meliputi pengelolaan, manajemen dan penataan mekanisme kepemimpinan di tingkat Pimpinan Ranting.
a.    Mengawal visi dan orientasi gerakan.
b.    Membangun komunikasi antar pimpinan. 
c.    Optimalisasi kinerja dan partisipasi pimpinan. 
d.    Melakukan koordinasi dan kontrol terkait tugas, fungsi dan kinerja pimpinan.
e.    Pengembangan komunikasi eksternal.
2.         Bidang Administrasi dan Kesekretariatan
Bidang ini diarahkan kepada terciptanya administrasi organisasi yang tertib, rapi, dan memudahkan proses organisasi. Selain itu, perubahan sistem administrasi kesekretariatan. Program bidang ini adalah: 
a.    Sosialisasi sistem administrasi IPM.
b.    Optimalisasi pelaksanaan sistem administrasi IPM. 
c.    Optimalisasi pelaksanaan dan pemenuhan kebutuhan administrasi organisasi.
3.         Bidang Keuangan
Bidang keuangan diarahkan pada optimalisasi penggalian, pengelolaan dan pemanfaatan dana organisasi, serta menumbuhkan semangat kekaryaan dan kewirausahaan dalam rangka kemandirian ikatan. Program bidang ini adalah:
a.    Pengembangan inovasi teknis penggalian dana dari berbagai sumber yang halal dan tidak mengikat, serta memperhatikan posisi IPM dengan pihak tersebut.
b.    Optimalisasi penggalian, pengelolaan, dan pemanfaatan dana organisasi.
c.    Menetapkan kebijakan besarnya Iuran Anggota (IA) dan Uang Pangkal (UP) dan mensosialisasikan kepada pimpinan.
d.    Pengembangan konsep administrasi keuangan dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan dana rutin yang menopang pelaksanaan program.
e.    Pengembangan spirit kekaryaan dan kewirausahaan dengan inovasi lembaga/unit usaha sebagai penopang dana organisasi.
4.         Bidang Perkaderan
Bidang ini diarahkan pada penguatan karakter kader ikatan dalam rangka menumbuh kembangkan semangat yang terorganisir serta jiwa militansi pada setiap kader. Selain itu, peningkatan skill, kapasitas dan kapabilitas kader juga perlu ditingkatkan dalam upaya mencerdaskan bangsa untuk Indonesia yang berkemajuan. Program bidang ini adalah:
a.    Pembuatan pedoman perkaderan IPM Ranting.
b.    Kajian Sistem Perkaderan IPM.
c.    Mengelola FORTASI, TRENLAT dan MAPETA.
d.    Mengadakan pelatihan, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
e.    Pelatihan Kader Taruna Melati I.
5.         Bidang Studi Dakwah Islam
Bidang ini diarahkan pada penanaman nilai-nilai ajaran Islam secara kritis, sehingga dapat membangun identitas pelajar muslim yang memiliki spiritualitas bagus dan mengedepankan nilai-nilai moral. Program bidang ini adalah: 
a.    Pembuatan buku panduan dakwah pelajar.
b.    Peer Education For Moslem Student (PEFMOS).
c.    Kajian Islam Intensif (KII).
d.    Dakwah disekolah dan media elektronik.
e.    Da’i Hijrah Ramadhan.
f.     Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).
g.    Mengadakan pelatihan, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
6.         Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan
Bidang ini diarahkan pada terciptanya tradisi berpikir kritis, penguasaan ilmu pengetahuan teknologi di kalangan pelajar melalui pembudayaan tradisi membaca dan menulis sebagai wujud penajaman gerakan Iqra. Program bidang ini adalah: 
a.    Workshop Bidang PIP.
b.    Science Motivation Training (SMT)
c.    Summer Camp.
d.    Mengadakan pelatihan, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
e.    Menaungi Eskul – eskul di sekolah.

7.         Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga
Bidang ini diarahkan pada massifikasi gerakan kritis melalui proses stimulasi kesadaran kritis pelajar dalam menanggapi hegemoni budaya kapitalis-industri yang berkembang sebagai dampak negatif dari globalisasi. Selain itu juga diarahkan untuk pengembangan minat dan bakat serta apresiasi seni dikalangan pelajar demi terbentuknya pelajar yang kritis dan kreatif. Program bidang ini adalah:
a.    Identifikasi potensi seni budaya.
b.    Mengadakan lomba, seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
c.    Menaungi Eskul – eskul di sekolah.
8.         Bidang Advokasi
Bidang ini diarahkan pada penyadaran, pendampingan, dan pembelaan terhadap hak-hak pelajar. Pengembagan budaya kritis dikalangan pelajar merupakan embrio gerakan untuk memposisikan diri sebagai pelopor perubahan dengan mengedepankan program-program. Program bidang ini adalah: 
a.    Intensifikasi kajian isu-isu sosial, politik, pendidikan dan kebijakan-kebijakan publik yang tidak berpihak pada pelajar.
b.    Mengadakan seminar dan sosialisasi berkenaan kegiatan Ranting.
c.    Membantu kedisplinan sekolah.
d.    Pelatihan Community Organizer.
Itulah beberapa contoh program kerja yang bisa diaplikasikan di ranting-ranting kalian, yang paling utama adalah mampu merubah atau menambahkan sesuai kebutuhan selama 1 tahun periode pimpinan dan harus berkoordinasi dengan pembina atau kepala sekolah untuk penyusunan program kerja agar sesuai dengan kalender akademik sekolah kalian. Program kerja tersebut harus terrealisasi pada setiap bidangnya yang paling utama yaitu pimpinan, keskretariatan dan bendahara mampu mengkondisikan dengan baik agar progam kerja yang telah tersusun bisa menjadi acuan dan kegiatan IPM Ranting selama kepemimpinan pengurus pada periode tersebut.

E.       GAME
1.          Jika - Maka
·  Persiapan untuk Permainan Ice Breaker
·  Bagikan kertas kosong kepada seluruh peserta
·  Bagilah peserta menjadi dua kelompok
·  Kelompok pertama, anda beri nama “Kelompok Jika”, kelompok dua anda beri nama “Kelompok Maka"
·  Semua “kelompok jika” diminta menulis kata-kata yang berawalan jika
·  Semua “kelompok maka” diminta menulis kata-kata yang berawalan maka
·  Batasi waktu menulis, 2 – 3 menit
·  Memulai permainan ice breaker
·  Minta 1 orang secara suka rela dari “kelompok jika”, dan 1 orang dari “kelompok maka”, masing-masing diminta berdiri dan bersiap-siap membaca dengan lantang
·  Anda memberitahu kepada peserta: “Jika saya bilang BACA!, maka seorang yang ditunjuk dari “kelompok jika” membaca tulisannya, kemudian langsung disusul oleh seorang yang ditunjuk dari “kelompok maka”
·  Katakan juga, untuk permainan ini ada hadiahnya bagi pasangan yang cocok (Kalimat “jika – maka”nya selaras).
·  Jika sudah siap, maka anda bilang “BACA!”
·  Ulangi lagi mencari sepasang peserta lainnya sampai selesai atau sampai anda anggap cukup
·  Catatan
·  Ice breaker game ini akan mengundang gelak tawa karena pernyataan “jika – maka” yang dibaca peserta kemungkinan besar tidak nyambung. Misalnya: Jika saya pilek, Maka Simbok minta naik gaji …
·  Nah, kalau ada yang “jika – maka”nya nyambung, anda perlu memberi hadiah biar acara lebih semarak. Dengan adanya hadiah, maka setiap peserta akan saling menawarkan diri agar diberi kesempatan untuk membaca tulisannya.
2.          Duck Game (Permainan Bebek)
·  Saya sampai sekarang tidak tahu apa nama permainan ini, tapi saya sering menamainya sebagai permainan Bebek, permainan ini unik dan melatih konsentrasi.
·  Begini cara bermainnya:
·  Buatlah lingkaran yang bisa terdiri dari banyak orang namun idealnya terdiri dari belasan orang. Masing-masing berdiri di lingkaran ini dan anda sebagai instruktur berada di tengahnya.
·  Perintahkan untuk mengepalkan tangan kiri dan angkat sampai sejajar bahu kiri. Kepalan tangan dibuka, sehingga telapak tangan menengadah ke atas. Sedangkan jari telunjuk tangan kanan ditaruh di atas telapak tangan kiri dari teman yang ada di sebelah kanannya. Sudah kebayang kan? Tangan kiri kita terbuka dan di situ ada tangan kanan orang lain. Sedangkan jari telunjuk tangan kanan kita ada di telapak tangan kiri orang lain.
·  Setelah formasi ini siap, permainan bisa dimulai. Aturannya adalah anda sebagai instruktur akan bercerita mengenai bebek. Karanglah cerita apapun yang ada kata bebek-nya. Ketika dalam cerita tersebut anda menyebutkan kata bebek, maka peserta harus menangkap jari telunjuk teman sebelahnya dengan kanan kirinya dan di saat yang sama harus mengangkat jari telunjuk tangan kanannya agar tidak tertangkap oleh orang lain.
·  Akan lebih baik jika anda melakukan ujicoba terlebih dahulu untuk membiasakan dengan aturan permainan. Uji coba misalnya: katakan “bebek” maka semua orang menangkap dengan tangan kirinya dan mengangkat tangan kanannya.
·  Ketika sudah terbiasa, lakukan simulasi cerita misalnya “Pada suatu hari, saya diminta oleh ibu untuk pergi ke pasar untuk membeli be.. besek. Setelah itu saya bertemu dengan penjual be.. bebek!” Nah ketika anda menyebut kata bebek tersebut maka peserta harus menangkap jari tangan orang lain, tapi di saat yang sama harus menghindari tankapan orang lain.
·  Bagi peserta yang jarinya tertangkap maka dia harus menjadi instruktur dan berdiri di tengah lingkaran dan harus mulai bercerita. Instruktur baru bisa bercerita mengenai apa saja dengan kata kunci apa saja.
·  Kemudian, formasi diganti. Tangan kanan dan kiri bertukar peran. Tangan kanan yang telapaknya terbuka ada di sebalah bahu kanan, dan telunjuk jari kiri ada di telapak tangan kanan pada kawan sebelahnya.
·  Kerumitan permainan ini ada pada jebakan cerita. Buatlah cerita yang rumit dan tiba-tiba anda mengucapkan kata kunci. Bagi peserta yang tidak konsentrasi dan larut dalam cerita maka bisa dipastikan dia akan terkena hukuman terus dengan menggantikan peran instruktur.
·  Tujuan game, pemainan, atau ice breaker ini adalah untuk:
·  Melatih konsentrasi pikiran dan melatih gerak motorik yang responsif. Sehingga tidak mengantuk pada sesi training, seminar, atau apa saja.
·  Melatih kemampuan berbicara di depan umum.
·  Melatih membuat cerita yang terstruktur dan rumit secara spontan.
·  Yang yang paling penting, membuat kita tertawa lepas.
3.          Tawa Perkenalan
·  Perkenalan sebaiknya dibuat meriah dan menjadi kesan pertama yang tidak terlupakan. Banyak metode yang bisa digunakan untuk membuat suasana perkenalan menjadi menarik. Di sini dijelaskan cara berkenalan yang sedikit banyak berkaitan dengan kompetensi dasar yang harus dimiliki semua orang yaitu menulis.
·  Urutan prosesnya seperti di bawah ini:
·  Mintalah setiap peserta untuk mengambil selember kertas dan sebuah balpoin
·  Instruksikan pada peserta untuk membentuk lingkaran. Jika peserta jumlahnya sedikit posisinya adalah duduk melingkar, namun jika pesertanya banyak, lebih dari 15 orang, mintalah mereka berdiri dan membuat lingkarab besar.
·  Minta pada peserta untuk menulis nama panggilan (subyek) mereka di ujung kiri atas kertas yang dibawa. Ukuran tulisan sebaiknya tidak terlalu besar, sesuaikan dengan ukuran kertas dan balpoin yang digunakan.
·  Lipat kertas sebanyak dua kali agar nama yang ditulis tidak terlihat. Besar lipatan sesuaikan dengan besar tulisan, tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil.
·  Lakukan pengacakan. Kertas tersebut diputar ke kanan atau ke kiri dalam lingkaran tersebut sampai si pemilik kertas tidak memegang kertas miliknya lagi, namun memegang kertas milik orang lain.
·  Mintalah peserta menulis kata predikat di kertas yang dipegangnya. Usahakan tidak menulis di bagian lipatan namun di bawah lipatan, agar kalau kertas dibuka tulisan-tulisan yang sudah dibuat berada di halaman yang sama atau tidak berada di halaman depan dan belakang. Kata predikat yang ditulis bebas, namun jika ingin membuat suasana menjadi meriah pikirkanlah jenis-jenis predikat yang harus ditulis peserta agar nantinya dapat membentuk kalimat yang lucu. Setelah selesai menulis kata predikat, lipat lagi dan lakukan pengacakan lagi.
·  Minta peserta munulis kata obyek. Kata obyek yang ditulis juga bebas. Bisa berupa benda-benda yang ada di sekitar atau anggota badan. Kemudian lipat dan acak lagi.
·  Terakhir minta peserta menulis kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu. Setelah selesai, kertas tersebut dilipat menjadi gulungan kecil.
·  Instruksikan pada peserta untuk menyerahkan gulungan kertas kecil yang dipegangnya ke teman sebelah kirinya. Lakukan terus dengan kecepatan yang terus ditingkatkan. Saling oper akan terjadi dengan cepat dan koordinasi mulai kacau karena saking cepatnya. Teriakan kata “stop!” untuk memberhentikan putaran kertas-kertas yang terjadi dan sekaligus mengagetkan peserta yang sedang asik saling lempar kertas.
·  Bagi peserta yang memegang dua kertas atau tidak memegang kertas adalah peserta yang “bersalah” dan harus “dihukum” dengan membaca pertama kertas yang dipegangnya. Contoh kalimat yang dibaca seperti ini: “Adi menyium bokong di pasar pada pagi hari”. Perkenalan telah dimulai dengan Adi. Lanjutan seterusnya dengan kertas-kertas yang lain.
·  Output game
·  Dari sesi ini adalah mengingatkan kembali pada peserta tentang hukum SPOK yang harus dipatuhi untuk melakukan penulisan. Output lainnya adalah menyegarkan suasana ketika bekenalan satu dengan yang lain.
4.          Perkenalan Optimis
·  Buatlah lingkaran. Peserta diminta untuk mengambil 2 lembar kertas A4. kertas tersebut di tempel di punggung teman di sebelah kanannya. Setiap peserta membawa satu spidol. Tanyakan pada teman yang ada di sebelah kanan tersebut tentang nama panggilannya. Tulislah menurun nama panggilan tersebut di kertas yang tertempel di punggung si pemilik nama (teman yang ada di kanan). 
·  Lakukanlah permainan angin bertiup untuk mengacak peserta. Sebelumnya, fasilitator menyiapkan tempat-tempat hinggap dari masing-masing peserta. Katakan “angin bertiup ke arah orang yang memakai kacamata”. Lakukan sampai teracak.
·  Minta peserta untuk mengamati satu sama lain selama proses berlangsung. Lakukan 1 menit. Kemudian, peserta secara acak menuliskan kesan yang ada pada TEMAN BARU-nya dengan cara menuliskan kesan tersebut sesuai nama yang tertempel di punggung. Fasilitator menyiapkan contoh isian kertas. Contohnya:
·  B = Baik, U = Udik, D = Diam dan pemalu, I = Idaman
·  Minta peserta untuk membuat sekreatif mungkin.
·  Setelah itu menulis di punggung masing-masing orang, kembali ke lingkaran. Fasilitator menerangkan tentang Inbound. Inbound adalah cara melihat ke dalam diri sendiri, kita berkenalan dengan diri sendiri.
·  Bagikan kertas kepada peserta untuk menuliskan Satu Kata saja yang dapat mewakili karakter dirinya sendiri. Mintalah peserta untuk merenung memikirkan tentang karakter diri atau siapa kita sebenarnya.
·  Setelah selesai, bandingkan dengan kesan oleh orang lain melalui tulisan yang dibuat di punggung. Apakah ada kesamaan? Ajak peserta diskusi selama 2 menit.
·  Setelah melakukan inbound, sekarang minta peserta untuk melihat ke sekeliling di dalam kelas. Melihat semuanya. Tetap berdiri membentuk lingkaran. Tanyakan: “ruangan apa ini?”, “kenapa kita ada di sini?”.
·  Ulangi dua kali pertanyaan ini. tidak ada diskusi pada sesi ini. pertanyaan tidak perlu dijawab secara verbal, cukup dalam hati masing-masing.
·  Kemudian, tanyakan lagi: “apakah anda semua memiliki optimisme terhadap apa yang akan kita lakukan ini?” “seberapa besar optimisme itu?” (gunakan skala 10 untuk mengukur optimisme ini).
·  apa yang anda harapkan dari forum ini?”
·  Minta peserta untuk merenung 1 menit, kemudian bagikan  kertas HVS dan spidol dan mintalah mereka menulis tentang apa yang dipikirkan tersebut. Tulis dengan huruf kapital dan berukuran besar. Terangkan juga untuk menggunakan peraturan “menulis harus huruf kapital. Tidak boleh lebih dari 7 kata. Gunakan SPOK.
·  Tulis dengan ukuran yang besar yang bisa dibaca dari arah mana saja dalam ruangan”. Tempel kertas-kertas yang sudah ditulis dan bacalah bersama.
5.          Adu Panjang
·  Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok yang maisng-masing kelompok terdiri dari 5 – 6 orang. Setiap orang berbaris dalam masing-masing kelompok, berderet satu baris dari depan ke belakang. Setelah itu, instruksikan pada semua peserta untuk berlomba untuk membentuk barisan yang paling panjang. Barisan tidak boleh terputus, satu sama lain harus saling berhubungan.
·  Kuncinya adalah peserta boleh menggunakan apa saja, khususnya barang-barang yang melekat di badannya untuk membentuk barisan yang terpanjang. Tapi kunci ini jangan diungkapkan ke peserta. Cukup instruksikan: “Berlombalah untuk membuat barisan terpanjang“. Biarkan para peserta berkreativitas sendiri.
·  Kemudian, ajak peserta untuk berdiskusi apa yang terjadi saat proses beradu panjang berlangsung, kenapa hal itu terjadi.
6.          Mencari benda berharga
·  Mintalah peserta untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Instruksikan peserta untuk memikirkan benda apa yang paling berharga yang ada pada dirinya. Ajak semua peserta untuk meyakini bahwa yang dimilikinya tersebut adalah benda yang paling berharga dan harus dilindungi sebisa mungkin. Jangan biarkan peserta lainnya tahu tentan benda berharga kita itu, rahasiakan. Cukup kita sendiri yang tahu. Setelah itu, para peserta diminta untuk memikirkan di mana tempat untuk menyembunyikan benda berharga tersebut. Setelah ada ide tempat menyembunyikan langsung dengan cepat sembunyikan dan jaga hanya kita saja yang tahu tempat persembunyian itu. Semuanya rahasia. Bebaskan peserta untuk menyembunyikan barang berharga tersebut di mana saja asal tersembunyi.
·  Kemudian, minta peserta untuk berkumpul kembali. Fasilitator kemudian membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang. Setelah kelompok terbentuk, minta mereka untuk membentuk lingkaran kecil namun masing-masing orang menghadap keluar, sehingga saling memunggungi. Lalu, minta mereka untuk saling menyilangkan tangannya satu sama lain. Silangan tangan harus kuat, tidak mudah lepas.
·  Ada aturan dalam permainan itu, tidak boleh berkomunikasi dalam bentuk apapun. Semua orang harus menutup mulutnya rapat-rapat. Setelah mereka mengerti aturan ini, mintalah masing-masing kelompok kecil yang ada untuk berlomba. Lombanya adalah adu kecepatan mengumpulkan barang-barang berharga yang disembunyikan oleh masing-masing orang yang berada di masing-masing kelompok. Barang-barang yang disembunyikan tersebut tidak boleh diambil dengan tangan, karena tangan harus terus berpegangan, bersilangan, satu sama lain. Lingkaran harus tetap kuat. Terserah peserta untuk mengambil barang berharga miliknya dengan menggunakan apa saja.
·  Akan terjadi tarik menarik dan gerak tidak tidak terkoordinasi antar peserta yang ada di kelompok-kelompok. Mereka tidak berkomunikasi menyebabkan mereka harus mencari jalan lain untuk berkoordinasi agar menjadi tercepat dalam mengumpulkan barang. Barang yang tidak boleh diambil dengan tangan juga memaksa peserta untuk bekerjasama satu dengan yang lain.
·  Pelajaran dari permainan ini adalah, pertama, komunikasi sangat penting untuk membangun koordinasi yang kuat. Kedua, kerjasama harus diutamakan karena mengambil barang tanpa tangan bukanlah hal yang mudah.
7.          Percaya teman
·  Buatlah lingkaran-lingkaran kecil yang terdiri dari 5 – 6 orang. Dalam satu lingkaran ada satu orang berdiri di tengah lingkaran. Satu orang yang berdiri di tengah lingkaran tersebut menutup mata dan menyilangkan tangan di depan dada. Kemudian, orang berdiri di tengah lingkaran menjatuhkan diri dengan mata tertutup dan tangan dilipat di depan dada ke arah manapun. Menjatuhkan diri dengan bebas dan tidak kaku. Cara menjatuhkan badan adalah kaki tetap tidak berpindah, namun badan yang jatuh. Orang-orang yang berdiri mengelilinginya harus siap sedia menyangga tubuh orang yang jatuh ke arahnya. Lakukan bergantian. Setiap orang mendapatkan kesempatan untuk berdiri di tengah lingkaran dan menjatuhkan diri secara bebas.
·  Permainan ini dijamin menghilangkan kejenuhan dan rasa ngantuk. Tapi yang paling penting dari permainan ini adalah membangun rasa kepercayaan satu sama lain bahwa kita semua bisa saling melindungi. Fasilitator menanyakan pada semua peserta, apa yang dirasakan ketika menjatuhkan badan? Apakah ada perasaan takut atau sangat percaya dengan teman yang selalu siap melindungi?
8.          Strip Seven
·  Pertanyaan dimulai dengan "Apakah yang dimaksud dengan Strip?. Biasanya peserta mulai berbisik-bisik dan menjawab bahwa strip adalah garis. Fasilitator dengan bercanda mengatakan bahwa 'strip' adalah 'telanjang'. Peserta mulai tertawa atau mengomentari satu dengan yang lainnya. Memang permainan ini bertujuan untuk "menelanjangi" peserta.
·  Durasi permainan 15-20 menit. Tidak ada peralatan yang digunakan dengan jumlah peserta lebih dari 25 orang.
·  Teknis permainan adalah sebagai berikut: 
·  Peserta membentuk sebuah lingkaran.- Satu peserta ditunjuk secara acak untuk memulai berhitung mulai dari angka 1 kemudian diikuti temannya searah jarum jam. 
·  Sampai pada hitungan ke 7, peserta tidak boleh mengucapkan 7 tetapi diganti dengan tepuk tangan oleh peserta yang bersangkutan. 
·  Setelah tepuk tangan kemudian dimulai lagi dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya. 
·  Pengucapan angka-angka tersebut semakin lama harus semakin cepat. Penalti diberikan jika: terlambat bersuara, mengucapkan kata yang dilarang (angka 7), bertepuk tangan pada angka biasa dan salah mengucapkan urutan angka. 
·  Jika sudah mahir maka tingkat kesulitan ditambah secara bertahap misalkan berhitung untuk mencapai angka 30 dengan syarat kelipatan 7 yaitu 7, 14, 21 dan 28 tidak boleh diucapkan tapi harus diganti dengan tepuk tangan.
·  berikutnya tingkat kesulitan ditingkatkan dengan ditambah syarat kelipatan tujuh dan yang ada angka 7 nya yaitu 7, 17, 27 tidak boleh diucapkan tapi diganti dengan tepuk tangan. 
·  Terakhir arah putaran berhitung menjadi berlawanan dengan arah jarum jam.- Selanjutnya fasilitator menggali pelajaran dari permaian tadi dari peserta.
9.          Siapa Dia?
·  Langkah-langkah dalam Ice Breaker Games ini:
·  Minta semua peserta untuk berdiri dan membentuk lingkaran
·  Minta seorang peserta untuk memperkenalkan nama dan satu hal lain mengenai dirinya dalam bentuk satu kalimat pendek (menyebut, hobi, atau tempat tinggal,), misal: Nama saya Retno, hobi baca buku.
·  Mintalah peserta kedua untuk mengulang kalimat peserta pertama, baru kemudian memperkenalkan dirinya sendiri, misal : teman saya Retno, hobi baca buku, saya Rahnat, hobi main catur.
·  Peserta ketiga harus mengulang kalimat 2 peserta sebelumnya sebelum memperkenalkan diri, demikian seterusnya sampai seluruh peserta memperoleh gilirannya.
·  Apabila peserta tidak dapat mengingat nama dan apa yang dikatakan 2 peserta lainnya, maka ia harus menanyakan langsung pada yang bersangkutan: ‘siapa nama Anda?’ atau ‘siapa nama Anda dan apa hobi Anda?’
10.      Kisah Angka-angka
·  Permainan ini dipakai agar peserta mengenal satu sama lain dengan cara santai dan menghapuskan kekakuan.
·  Langkah-langkah dalam Ice Breaker Games ini: 
·  Mintalah seluruh peserta berhitung dari nomor 1 dan seterusnya sampai selesai (habis)
·  Minta setiap peserta mengingat nomor urutnya masing-masing dengan baik, jika perlu lakukan pengujian dengan menyebut secara acak beberapa angka dan minta peserta yang disebut nomornya untuk menyahut ‘ya’!, atau tunjuk beberapa orang peserta secara acak dan tanyakan ia nomor urut berapa.
·  Tegaskan sekali lagi apakah mereka benar – benar mengingat nomor urutnya masing – masing.
·  Setelah yakin, jelaskan bahwa Anda akan menyampaikan suatu berita atau suatu cerita tertentu di mana dalam sepanjang cerita itu akan disebut sejumlah angka – angka. Peserta yang disebut angka atau nomor urutnya diminta segera berdiri dan langsung meneriakkan namanya keras – keras kepada seluruh peserta lain. Jika terlambat 3 detik, peserta dikenakan hukuman ramai – ramai oleh peserta lain.
·  Tanyakan kepada peserta apakah mereka paham peraturan tersebut?, jika perlu ulangi sekali lagi dan berikan contoh.
·  Mulai bercerita, misalnya : saudara – saudara, latihan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak lima bulan yang lalu, tapi karena beberapa hal, barulah tiga bulan yang lalu ada kejelasan dan kemudian dipersiapkan oleh delapan orang panitia ……….. dst. Atau cerita lain yang Anda karang sendiri pada saat itu ( yang penting, dalam cerita itu ada disebutkan angka – angka nomor urut peserta setiap satu kalimat atau setiap selang satu menit ).
·  Lakukan sampai separuh peserta tersebut nomornya atau seluruhnya (bergantung kepada kecepatan Anda dan peserta dan sesuai dengan waktu yang tersedia)
·  Lakukan diskusi dengan peserta tentang apa makna permainan ini dan dapat digunakan untuk apa saja dalam kegiatan latihan, termasuk perasaan – perasaan peserta sendiri.
·  Simpulkan
11.      Mencari Jodoh
·  Langkah-langkah dalam Ice Breaker Games ini  : 
·  Buatlah kalimat pendek yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan diberikan , misal : Bersama Membangun Kepedulian. Kalimat yang dibuat sebanyak setengah dari jumlah peserta, kalau peserta 20 orang, harus disediakan 10 kalimat.
·  Pecahlah kalimat tersebut ke dalam dua bagian dan ditulis di kertas, satu kertas berisi kalimat “Bersama Membangun” dan satu kertas berisi kata “Kepedulian”.
·  Gulunglah kedua kertas yang berisi tulisan tadi.
·  Bagikan kertas – kertas tergulung yang sudah disiapkan sebanyak jumlah peserta (apabila peserta ganjil, satu orang berpasangan dengan pemandu sendiri 
·  Minta peserta untuk membuka gulungan kertas masing – masing dan membaca isinya yaitu sepotong kalimat yang belum lengkap.
·  Minta peserta untuk mencari pasangannya masing – masing agar kalimat itu menjadi lengkap.
·  Minta setiap pasangan berkenalan dan mendiskusikan arti kalimat tersebut.
·  Minta peserta berkumpul lagi dan meminta setiap pasangan memperkenalkan pasangannya dan menyampaikan arti kalimat kepada peserta yang lain.
12.      Berdirilah Jika.... ?
·  Langkah-langkah dalam Ice Breaker Games ini:
·  Minta semua peserta untuk duduk membentuk lingkaran, lalu pemandu berdiri di tengah.
·  Jelaskan kepada peserta bentuk permainannya, yaitu setiap pemandu mengucapkan kalimat, peserta mengucapkan kalimat, peserta diminta berdiri apabila kalimat itu sesuai dengan dirinya; misal : “ Keluarga saya adalah keluarga pedagang….. “; “ Saya seorang perempuan yang berani bicara di depan publik……. “ dsb.
·  Ucapkan kalimat – kalimat yang relevan dengan keadaan peserta (jangan sampai ada peserta yang tidak pernah berdiri), contoh – contoh kalimat misalnya :
·  *Saya adalah petugas lapangan
·  *Saya lahir di pedesaan
·  *Saya lahir di kota besar
·  *Saya memiliki hobby membaca, dsb
·  Setelah selesai, minta seluruh peserta untuk memperkenalkan nama, asal, dan hal lain yang berkenaan dengan dirinya secara singkat.
·  Game untuk menghangatkan, kerjasama dan komunikasi
·  Dalam pendampingan terhadap kelompok belajar di tengah masyarakat atau siswa, kita sudah biasa menganggap bahwa masyarakat atau siswa hanyalah penerima informasi, dan bukan pemberi atau sumber informasi. Mengubah kebiasaan atau cara pandang yang sudah lama kita miliki, merupakan hal sulit. Kita biasanya selalu menggunakan kacamata kita. Kita menggunakan bahasa, simbol, gambar, informasi dan teknologi yang berasal dari ‘kebudayaan’ kita. Kita tidak memperhatikan apa kesulitan yang dialami masyarakat atau siswa untuk menerima hal–hal yang tidak biasa bagi mereka. Sebenarnya, program yang kita kembangkan perlu dinilai menurut kacamata masyarakat atau siswa, berdasarkan apa yang mereka butuhkan, dengan cara yang mudah diterima mereka.
13.      Menghitung Mundur
·  Langkah – langkah dalam Ice Breaker Games ini  :
·  Minta peserta untuk berdiri mambentuk suatu lingkaran. Setiap peserta menghitung secara bergiliran mulai dari 1 sampai 50 (atau sejumlah peserta)
·  Pada saat menghitung, minta peserta memenuhi peraturan : setiap angka ‘tujuh’ atau ‘ kelipatan tujuh’, angka itu tidak disebutkan, melainkan diganti dengan tepuk tangan.
·  Apabila ada peserta yang salah melaksanakan tugasnya, maka permainan dimulai dari awal.
·  Sesudah 3 – 4 ronde, permainan tahap 1 selesai
·  Permainan tahap – 2 dimulai dengan cara yang sama seperti di atas, tetapi hitungannya dimulai dari angka 50 mundur terus sampai dengan angka 1. Peraturan yang diterapkan juga sama, yaitu setiap angka ‘tujuh’ atau angka ‘kelipatan tujuh’ , angka itu tidak disebutkan, melainkan diganti dengan tepuk tangan.
·  Setelah 3-4 ronde, permainan selesai.
·  Minta peserta untuk mendiskusikan : (1) Manakah yang lebih baik banyak terjadi kesalahan, cara 1 atau cara 2 ? (2) Mengapa demikian ? (3) Kira-kira, apa hubungannya permainan ini dengan cara kerja kita dalam kelompok belajar atau di tengah – tengah kehidupan masyarakat kita ( apakah mudah mengganti kebiasaan pendekatan dari atas dengan yang dari bawah ) ?.
14.      Memahat Patung  
·  Permainan ini bisa dipakai untuk menyadarkan peserta bahwa manusia tidak bisa dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain.
·  Langkah – langkah dalam Ice Breaker Games ini: 
·  Minta beberapa orang peserta untuk tampil ke depan;
·  Minta satu orang untuk menjadi pemahat patung, satu orang lainnya menjadi patung itu sendiri.
·  Minta pemahat patung untuk mulai bekerja menjadikan patung itu sesuai dengan keinginannya dengan cara membimbing posisi kepala, kaki, tangan, tubuh patungnya (misal : tangan kanan ke atas, tangan kiri memegang kepala, lutut kanan bertumpu di lantai, kepala belok ke kiri, dsb)
·  Minta patung untuk menuruti semua posisi yang diminta oleh pemahat (selama proses, pemahat dan patung tidak boleh saling berbicara)
·  Setelah selesai, ajukan pertanyaan kepada para pemahat : Apakah menyenagkan membuat patung sesuai keinginannya sendiri ?
·  Ajukan juga pertanyaan kepada para pemahat : Apakah menyenagkan untuk dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain ?
·  Kemudian diskusikan bersama peserta : Apakah manusia bisa dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain ? Apakah anak – anak bisa ? Apakah orang dewasa bisa ? Bagaimana tanggapan peserta tentang permainan ini ?
15.      Memasukan spidol ke botol
·  Langkah–langkah dalam Ice Breaker Games ini:
·  Jelaskan kepada peserta bahwa sebelum membahas modul, akan dimulai dengan permainan memasukkan pensil ke dalam botol. Sebelum permainan dimulai siapkan terlebih dahulu sebuah botol yang bisa dimasuki pensil. Sebuah pensil yang diikat oleh 4 utas tali rapia, dengan panjang masing – masing 2 meter. Tali rapia tersebut harus bisa ditarik ke empat arah yang berbeda.
·  Mintalah 8 orang peserta sebagai sukarelawan, sedangkan peserta lain menjadi pengamat
·  Tugaskan 8 orang peserta tersebut untuk berpasangan (menjadi 4 pasang), pasangan – pasangan tersebut berdiri membentuk lingkaran dimana di tengah – tengah lingkaran diletakkan sebuah botol. Salah seorang dari setiap pasangan ditutup matanya dan bertugas untuk memegang tali rapia yang mengikat pensil. Pasangan yang tidak ditutup matanya, berdiri di belakang yang ditutup matanya dan memberikan perintah (aba – aba) untuk memasukkan pensil tersebut ke dalam botol.
·  Apabila peserta belum berhasil memasukkan pensil ke dalam botol, mintalah mereka untuk mencoba beberapa kali sampai berhasil.
·  Setelah selesai permainan, tanyakan kepada peserta :
·  * Mengapa mereka memilih pasangannya masing – masing?
·  * Cukup mudahkah atau susah untuk memasukkan pensil ke dalam botol?
·  * Kalau mudah apa saja faktor yang mempengaruhi hal tersebut menjadi mudah?
·  * Apabila susah, apa saja yang membuat hal tersebut menjadi susah?
·  * Apa yang dirasakan oleh pasangan yang matanya ditutup?
·  * Adakah interaksi atau komunikasi antara pasangan yang satu dengan pasangan yang lain?
·  * Tanyakan kepada para pengamat, apa yang mereka amati selama proses permainan berlangsung?
·  Dari pertanyaan tersebut temukan kata kunci dari peserta : untuk dapat berhasil memasukkan pensil ke dalam botol, memerlukan kerjasama di antara mereka, tanpa kerjasama akan sulit untuk mencapai tujuan bersama.-Bahas bersama peserta faktor–faktor yang bisa mempengaruhi dan menghambat kerjasama.
16.      Badai berhembus (The Great Wind Blows)
·  Strategi ini merupakan icebreaker yang dibuat cepat yang membuat para peserta latihan bergerak tertawa. Strategi tersebut merupakan cara membangun team yang baik dan menjadikan para peserta lebih mengenal satu sama lain.
·  Langkah-langkah dalam Ice Breaker Games ini:
·  Aturlah kursi –kursi ke dalam sebuah lingkaran. Mintalah peserta untuk duduk di kursi yang telah disediakan.
·  Jelaskan kepada peserta aturan permainan, untuk putaran pertama pemandu akan bertindak sebagai angin.
·  Pemandu sebagai angin akan mengatakan ‘ angin berhembus kepada yang memakai – misal : kacamata’ (apabila ada beberapa peserta memakai kacamata).
·  Peserta yang memakai kacamata harus berpindah tempat duduk, pemadu sebagai angin ikut berebut kursi.
·  Akan ada satu orang peserta yang tadi berebut kursi, tidak kebagian tempat duduk. Orang inilah yang menggantikan pemandu sebagai angin.
·  Lakukan putaran kedua, dan seterusnya. Setiap putaran yang bertindak sebagai angin harus mengatakan ‘angin berhembus kepada yang …………. (sesuai dengan karakteristik peserta, misal : baju biru, sepatu hitam, dsb)
17.      Melempar Spidol
·  Permainan ini bertujuan untuk menghangatkan suasana dan menghilangkan kekakuan antar peserta dan pemandu dan antar peserta sendiri . Pelajaran yang bisa dipetik dari permainan ini adalah perlunya sikap hati–hati dan cepat tanggap.
·  Langkah–langkah dalam Ice Breaker Games ini: 
·  Mintalah semua peserta berdiri bebas di depan tempat duduk masing-masing.
·  Minta peserta bertepuk tangan ketika Anda melemparkan spidol ke udara, dan pada saat spidol Anda tangkap lagi dengan tangan, semua peserta serta merta diminta berhenti bertepuk tangan. Ulangi sampai beberapa kali.
·  Ulangi proses ke-2 dengan tambahan selain bertepuk tangan juga bersenandung. ( bergumam ) : “Mmmmm….!”.
·  Ulangi proses ke–3 ini beberapa kali, dan setiap kali semakin cepat gerakannya, kemudian akhiri dengan satu anti klimaks : spidol Anda tidak dilambungkan, tapi hanya melambungkan tangan seperti akan melambungkannya ke atas (gerk tipu yang cepat !). amati : apakah peserta masih bertepuk tangan dan bergumam atau tidak ?
·  Mintalah tanggapan dan kesan, lalu diskusikan dan analisa bersama kemudian simpulkan.
18.      Sepatu Lapangan
·  Permainan ini bermanfaat untuk mendorong proses kerjasama Tim, bahwa dalam sebuah Tim setiap orang akan belajar mendengar pendapat orang lain dan merekam masing-masing pendapat secara cermat dalam pikirannya, sebelum memutuskan pendapat apa yang terbaik menurut kelompok.
·  Langkah – langkah dalam Ice Breaker Games ini: 
·  Bagilah peserta ke dalam kelompok – kelompok kecil ( 5 – 6 orang ), 1 orang akan menjadi pembicara kelompok.
·  Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang sepatu lapangan apa yang cocok untuk bekerja di ‘lapangan’ dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan (waktunya sekitar 5 menit)
·  Mintalah pembicara kelompok untuk mengingat pendapat yang berbeda dan pendapat yang sama dari setiap orang di kelompoknya masing-masing.
·  Mintalah pembicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi ini seklaigus memperkenalkan nama anggota kelompoknya dan apa pendapat orang – orang tersebut mengenai topik diskusi di atas.
·  Setelah semua kelompok selesai, kemudian diskusikan : Apakah pembicara telah menyampaikan pendapat semua anggota kelompoknya secara tepat ? Apa yang dikurangi? Apa yang ditambah ? Apa yang tidak tepat.
19.      Kompak
·  Permainan ini bermanfaat untuk menghangatkan suasana dan membentuk suasana kerja dalam Tim.
·  Langkah–langkah dalam Ice Breaker Games ini  : 
·  Jelaskan kepada peserta aturan permainan ini
·  Bagilah peserta ke dalam 5 – 6 kelompok, yang penting satu kelompok terdiri dari 6 orang.
·  Mintalah masing – masing kelompok untuk membuat lingkaran dan satu orang anggota dari masing-masing kelompok untuk berdiri di tengah – tengah kelompoknya.
·  Katakana bahwa permainan ini untuk mnguji kita , apakah di antara teman-teman dalam kelompok itu saling percaya kepada TIM KERJA KITA. Yang berdiri di tengah harus menutup matanya, dengan ditutup kain, kemudian menjatuhkan diri secara bebas kea rah mana saja.
·  Sementara itu teman-teman dalam kelompoknya melingkar dan harus bertanggungjawab atas keselamatan teman yang di tengah tadi, karena permainan ini bisa – bisa akan memakan korban, maka jika yang di tenagh menjatuhkan diri kepadanya dia harus siap dan bertanggungjawab untuk menahan dan melemparkannya kepada teman yang lain. Begitu seterusnya, dan minta siapa yang di tengah bisa bicara dengan cara bergiliran.
20.      Bercermin
·  Langkah–langkah dalam Ice Breaker Games ini  : 
·  Minta setiap peserta untuk berpasangan, 1 orang menjadi bayangan di cermin dan 1 orang menjadi seseorang yang sedang berdandan di depan cermin.
·  Bayangan harus mengikuti gerak – gerik orang yang berdandan.
·  Keduanya harus bekerja sama agar bisa bergerak secara kompak dengan kecepatan yang sama.
·  Minta peserta untuk mendiskusikan apa pesan dalam permainan ini.





























BAB III
PENUTUP

A.       KRITIK
Berikut ini adalah kritik untuk para pembaca buku pedoman PKTM 1 Ikatan Pelajar Muhammadiyah :
1.    Buku ini adalah sebuah sample bagi para Pimpinan Daerah, Cabang dan Ranting pada setiap pelatihan apapun agar membuat dan menyusun buku pedoman agar setiap pelatihan bisa terkondisi secara lancar.
2.    Setiap melakukan pelatihan, peserta harus mengetahui pelatihan yang seperti apa yang harus diterapkan dalam setiap agenda kegiatan PKTM 1 Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
3.    Fasilitator wajib mengetahui rencana – rencana dalam melakukan pelatihan dan bimbingan setelah pelatihan, sehingga dapat membuat dan menjadikan kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah khususnya di Kecamatan Kalirejo menjadi kader yang Berkemajuan sesuai Semboyan yang diungkapkan oleh Muhammadiyah.
4.    Buku panduan ini sangat berguna bagi seluruh peserta dalam mengikuti pelatihan, agar peserta bisa membaca dan membudayakan baca dalam rangka meningkatkan mutu keilmuan Pelajar Muhammadiyah.
5.    Upaya pembuatan buku ini diharapkan mampu memberikan motivasi bagi setiap Pimpinan Ikatan Pelajar Muhammadiyah khususnya Lampung Tengah dalam menyelenggarakan pelatihan – pelatihan yang ujungnya menciptakan generasi kader – kader yang mampu dan mengerti tentang Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

B.       SARAN   
Berikut ini adalah saran dari penulis untuk para pembaca buku  pedoman PKTM 1 Ikatan Pelajar Muhammadiyah :
1.    Penulis mengucapkan terimaksih kepada seluruh peserta dan fasilitator yang telah membaca dan menerapkan buku ini sesuai dengan pelatihan yang diikuti.
2.    Penulis mengucapkan minta maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan dan pengetikan buku pedoman ini.
3.    Penulis sangat mengharapkan kritik dan pengembangan dalam pembuatan buku pedoman ini, karena tanpa kritik yang membangun tidak akan menjadi kesempurnaa dalam membuat atau menyusun apapun.
4.    Penulis sangat mengharapkan buku ini bisa menjadi pedoman dalam melakukan PKTM 1 disemua ranting – ranting.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia Indonesia, Ikatan Pemaja Muhammadiyah, dalam : "http://id.wikipedia.org/wiki/ Ikatan_Pemaja_Muhammadiyah". 2 Moeljadi, Dasar-dasar Gerakan IPM, dalam : http://moeljadi.multiply.com/journal/item/15/ Dasar-Dasar_Gerakan_IPM (14 Januari 2008)
Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Garut tersebut yang akhirnya diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta
Keputusan pergantian nama ini tertuang dalam Surat Keputusan Pimpinan Pusat IPM Nomor VI/PP.IPM/1992, yang selanjutnya disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 18 Nopember 1992 melalui Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 53/SKPP/IV.B/1.b/1992 tentang pergantian nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah. Dengan demikian, secara resmi perubahan IPM menjadi IRM adalah sejak tanggal 18 Nopember 1992
Lahir di Colorado Spring tahun. 1902 dalam keluarga religius dan intelektualis, Tahun. 1924 mendapat gelar Sarjana Muda pd Universitas Amherst & menyiapkan disertasi di London School of Economics. Parsons mengajar di Heidelberg dan Harvard tahun. 1927. tahun, 1937 ia menerbitkan The Structure of Social Action & menjadi Kajur Sosiologi Harvard tahun. 1944 serta tahun. 1946 mendirikan Departemen Hubungan Sosial. Dengan diterbitkannya The Social System th 1951 ia menjadi tokoh dominan sosiologi Amerika pada tahun. 1960-an dan meninggal tahun 1979, tapi teorinya kembali dominan th. 1980-an. 10 Agus, Salim, Perubahan Sosial; Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2002)
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Gouldner (1970 : 142) : "untuk melihat masyarakat sebagai sebuah firma, yang dengan jelas memiliki batas-batas strukturalnya, seperti yang dilakukan oleh teori baru Parsons, adalah tidak bertentangan dengan pengalaman kolektif, dengan realitas personal kehidupan sehari-hari yang sama-sama kita miliki”
Tim penulis “Menembus Benteng Tradisi; Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur 1921- 2004”, (Surabaya : Hikmah Press, 2005), 331 – 338. 13
Afnan Anshory,“Sejarah Perjuangan IPM”, dalam http://www.ipm.or.id/ index.php?id=12&option=com content&task=view ( 20 Oktober 2006)

Wikipedia adalah proyek ensiklopedia multi bahasa dalam jaringan yang bebas dan terbuka, yang dijalankan oleh Wikimedia Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Nama Wikipedia berasal dari gabungan kata wiki dan encyclopedia. Wikipedia dirilis pada tahun 2001 oleh Jimmy Wales dan Larry Sanger, dan kini merupakan karya referensi paling besar, cepat berkembang, dan populer di Internet. Proyek Wikipedia bertujuan untuk mengumpulkan seluruh ilmu pengetahuan manusia. 15 Hasil skripsi Ninik Fauzianah mahasiswa Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya yang berjudul Ikatan Pelajar Muhammadiyah, tahun 2002. 16 Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer, (Jakarta : Yayasan Idayu, 1978)
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Cet II (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999)
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian sejarah, Cet I (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,1999)
Hasil Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961, dan secara nasional melalui forum tersebut IPM dapat berdiri. Tanggal 18 Juli 1961 ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Moeljadi, Dasar-Dasar Gerakan IPM, dalam : http:// moeljadi. multiply. com/ journal/ item/15/Dasar-Dasar_Gerakan_IPM (14 Januari 2008)
Hasil Musyawarah Nasional Ikatan Pelajar Muhammadiyah I dilaksanakan pada tanggal 18-24 November 1966 di Jakarta
Hasil Munas/Muktamar II yang dilaksanakan pada tanggal 27-30 Agustus 1969 di Palembang. 30 Hasil Muktamar IPM ke III yang dilaksanakan pada tahun 1972-1975 di Surabaya
Suhrawardi   Lubis.  Konstitusi dan Pedoman  Bermuhammadiyah H. Nasril Bahar,S.E (2008). Pedoman Hidup  Islami warga Muhammadiyah, Jakarta : Suara  Muhammadiyah
Prof. Dr. Hj. Siti Chamamah Soeratno, et.al. (2009). Muhammadiyah sebagai gerakan Seni dan Budaya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Lukamn  Harun  (1990).  Muhammadiyah  dalam  Undang-Undang Pendidikan Nasional, Jakarta : Matraprint
Edy Suandi Hamid (2005). Profesionalisme dan Akuntanbilitas Amal Usaha Muhammadiyah, LPTP PP Muhammadiyah
id.wikipedia.org/wiki/Muhammadiyah
Firman (2013). Panduan Masa Taaruf Organisasi Otonom Muhammadiyah. Yogyakarta : UAD PRESS
Ahira, Anne. 2011. http://www.anneahira.com didownload pada Senin, 9 Januari 2012
Alatas, Alwi. 2006. Pendidikan Remaja dari Sudut Pandang Psikologi Islami.
Images.alwialatas.multiply.multiplycontent.com didownload pada Senin, 9 Januari 2012
Drs.H.Musthafa Kamal Pasha, B.Ed dan Ahmad Adaby Darban, SU, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam (dalam perspektif historis dan ideologis), LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1 september 2000
Sidik M. Nasir Harian pelita, Dakwah Dan Peran Positif Amal Usaha Muhammadiyah. 5 juli 1995
Prof. Dr.H.Ahmad Syafi’I Ma’arif. Komik Muhammadiyah. Bandung. 1007. 
Mustafa Kamal, dkk, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, (Yogyakarta) : PT Persatuan, 1990
Dr.H.Ridjaluddin.F.N.,M.Ag Kajian Sejarah Sekintas Pandang Dakwah Dan Politik Muhammadiyah. Pusat kajian islam. FAI UHAMKA Jakarta. 2008 
Abdul Munir Mulkhan. Islam sejati kiyai ahmad dahlan & petani Muhammadiyah. Pt serambi Ilmu semesta



[1] HR. Muslim (4/1789) no. 2276 dari sahabat Waatsilah bin al-Asqa’radhiyallahu ‘anhu
[2] HR. Muslim (1/819) no. 1162 dan 196,  dari hadits Qatadah
[3] HR. Bukhari no. 4 dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha
[4] Sebagaimana yang disebutkan dalam dua hadits yang shahih: Anas  riwayat Bukhari (1/165, 166) dan Aisyah riwayat Bukhari (2/106)
[5] Sirah Nabawiyah, karya Ibnu Hisyam, serta ar-Raudh al-Anf Syarhu Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam karya Imam as-Suhaili, tahqiq dan komentar serta syarah Abdurrahman al-Wukayyil (7/578-579)
[6] HR. Bukhari (4/62) dan Muslim (4/1828) no. 2354 hadits Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu
[7] HR. Muslim (4/1828, 1829) no. 2355
[8] HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya dengan lafazhnya ini dan Tirmidzi no. 3148 dengan tambahan: ‘pada hari qiamat’ sebelum sabdanya ‘dan tidak sombong’
[9] HR. Bukhari (5/228)
[10] HR. Muslim no. 384 dari Abdullah bin ‘Amr bin Ashradhiyallahu ‘anhuma
[11] HR. Bukhari (1/86) dan Muslim (521) hadits Jabir bin Abdillahradhiyallahu ‘anhu
[12] Diriwayatkan di Musnad karya Imam Ahmad bin Hanbal asy-Syaibani, cet. Maimaniyah Mesir tahun 1313 H (6/91)
[13] HR. Bukhari (3/195), Muslim (4/1804) no. 2309 dan 52
[14] HR. Bukhari (7/102, 119) dan Muslim (3/1692, 1693) no. 2150 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
[15] HR Bukhari (4/165)
[16] HR.Muslim no. 2339
[17] HR.Tirmidzi no. 3637 dan ia berkata hadits hasan shahih
[18] HR.Bukhari (8/71,72) dan Muslim (4/1775), no. 2266 dari Anas radhiyallahu ‘anhu
[19] http://www.muhammadiyah.or.id/content-178-det-sejarah-singkat.html
[20] https://pcipmcerme.wordpress.com/2010/03/23/materi-ke-ipm-an-fortasi-2009/
[21] Rohmat. 2010. Kepemimpinan Pendidikan: Konsep Dan Aplikasi. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press. Hal. 35
[22] Dr.Amir Said az-Zairi, Manjemen Kalbu, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 2002. Hal 69

0 komentar: