IDUL FITRI
MOMENTUM MELAHIRKAN
KEFITRHAN MANUSIA YANG SEJATI
Oleh. Hasbullah, M.Pd.I
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ …
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Alhamdulillah, puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah swt sebagai
bukti kita cinta kepada Allah, sebagai bukti kita taat kepadaNya dan lebih
lanjut kita bersyukur atas keberhasilan kita menjalankan ibadah puasa sebulan
penuh. Dan semoga Allah swt menilai Ibadah puasa yang kita kerjakan sesuai
dengan harapan Allah SWT dalam Ayat Al Qur’an surat Al Baqarah 183, dapat
menjadikan kita sebagai orang yang taqwa (la’alakum tattaqun), yakni orang yang
terpelihara dirinya dari segala sesuaitu yang tidak baik, bukan hanya pada
waktu menjalan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainya yang bersifat
individual-personal tetapi juga dalam kehidupan sosial-komunal.
Lebih lanjut mari kita bersholawat
atas junjungan Nabi Muhammad saw sebagai
buktikan kasih dan sayang kepadanya, sebagai wujud kita adalah bagian
dari rasul, sebagai bukti kita menjalankan apa yang telah dicontohkan melalui
sunah sunahnya. Nabi Muhammad adalah orang yang adil dalam mengambil
keputusannya, yang lembut tutur katanya, yang indah bacaan Al Qur’annya, dan
semoga kita mendapatkan safaat di
akhirat dan dimasukkan kesurganya Allah swt. Amiin
Kemudian, sebagai khatib pada kesempatan Idul
Fitri 1437 H ini, perkenankan kami mengingatkan diri pribadi dan segenap jamaah
sekalian untuk senantiasa meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan kepada Allah Swt.
Marilah peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda hidup yang utama,
agar kita menjadi manusia ideal menurut Islam. Yakni, menjadi manusia mulia dan
dimuliakan oleh Allah Swt sebagaimana firman-Nya:
4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r&
Artinya: “Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di hadapan Allah adalah orang yang
paling bertaqwa.” (Qs. Al-Hujurat, 49:13)
Dewasa ini, sedikit orang yang menjadikan taqwa
sebagai agenda hidupnya, yaitu menjalani hidup di bawah naungan syari’at Allah.
Kebanyakan manusia, program hidupnya adalah hal-hal duniawiah: bisnisnya
lancarnya, anak-anaknya dapat sekolah tinggi, deposito bank terus bertambah,
rumah dan kendaraan tercukupi dan semacamnya. Tidak berupaya, bagaimana
menjadikan hidupnya bermakna untuk dunia-akhiratnya, dan menjadikan
anak-anaknya hidup dewasa dalam ketaatan pada Allah Swt. Maka marilah kita
bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan ketaatan kepada
Allah, semoga amalan kita di bulan Ramadhan yang baru saja berlalu,
kelak menjadi saksi yang menguntungkan dan meringankan beban kita di
akhirat.
Allaahu
akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd
Hadirin
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah
SWT.
Jikalah
idul fitri dimaknai sebuah kemenangan sejatinya idul fitri adalah kemenangan
yang akan menaghadirkan peperangan yang dahsyat yaitu peperangan untuk melawan
hawa nanfsu selama sebelas bulan tanpa pengkondisian dari Allah swt.
Jikalah
Idul Fitri menjadi pemisah kita dengan ramdahan maka sejatinya kita telah
berpisah dengan keistiwaan sebuah ibadah, kita telah berpisah dari kasih sayang
Allah yang maha dasyat dan kita telah berpisah dengan nilai-nilai ibadah yang
tak ternilai dengan angka amalannya.
Jikalah
idul fitri menjadikan hari yang bernilai fitrah atau kesucian maka sejatinya
kefitraah itu hanya terletak kepada
mereka yang menjalan ibadah puasa, menghidupakan suasana ramdahan, dan mereka
menjalankan puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan.
Jamaah idul fitri yang di Muliakan Allah swt
Maka
sungguh indah dan bahagia bagi mereka yang hari ini merasakan ramadhan masih
berasa dalam hatinya, harumnya ramadhan masih terpaut dalam pakainya, dan
keinginan untuk beribadah dalam ramdhan dibawa keluar ramdhan maka sejatinya
orang yang beriman itu mereka yang
mendapat petunjuk dan beruntung dari Allah swt, sebagaimana firman Allah
y7Í´¯»s9'ré& 4n?tã Wèd `ÏiB öNÎgÎn/§ (
y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÎÈ
Artinya:
Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah
orang-orang yang beruntung (QS. Al Baqarah: 5).
Petunjuk
dan keberuntungan yang Allah sampaikan dalam ayat tersebut adalah bagi mereka
yang telah melaksanakan rangkaian kegiatan yang mebuktikan dirinya cinta kepada
Allah dan rasulnya salah satunya adalah Puasa Ramdahan. Sehingga keberuntungan
untuk mereka yang berpuasa sesuai dengan apa yang dijelaskan Allah dan
dituntunkan oleh rasulullah maka mereka akan
mendapatkan kesucian atau fitrah dari Allah swt. Fitrah kemanusian dapat melahirkan
insan fitri apabila dikesucian dan kekuatan dikembangkan, sehigga Idul Fitri
pada hari ini dilakukan untuk merayakan kemenangan dalam rangka mengendalikan
hawa nafsu selama bulan Ramadhan untuk sebuah kesucian. Kesucian itu terlihat
dari proses yang telah kita lakukan yaitu mampu mengendalikan hawa nafsu dengan
puasa selama satu bulan.
Hawa nafsu akan berakibat pada
keburukan dan manusia yang mengikuti hawa nafsu akan terjebak dalam kekejian,
kemungkaran, dan kezaliman. Akibat dari mengikuti hawa nafsu, akan terjadi
kerusakan moral dalam masyarakat yang dapat meruntuhkan kehidupan bangsa.
Padahal bangsa Indonesia yang memiliki
modal sosial dan modal budaya yang saat
ini mengalami pergeseran dan perubahan. Penguasaan atas nafsu diri dapat
terlihat dari ahlak manusia. Ahlak yang
baik dapat mengantarkan manusia pada kemenangan. “Ada pepatah arab yang
mengatakan, dengan ahlak baik suatu bangsa bisa tegak. Tapi dengan ahlak buruk
suatu bangsa bisa rapuh. Allah Berfirman:
|M÷uäur& Ç`tB xsªB$# ¼çmyg»s9Î) çm1uqyd |MRr'sùr&
ãbqä3s? Ïmøn=tã
¸xÅ2ur ÇÍÌÈ
Artinya: Terangkanlah kepadaku
tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu
dapat menjadi pemelihara atasnya (QS. Al Furqon 43)
Allaahu
akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd
Hadirin
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah
SWT.
Perjuangan melaksanakan ibadah di
bulan Ramadhan bukan perkara kecil. “Perjuangan saat Ramadhan adalah jihad yang
besar dan sulit dilakukan. Sebab setiap orang harus mampu mengendalikan hawa
nafsunya,” tapi karena rahamat Allah swt kita mampu sampai pada ujung ramdahan
yaitu idul fitri. Adapun tujuan ibadah
pada Ramadhan adalah terbentuknya ahlak yang mulia. Bukan sekedar tamat puasa.
Maka itu setelah Idul Fitri ini, diharapkan ahlak umat Muslim dapat menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Sehingga bisa menjalankan keislamannya dengan
prinsip wasatiah atau pertengahan.
Islam adalah agama yang moderat.
Juga agama yang berkemajuan dan berwawasan jalan tengah. Karena itu seorang
Muslim sudah seharusnya teguh pada syariah, tapi juga memiliki toleransi yang
baik. Islam juga dinamis dan tidak stagnan. “Sebab Rasulullah sendiri
menyampaikan, seorang muslim hari ini harus hidup lebih baik dari pada hari
kemarin,” Islam yang baik atau dapat di katakan Islam berkemajuan menuntut
setiap pemeluknya untuk merdeka. Islam harus bebas dari kemiskinan, kebodohan, diksrimanasi, kezoliman serta
bersbas dari korupsi kulusi dan nepotisme,
maka agar jauh dari hal buruk tersebut seorang Muslim harus memiliki
hubungan yang baik dengan Allah SWT dan sesamanya.
Idul
Fitri pada hakikatnya memberikan pesan kepada kita, bahwa syari’at Islam
mengajarkan kepada kesucian, keindahan, kebersamaan dan mengarahkan umatnya
memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, rukun dalam kebersamaan dan
bersama dalam kerukunan. Segala kelebihan yang melekat dalam diri manusia dalam
bentuk apapun, hendaknya disadari bahwa selain merupakan nikmat, ia juga
sekaligus sebagai amanat.
Perbuatan
yang indah akan melahirkan seni dan estetika, dan seni akan menghasilkan
kreatifitas yang membangun dan menyejukkan. Perbuatan baik akan menimbulkann
etika dan menciptakan tatanan kehidupan yang tertib dan harmonis, sementara
kebenaran akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang mengantarkan kemajuan
peradaban umat manusia. Karenanya perubahan ke arah yang lebih baik hanya akan
dapat diwujudkan oleh pribadi-pribadi yang dalam dirinya telah bersemi
ke-Fitrah-an.
Karena
Fitrah manusia dapat berubah dari waktu ke waktu berubah karena pergaulan,
karena pengaruh budaya dan lingkungan, karena latar belakang pendidikan dan
karena faktor-faktor lain, maka agar Fitrah itu tetap terpelihara kesuciannya,
hendaknya ia selalu mengacu pada pola kehidupan Islami yang berlandaskan
Al-Qur’an, As-Sunnah dan teladan para ulama, pola kehidupan yang bersendikan
nilai-nilai agama dan akhlak mulia, sehingga darinya diharapkan mampu membangun
manusia seutuhnya, insan kamil yang memiliki keteguhan iman, keluasan ilmu
pengetahuan serta tangguh menjawab berbagai peluang dan tantangan kehidupan.
Karena
itu, segala kebiasaan baik yang telah kita lakukan di bulan suci Ramadhan, baik
ibadah shiyam, qiyamullail, tilawah dan tadabbur Al-Quran, peduli kaum dluafa,
mengendalikan amarah dan hawa nafsu, menjaga kejujuran hendaknya tetap kita
lestarikan dan bahkan kita tingkatkan sedemikian rupa agar dapat menjadi
tradisi yang mulia dalam diri, keluarga dan lingkungan masyarakat kita,
sehingga Fitrah yang telah kita raih di hari yang agung ini akan tetap
terpelihara hingga ahir kehidupan kita.
Allaahu
akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd
Hadirin
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah
SWT.
Saat ini nilai-nilai moral bangsa Indonesia
sudah banyak bergeser. Yang dulu ramah, sekarang jadi mengedepankan kekerasan.
Bahkan banyak orang yang tega membunuh sesamanya. Banyak pula anak muda yang
terjebak dalam fanatisme agama. Sehingga nilai toleransi dalam diri mereka
hilang. Hal ini sering kali menimbulkan kekerasan fisik di tengah masyarakat.
Indonesia adalah bangsa pejuang. Maka itu mereka mampu bertahan dalam
penjajahan selama tiga setengah tahun yang dengan bukti adalah kita hari ini
dapat menjalankan ramdahan dengan kebaikan dan bisa mensyukuri kenikmatan Allah
dengan menjalan ibadah syawal dengan sholat Idul fitri.
Idul Fitri merupakan momen yang
tepat untuk Muslim kembali pada kesucian dan kekuatan. Sebab manusia sendiri
dilahirkan ke muka bumi dalam kondisi suci tanpa dosa. “Bahkan saat ruh kita
ditiupkan ke dalam rahim, kita sudah terikat janji suci dengan kesaksian
mengesakan Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah SWT
øÎ)ur
xs{r& y7/u
.`ÏB ûÓÍ_t/
tPy#uä
`ÏB
óOÏdÍqßgàß
öNåktJÍhè
öNèdypkôr&ur #n?tã
öNÍkŦàÿRr&
àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s%
4n?t/ ¡ !$tRôÎgx©
¡
cr&
(#qä9qà)s? tPöqt
ÏpyJ»uÉ)ø9$#
$¯RÎ)
$¨Zà2
ô`tã #x»yd
tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ
Artinya:Dan (in gatlah), ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku
Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap Ini (keesaan Tuhan)" (QS. Al-A’araf ayat 172)
Dengan demikian, manusia dilahirkan
ke dunia dalam keadaan asal yang suci (fitrah) dan diasumsikan bahwa dia akan
tumbuh dalam kesucian itu seadainya tidak ada pengaruh lingkungan, selain itu Kita juga patut
bersyukur bahwa dengan telah selesainya menjalannkan Ibadah Puasa kita telah
kembali kepada Fitrah, kepada kesucian.
Firman Allah dalam Surat Ar Rum ayat 30
óOÏ%r'sù
y7ygô_ur ÈûïÏe$#Ï9 $ZÿÏZym
4
|NtôÜÏù «!$#
ÓÉL©9$#
tsÜsù }¨$¨Z9$#
$pkön=tæ
4
w @Ïö7s? È,ù=yÜÏ9
«!$# 4 Ï9ºs ÚúïÏe$!$# ÞOÍhs)ø9$# ÆÅ3»s9ur usYò2r&
Ĩ$¨Z9$# w
tbqßJn=ôèt
ÇÌÉÈ
Artinya:Maka hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Yang dimaksud dengan fitrah Allah
bahwa manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.
kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka
tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
Allaahu
akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd
Hadirin
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah
SWT.
Maka bila kita
fahami lebih jauh bahwa dengan kefitrhan manusia yang ada seharusnya tidak ada
lagi kerusakan dan penghinaan terhadap Islam itu sendiri. Maka kerusakan yang
terjadi dibumi ini di luar keinginan Allah dari proses penciptaannya.
tygsß
ß$|¡xÿø9$#
Îû
Îhy9ø9$#
Ìóst7ø9$#ur
$yJÎ/
ôMt6|¡x.
Ï÷r&
Ĩ$¨Z9$#
Nßgs)ÉãÏ9
uÙ÷èt/
Ï%©!$#
(#qè=ÏHxå
öNßg¯=yès9
tbqãèÅ_öt
ÇÍÊÈ
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (QS Arum 41
Maka
dari hal ini Allah swt tetap menjaga dan merawat kefitrahan manusia, karena
kefitrahan atau kesucian adalah milik umat yang lahirkan sejatinya manusia.
Sehingga dalam menjaga dan merawatnya Allah akan selalu memperhatikan dan
menjaga bahkan mencatat dari setiap yang kita lakukan. Maka Allah melakuka
pegawasan adalah dalam rangka melindungi serta memberi suppoot untuk merawat
kefitrahan dengan cara peningkatan nilai-nilai ibadah dan nilai-nilai akhlakul
karimah.
Kefitrahan
yang di jaga oleh Allah swt itu dalam rangka untuk menunjukkan sejatinya
manusia di kehidupan dunia ini sebagai kendaraan, sebagai alat, sebagai cara
Allah kepada manusia untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia setalah kehidupan
di dunia ini. Manusia yang sejati dalam pemahaman Allah swt yang disampaikan
dalam Al-Qur’an
Pertama dalam QS. Al
Baqarah 30
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al
Baqarah 30
Sungguh
dari ayat di ayat kita semua dapat saksikan bahwa Allah swt sayang kepada kita,
Allah swt memberikan kelebihan kepada kita atas apa yang telah diberikan Allah
kepada makhluk-makhluk yang terdahu Allah ciptakan. Dengan firman dan
meyakinkan malaikat Allah memberikan kepercayaan kepada manusia menjadi
pemimpin, pengatur dan wakil Allah untuk mengatur, mengkondisikan atas isi
dunia ini. Dengan lantang Allah menjawab kerguan malaikat dengan kata-kata yang
dahsyat “sesungguhnya aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui”. Maka ketauhilah wahai manusia ada potensi yang pada
diri manusia yang telah Allah berikan kepada kita sehingga kita mampu
menjadikan dunia ini lebih baik yaitu potensi kesucian, potensi kefitrahan
yang Allah berikan sejak manusia belum
lahir dimuka bumi ini dan ini menjadi rahasia Allah.
Kedua
QS. Adz Zariyat 56
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Terlihat jelas
dari ayat di atas sejatinya keberadaan manusia itu tidak lain hanya bagaimana
memposisikan diri untuk istiqomah
beribadah kepada Allah swt dengan cara apapun dalam keadaan bagaimanapun. Maka
ibadah akan menjadi tolak ukur penilain Allah kepada manusia, ibadah akan
menajdi salah satu cara kita untuk mengejar rahmat dan mengemis ampunan kepada
Allah. Ibadah atau pengabdian kepada Allah merupakn wujud terima kasih kita
kepadala Allah, wujud bahwa kita cinta dan sayang kepadanya dan wujud bahwa
kita adalah manusia yang harus dapat naungan di hari pembalasan pada waktunya
nanti. Dan untuk membuktikan cintanya Allah kepada manusia yang beriman dalam
rangka menjada ibadah atau ketaatan kepadaNYa maka Allah menjadikan ramadhan
menjadi media Allah untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, menjadikan nilai
tambah ibadah kita pada padaNya dan utuk megingatkan kesombongan manusia
padanya serta yang paling penting adalah Allah memberikan kekayaan Amal kepada
manusia yang beriman kepadaNYa.
Allaahu
akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamd
Hadirin
Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah
SWT.
Sebelum mengakhiri khutbah ini, kami ingin memberikan
nasihat kepada kaum wanita, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah memberikan nasihat kepada para wanita.
Hendaklah kaum wanita bertakwa kepada Allah Ta’ala
pada urusan wanita itu sendiri. Hendaklah kaum wanita menjaga aturan-aturan
Allah, memelihara hak-hak para suami dan anak-anaknya.
Ingatlah! Wanita shalihah itu, ialah wanita yang taat dan
menjaga apa yang harus dijaganya saat suami tidak ada. Seorang wanita jangan
silau dan terpedaya dengan perilaku sebagian wanita yang senang keluar rumah
(misal ke pasar, atau ke tempat lainnya) dengan dandanan norak, bau semerbak
menusuk hidung, pamer kecantikan, atau dengan mengenakan pakaian tipis
transparan. Ingatlah!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ada dua kelompok penduduk neraka yang belum pernah aku
lihat (lalu beliau menyebutkan) wanita
berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan lenggak-lenggok, kepala mereka bagaikan
leher unta meliuk-liuk. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan aroma
surga. (H.R. Muslim).
Sehingga, jika seorang wanita terpaksa harus pergi ke
pasar, maka berjalanlah dengan tenang, jangan berdesakan dengan kaum lelaki,
jangan bersuara keras, dan jangan pula mengenakan pakaian yang dibenci pada
anakmu, dan begitu pula jangan meniru pakaian kaum lelaki. Karena Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melaknat perempuan yang meniru kaum laki-laki, dan juga
kaum laki-laki yang meniru gaya kaum perempuan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengingatkan kaum wanita,
Aku melihat kebanyakan penghuni neraka itu adalah kalian.
Kalian sering melaknat dan kufur terhadap suami. (H.R. al Bukhari Muslim).
Akhirnya,
semoga Allah SWT senantiasa berkenan membimbing kita semua agar tergolong
hamba-hambanya yang mampu meraih sertifikat kefitrahan di hari kemenangan yang
agung ini, sehinnga kita layak mendapatkan penghargaan , Semoga Allah SWT
berkenan mencurahkan rahmat-Nya kepada bangsa Indonesia serta umat Islam pada
umumnya untuk senantiasa mengamalkan syariat-Nya, menghidupkan sunnah-sunnah
Rasul-Nya
Semoga momentum Idul Fitri ini juga benar-benar mampu mengantarkan tatanan kehidupan kita yang berlandaskan nilai-nilai agama, akhlakul karimah, kebersamaan dan kasih sayang guna terwujudnya ummat dan masyarakat Indonesia yang berharkat dan bermartabat, sejahtera dan berperadaban, baldatun thayyibatun warabbun ghafur, bangsa yang gemah ripah lohjinawi di bawah naungan ridla Allah SWT. Amin,
Semoga momentum Idul Fitri ini juga benar-benar mampu mengantarkan tatanan kehidupan kita yang berlandaskan nilai-nilai agama, akhlakul karimah, kebersamaan dan kasih sayang guna terwujudnya ummat dan masyarakat Indonesia yang berharkat dan bermartabat, sejahtera dan berperadaban, baldatun thayyibatun warabbun ghafur, bangsa yang gemah ripah lohjinawi di bawah naungan ridla Allah SWT. Amin,
Marilah kita tutup khutbah singkat ini dengan doa, memohon kepada
Allah SWT, yang maha pemurah dan maha penyayang karena hanya Dialah yang maha
pengabul atas segala doa-doa.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ
مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ ا اِبْرَاهِيْمَ.
وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيمفِي الْعَالَمِيْنَ
اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ.اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ
وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِربَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ
الْعَالَمِيْن.
Éb>u þÎoTÎ) èqããr& Î/ ÷br& n=t«ór& $tB }§øs9 Í< ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïã ( wÎ)ur öÏÿøós? Í< ûÓÍ_ôJymös?ur `à2r& z`ÏiB z,`ÎÅ£»yø9$#. !$oY/u $¨YtB#uä öÏÿøî$$sù $uZs9 $uZ÷Hxqö$#ur |MRr&ur çöyz tûüÏH¿qº§9$# # t!$oY/u !$oY¯RÎ) $¨YtB#uä öÏÿøî$$sù $uZs9 $oYt/qçRè $uZÏ%ur z>#xtã Í$¨Z9$# !$oY/§ $oY¯RÎ) $oY÷èÏJy $ZÏ$oYãB Ï$oYã Ç`»yJM~Ï9 ÷br& (#qãYÏB#uä öNä3În/tÎ/ $¨YtB$t«sù 4 $oY/u öÏÿøî$$sù $uZs9 $oYt/qçRè öÏeÿ2ur $¨Ytã $oYÏ?$t«Íhy $oY©ùuqs?ur yìtB Í#tö/F{$# , $oY/u $oYÏ?#uäur $tB $oY¨?tãur 4n?tã y7Î=ßâ wur $tRÌøéB tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# 3 y7¨RÎ) w ß#Î=øéB y$yèÎRùQ$# $uZ/u öÏÿøî$# $uZs9 $oYt/qçRè $oYsù#uó Î)ur þÎû $tRÌøBr& ôMÎm6rOur $oYtB#yø%r& $tRöÝÁR$#ur n?tã ÏQöqs)ø9$# tûïÍÏÿ»x6ø9$# , Éb>u ó=yd Í< $VJò6ãm ÓÍ_ø)Åsø9r&ur úüÅsÎ=»¢Á9$$Î/ , @yèô_$#ur Ík< tb$|¡Ï9 5-ôϹ Îû tûïÌÅzFy$# tÉb>u ÎoTÎ) àMôJn=sß ÓŤøÿtR öÏÿøî$$sù Í< txÿtósù ÿ¼ã&s! 4 ¼çm¯RÎ) uqèd âqàÿtóø9$# ÞOÏm§9$# $uZ/u w $uZù=yèøgrB ZpuZ÷FÏù ÏQöqs)ù=Ïj9 úüÏJÎ=»©à9$# $oYÅngwUur ÏGoHôqtÎ/ z`ÏB ÏQöqs)ø9$# tûïÍÏÿ»s3ø9$# !$oY/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur z>#xtã Í$¨Z9$#
عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ.
وَلَذِكْرُاللهِ
اَكْبَرُ
0 komentar:
Posting Komentar