Dari dahulu hingga sekarang para ahli
psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya
Mengenal Berbagai Teori Belajar dan
Pembelajar
Berbagai
teori belajar dan pembelajaran (masa lalu, masa kini dan masa depan) Pembelajaran
adalah salah satu sarana yang menunjang keberhasilan suat tujuan pendidikan.
Agar dapat berjalan dengan baik suatu pembelajaran harus memiliki strategi,
metode yang tepat termasuk disini pemanfaatan berbagai teori belajar dan
pembelajaran. Dengan mempelajari berbagai teori pembelajaran maka diharapkan
kita dapat memahami secara pasti apa sebenarnya teori pembelajran itu,
fungsinya apa dan bagaimana cara mengaplikasikan teori tersebut untuk mencapai
hasil pembelajaran yang maksimal Adapun berbagai teori pembelajaran diantaranya
adalah sebagai berikut. Kita mengenal teori belajar behavioristik, kognitif,
konstruktivisme maupun humanisme. Sebenarnya apakah maksud dari keempat teori
belajar tersebur? Berikut uraianya
Secara umum teori belajar
behavioristik lebih menekankan pada aspek inerja atau perilaku yang dapat
dilihat secara empirik atau nyata. Proses pembelajran menurut teori ini adalah
bahwa prosesnya lebih menekankan pada pemberian stimulus dan rutinitas respon
yang dilakukan oleh siswa. Ini pembelajaranya terletak pada interaksi antara
strimulus dan respon. Hubungan/interaksi antara stimulus dan respon ini disebut
dengan hukum koneksionisme. Maka tak heran apabila teori belajar ini sering
disebut dengan teori belajar koniksionisme. Adapun tokoh-tokohnya yaitu:
- teori belajar menurut Thorndike
menurutnya
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa
saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperi pikiran, perasaan
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh alat indra sedangkan respon yaitu
reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajat bisa berupa pikiran
perasaan atau tindakan sehingga disebut juga aliran koneksionisme.
- teori belajar menurut Watson
secara
umum sama dengan thorndike akan tetapi perbedaanya yaitu adanya pengkuan dan
stimulus yang dapat diamati dan diukur. Menurutnya belajar merupakan reaksi
antar stmulus dan respon aan tetapi harus berwujud tingkah laku agar bisa
diamati, perubahan mental tidak terlalu diperhitungkan karena tidak bisa
diamati.
- teori belajar menurut Clark Hull
menurutnya
pembelajaran dianggap sebagai suatu kebutuhan biologis yang harus dipenuhi
sehingga siswa akan memperoleh kepuasan dari aspek biologis khususnya kebutuhan
dasar yang bersifat materiil.
- teori belajar menurut Edwin Guthrie
hubungan
antara stimulus dan respon hanya bersifat sementara sehingga harus dilakukan
sesering mungkin. Dia juga percaya bahwa pemberian hukuman memegang peranan
penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.
- teori belajar menurut Skinner
stimulus-stimusus
yang diberikan akan berinteraksi dan mempengaruhi bentuk respon yang diberikan.
Inti dalam pembelajaran terletak pada penguatan.
Selanjutnya kita mengenal
teri belajar kognitif. Teori ini menenkankan pada bagaimana proses atau upaya
untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki. Secara umum teori
ini memiliki pendangan bahwa belajar adalah suatu prses yang lebih
menitikberatkan pada proses membangun ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan intelektualitas saja. Adapun
tokohnya:
- teori perkembangan Piaget
perkembangan kognitif
seseorang itu bersifat genetik dan didasarkan pada pada mekanisme biologis
perkembangan sarafnya. Semakin bertambah usianya maka semakin kompleksnya
susunan saraf yang dimiliki.
- teori belajar menurut Brunner
menurutnya perkembangan
kualita kognitif adalah proses untuk mengembangkan potensi kognitif yang ada
pada diri siswa. Selain itu perkembangan kognitif seseorang dapat dilakukan
dengan cara gaya
mengajar dari cara kerja sederhana ke arah yang lebih kompleks (rumit) yang
disebut kurikulum spiral.
Adapula teori belajar konstruktivisme, yang
merupakan salah satu bagian dari teori kognitif yang dikembangkan oleh Piaget
hanya saja perbedaanya terletak pada cara pendang teori ini yang menganggap
bahwa belajar itu merupakan proses untuk membangun pengetahuan melalaui
pengalaman nyata. Jadi disini pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman
nyata kepada siswa agar lebih mudah dipahami maksud dan tujuan pembelajaran itu
sendiri. Disini guru bersifat fasilitaror saja dan bukan merupakan satu-satunya
sumber belajar bagi siswa. Siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan kritis
terhadap permasalahan yang diberikan. Contoh tokohnya yaitu Paul Suparno yang
menganggap pembelajaran konstruktivisme itu demokratis dan dialogis sehingga
tidak mengekang siswa.
Pembahasan yang terakhir yaitu mengenai
teori belajar humanistik. Merupakan teori terbaru dalam pembelajaran dan
dianggap paling ideal karena belajar menurut teori ini ditunjukan untuk
memanusiakan menusia. Oleh karena itu sifatnya lebih menekankan pada bagaimana
persolan menusia dari berbagai dimensi yang dimiliki baik kognitif, afektif dan
psikomotorik. Indikasinya adalah siswa mampu mangktualisasikan dirinya,
memahami diri dan merealisasikan diri dalam kehidupan nyata.
Analisis teori belajar
Teori behavioristik lebih menekankan pada
interaksi antara stimulus dan respon sehingga guru harus sesering mungkin
memberikan stimulus dan hal itu akan mengakibatkan ketergantungan bagi siswa.
Jika tidak ada stimulus maka dia tidak akan bekerja (menunggu disuruh). Selain
itu juga titik sentral pembelajaranya terletak pada guru padahal tujuan
utamanya adalah mengembangkan potensi siswa sehingga menyebabkan siswa berfikir
linear. Proses pemberian penguatan yang berupa hukuman juga ada kalanya tidak
memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan belajar akan tetapi
justru memberikan dampak negatif misalnya siswa menjadi malas belajar dan
memberontak.
Teori kognitivisme hanya menekankan pada
perkembangan kualitas kognitif atau inteletual saja sedangkan aspek lain
seperti moral tidak begitu diperhitungkan. Sehingga akan menghasilkan lulusan
yang berintelektual tinggi akan tetapi miskin moral, selain itu juga cara untuk
mendapatkan nilai/hasil belajar terkadang dilakukan dengan cara curang seperi
mencontek dan sebaginya.
Teori belajar konstruktivisme sebenarnya
sudah bagus karena memusatkan pada perkembangan potensi peserta didik selai itu
juga sudah memberikan pengalaman nyata pada siswa. Kekuranganya yaitu model
belajar ini memerlukan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk praktek
lapangan sehingga memerlukan berbagai media untuk penyampaian suatu materi
sedangkan terkadang di sekolah-sekolah pedalaman terkadang minim fasilitas
sehingga akan menghambat proses pembelajaran.
Untuk selanjutnya yaitu teori humanistik.
Kelebihanya yaitu sudah mempu memanusiakan manusia seutuhnya dengan segala
potensi yang dimiliki. Sedangkan kekuranganya yaitu sulit diterapkan dalam
konteks yang lebih praktis karena lebih dekat dengan filsafat, teori
kepribadian dan psikoterapi daripada dengan bidang pendidikan sehingga sukar
menterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih konkrit dan praktis.
Pergeseran teori belajar dari behaviorisme
sampai humanisme
Teori belajar behaviorisme memiliki berbagai
kekurangan yaitu cenderung mengarahkan siswa untu cenderung berfikir linear,
konvergen, tidak aktif dan produktif. Selain itu juga pemberian penguatan yang
berupa hukuman adakalanya tidak memberikan dampak yang positif dan titik
sentral pembelajaran terletak pada guru padahal tujuan pembelajaran itu
mengoptimalkan segala potensi peserta didik. Hal itu kemudian disadari oleh
para pelaku dunia pendidikan sehingga kemudaian mereka beralih ke teori lain
yaitu teori kognitifisme yang dianggap lebih efektif karena sudah mampu mengembangkan
potensi peserta didik yaitu dari kualitas kognitif (intelektualnya) dengan cara
mengoptimalkan kemampuan aspek rasional anak, akan tetapi pemberian pengalaman
nyata kepada siswa mengenai apa yang diajarkan belum dipertimbangkan Aspek lain
seperti moral anak tidak terlalu juga tidak terlalau diperhitungkan sehingga
akan menghasilkan lulusan yang kualitas intelektualnya tinggi akan tetapi
miskin moral.
Oleh karena itu mencul teori baru yang
dianggap lebih efektif yaitu teori konstruktivisme yang tidak hanya
mengedapankan aspek kognitif yang dimiliki selain itu juga tetapi juga moral
dan pemberian pengalaman nyata sudah diperhatikan. Sehingga akan melatih siswa
untuk aktif, kritis dan kreatif sehingga keterampilan berfikirnyapun akan ikut
berkembang. Ternyata semua itu belum cukup untuk menciptakan suatu pembelajaran
yang paling ideal sehingga munculah teori baru selanjutnya yaitu teori belajar
humanistik. Sejauh ini teori ini dianggap paling ideal karena proses belajarnya
ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia seutuhnya sehingga semua
aspek/dimensi dikembangkan mulai dari kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal
ini diharapkan siswa mampu mengaktualisasikan dan merealisasikan dirinya dalam
kehidupan nyata.
Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan
bahwa teori-teori baru yang muncul sebenarnya hanya merupakan penyempurnaan
dari teori yang sudah ada sehingga akan saling berkaitan antara satu teori
dengan teori yang lain. Selain itu juga masing-masing teori memiliki kelebihan
dan kekurangan sehingga dengan memahami masing-masing teori belajar kita
diharapkan tidak hanya menggunakan satu teori saja dalam pembelajaran akan
tetapi akan lebih sempurna jika kita mampu mengkombinasikan dan
mengaplikasikanya sesuai dengan kebutuhan sehingga hasilnyapun akan semakin
memuaskan.
0 komentar:
Posting Komentar