Jumat, 15 Juli 2016

TEORI-TEORI BELAJAR

                                               
Dari dahulu hingga sekarang para ahli psikologi dan pendidikan tidak bosan-bosannya 


Mengenal Berbagai Teori Belajar dan PembelajarBelum ada chart.
Berbagai teori belajar dan pembelajaran (masa lalu, masa kini dan masa depan) Pembelajaran adalah salah satu sarana yang menunjang keberhasilan suat tujuan pendidikan. Agar dapat berjalan dengan baik suatu pembelajaran harus memiliki strategi, metode yang tepat termasuk disini pemanfaatan berbagai teori belajar dan pembelajaran. Dengan mempelajari berbagai teori pembelajaran maka diharapkan kita dapat memahami secara pasti apa sebenarnya teori pembelajran itu, fungsinya apa dan bagaimana cara mengaplikasikan teori tersebut untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal Adapun berbagai teori pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut. Kita mengenal teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme maupun humanisme. Sebenarnya apakah maksud dari keempat teori belajar tersebur? Berikut uraianya
Secara umum teori belajar behavioristik lebih menekankan pada aspek inerja atau perilaku yang dapat dilihat secara empirik atau nyata. Proses pembelajran menurut teori ini adalah bahwa prosesnya lebih menekankan pada pemberian stimulus dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Ini pembelajaranya terletak pada interaksi antara strimulus dan respon. Hubungan/interaksi antara stimulus dan respon ini disebut dengan hukum koneksionisme. Maka tak heran apabila teori belajar ini sering disebut dengan teori belajar koniksionisme. Adapun tokoh-tokohnya yaitu:
  1. teori belajar menurut Thorndike
menurutnya belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperi pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh alat indra sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajat bisa berupa pikiran perasaan atau tindakan sehingga disebut juga aliran koneksionisme.
  1. teori belajar menurut Watson
secara umum sama dengan thorndike akan tetapi perbedaanya yaitu adanya pengkuan dan stimulus yang dapat diamati dan diukur. Menurutnya belajar merupakan reaksi antar stmulus dan respon aan tetapi harus berwujud tingkah laku agar bisa diamati, perubahan mental tidak terlalu diperhitungkan karena tidak bisa diamati.
  1. teori belajar menurut Clark Hull
menurutnya pembelajaran dianggap sebagai suatu kebutuhan biologis yang harus dipenuhi sehingga siswa akan memperoleh kepuasan dari aspek biologis khususnya kebutuhan dasar yang bersifat materiil.
  1. teori belajar menurut Edwin Guthrie
hubungan antara stimulus dan respon hanya bersifat sementara sehingga harus dilakukan sesering mungkin. Dia juga percaya bahwa pemberian hukuman memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.
  1. teori belajar menurut Skinner
stimulus-stimusus yang diberikan akan berinteraksi dan mempengaruhi bentuk respon yang diberikan. Inti dalam pembelajaran terletak pada penguatan.
Selanjutnya kita mengenal teri belajar kognitif. Teori ini menenkankan pada bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki. Secara umum teori ini memiliki pendangan bahwa belajar adalah suatu prses yang lebih menitikberatkan pada proses membangun ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan intelektualitas saja. Adapun tokohnya:
  1. teori perkembangan Piaget
perkembangan kognitif seseorang itu bersifat genetik dan didasarkan pada pada mekanisme biologis perkembangan sarafnya. Semakin bertambah usianya maka semakin kompleksnya susunan saraf yang dimiliki.
  1. teori belajar menurut Brunner
menurutnya perkembangan kualita kognitif adalah proses untuk mengembangkan potensi kognitif yang ada pada diri siswa. Selain itu perkembangan kognitif seseorang dapat dilakukan dengan cara gaya mengajar dari cara kerja sederhana ke arah yang lebih kompleks (rumit) yang disebut kurikulum spiral.
Adapula teori belajar konstruktivisme, yang merupakan salah satu bagian dari teori kognitif yang dikembangkan oleh Piaget hanya saja perbedaanya terletak pada cara pendang teori ini yang menganggap bahwa belajar itu merupakan proses untuk membangun pengetahuan melalaui pengalaman nyata. Jadi disini pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman nyata kepada siswa agar lebih mudah dipahami maksud dan tujuan pembelajaran itu sendiri. Disini guru bersifat fasilitaror saja dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan kritis terhadap permasalahan yang diberikan. Contoh tokohnya yaitu Paul Suparno yang menganggap pembelajaran konstruktivisme itu demokratis dan dialogis sehingga tidak mengekang siswa.
Pembahasan yang terakhir yaitu mengenai teori belajar humanistik. Merupakan teori terbaru dalam pembelajaran dan dianggap paling ideal karena belajar menurut teori ini ditunjukan untuk memanusiakan menusia. Oleh karena itu sifatnya lebih menekankan pada bagaimana persolan menusia dari berbagai dimensi yang dimiliki baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Indikasinya adalah siswa mampu mangktualisasikan dirinya, memahami diri dan merealisasikan diri dalam kehidupan nyata.
Analisis teori belajar
Teori behavioristik lebih menekankan pada interaksi antara stimulus dan respon sehingga guru harus sesering mungkin memberikan stimulus dan hal itu akan mengakibatkan ketergantungan bagi siswa. Jika tidak ada stimulus maka dia tidak akan bekerja (menunggu disuruh). Selain itu juga titik sentral pembelajaranya terletak pada guru padahal tujuan utamanya adalah mengembangkan potensi siswa sehingga menyebabkan siswa berfikir linear. Proses pemberian penguatan yang berupa hukuman juga ada kalanya tidak memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan belajar akan tetapi justru memberikan dampak negatif misalnya siswa menjadi malas belajar dan memberontak.
Teori kognitivisme hanya menekankan pada perkembangan kualitas kognitif atau inteletual saja sedangkan aspek lain seperti moral tidak begitu diperhitungkan. Sehingga akan menghasilkan lulusan yang berintelektual tinggi akan tetapi miskin moral, selain itu juga cara untuk mendapatkan nilai/hasil belajar terkadang dilakukan dengan cara curang seperi mencontek dan sebaginya.
Teori belajar konstruktivisme sebenarnya sudah bagus karena memusatkan pada perkembangan potensi peserta didik selai itu juga sudah memberikan pengalaman nyata pada siswa. Kekuranganya yaitu model belajar ini memerlukan berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk praktek lapangan sehingga memerlukan berbagai media untuk penyampaian suatu materi sedangkan terkadang di sekolah-sekolah pedalaman terkadang minim fasilitas sehingga akan menghambat proses pembelajaran.
Untuk selanjutnya yaitu teori humanistik. Kelebihanya yaitu sudah mempu memanusiakan manusia seutuhnya dengan segala potensi yang dimiliki. Sedangkan kekuranganya yaitu sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis karena lebih dekat dengan filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi daripada dengan bidang pendidikan sehingga sukar menterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih konkrit dan praktis.
Pergeseran teori belajar dari behaviorisme sampai humanisme
Teori belajar behaviorisme memiliki berbagai kekurangan yaitu cenderung mengarahkan siswa untu cenderung berfikir linear, konvergen, tidak aktif dan produktif. Selain itu juga pemberian penguatan yang berupa hukuman adakalanya tidak memberikan dampak yang positif dan titik sentral pembelajaran terletak pada guru padahal tujuan pembelajaran itu mengoptimalkan segala potensi peserta didik. Hal itu kemudian disadari oleh para pelaku dunia pendidikan sehingga kemudaian mereka beralih ke teori lain yaitu teori kognitifisme yang dianggap lebih efektif karena sudah mampu mengembangkan potensi peserta didik yaitu dari kualitas kognitif (intelektualnya) dengan cara mengoptimalkan kemampuan aspek rasional anak, akan tetapi pemberian pengalaman nyata kepada siswa mengenai apa yang diajarkan belum dipertimbangkan Aspek lain seperti moral anak tidak terlalu juga tidak terlalau diperhitungkan sehingga akan menghasilkan lulusan yang kualitas intelektualnya tinggi akan tetapi miskin moral.
Oleh karena itu mencul teori baru yang dianggap lebih efektif yaitu teori konstruktivisme yang tidak hanya mengedapankan aspek kognitif yang dimiliki selain itu juga tetapi juga moral dan pemberian pengalaman nyata sudah diperhatikan. Sehingga akan melatih siswa untuk aktif, kritis dan kreatif sehingga keterampilan berfikirnyapun akan ikut berkembang. Ternyata semua itu belum cukup untuk menciptakan suatu pembelajaran yang paling ideal sehingga munculah teori baru selanjutnya yaitu teori belajar humanistik. Sejauh ini teori ini dianggap paling ideal karena proses belajarnya ditunjukan untuk kepentingan memanusiakan manusia seutuhnya sehingga semua aspek/dimensi dikembangkan mulai dari kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini diharapkan siswa mampu mengaktualisasikan dan merealisasikan dirinya dalam kehidupan nyata.
Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa teori-teori baru yang muncul sebenarnya hanya merupakan penyempurnaan dari teori yang sudah ada sehingga akan saling berkaitan antara satu teori dengan teori yang lain. Selain itu juga masing-masing teori memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dengan memahami masing-masing teori belajar kita diharapkan tidak hanya menggunakan satu teori saja dalam pembelajaran akan tetapi akan lebih sempurna jika kita mampu mengkombinasikan dan mengaplikasikanya sesuai dengan kebutuhan sehingga hasilnyapun akan semakin memuaskan.


0 komentar: