Selasa, 29 Mei 2012

KEWAJIBAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH DAN TUNDUK MERENDAHKAN DIRI PADA WAKTU TERKENA MUSIBAH

Oleh

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
sumber http://www.almanhaj.or.id
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kebijaksanaan yang agung,
hujjah yang jelas, ilmuNya yang meliputi segala sesuatu menguji
hamba-hambaNya dengan kebahagiaan dan kesengsaraan, kesulitan dan
kelonggaran, nikmat dan siksa untuk menguji kesabaran dan syukur
mereka.
Maka barangsiapa yang bersabar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada
waktu
terkena musibah, mengadu kepadaNya akan dosa-dosanya kemudian berhenti
darinya dan minta rahmat serta ampunanNya niscaya ia mendapat
kebahagiaan
yang sangat besar dan akan berkesudahan dengan akibat yang baik
(khusnul
khatimah).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitabNya yang agung.
"Artinya : Alif laam miim. Apakah menusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan
(saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
lagi?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya
Dia
mengetahui orang-orang yang dusta" [Al-Ankabut : 1-3]
Maksud fitnah pada ayat ini adalah ikhtibar, imtihan (ujian) sehingga
jelaslah siapa yang benar siapa yang dusta, siapa yang bersabar dengan
bersyukur. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi yang lain.
Sanggupkah kamu bersabar Dan rabbmu Maha Melihat" [Al-Furqan : 20]
"Artinya : Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu
dikembalikan"
[Al-Anbiya : 35]
"Artinya : Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan
(bencana)
yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)" [Al-A’raf :
168]
Maksud dari hasanat (yang baik-baik) adalah kenikmatan yang berupa
kesuburan, kemewahan, kesehatan, kemuliaan, pertolongan di dalam
melawan
musuh dan selainnya.
Maksud dari sayyiat (yang buruk-buruk) adalah musibah-musibah seperti
sakit,
terjepit musuh, gempa bumi, angin, badai, banjir yang menyapu bersih
dan
menghancurkan, dan sebagainya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
"Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
perbuatan
tangan manusia, supaya Alllah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
[Ar-Ruum : 41]
Artinya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan kebaikan dan
keburukan serta kerusakan yang nampak supaya manusia kembali kepada
kebenaran, segera bertaubat dari hal-hal yang diharamkan Allah, dan
segera
taat kepada Allah dan rasulNya, karena kufur dan maksiat adalah sebab
timbulnya segala musibah dan kejahatan di dunia dan akhirat.
Adapun tauhid (mengesakan Allah) beriman kepadaNya, dan kepada
RasulNya,
taat kepadaNya dan taat kepada rasulNya, berpegang teguh kepada
syariatNya,
mengingkari orang yang menyelisihinya itu adalah sebab memperoleh
segala
kebaikan di dunia dan akhirat, memperoleh ketetapan dalam kebaikannya,
bisa
saling nasehat-menasehati di dalamnya, bantu membantu di dalamnya
menuju
kemuliaan dunia akhirat, selamat dari segala hal yang tidak disukai,
lepas
dari segala fitnah, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama)
Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" [Muhammad : 7]
"Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi,
niscaya
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang
ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar ; dan kepada Allah-lah kembali
segala
urusan" [Al-Hajj : 40-41]
"Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
diantara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bawa Dia sungguh-sungguh
akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan
bagi
mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan
merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman
sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu,
maka mereka itulah orang yang fasik" [An-Nuur : 55]
"Artinya : Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya" [Al-A’raaf ; 96]
Dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan pada
berbagai
ayatNya bahwa umat-umat terdahulu yang terkena siksa, penghinaan, angin
topan, angin yang dahsyat, suara yang menggelegar, dibenamkan ke dalam
bumi,
ditenggelamkan banjir, dan selainnya itu adalah dengan sebab kekafiran
dan
dosa mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan
dosanya,
maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu
kerikil dan
diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan
diantara
mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada
yang
kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya
mereka,
akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri" [Al-Ankabut
: 40]
"Artinya : Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari
kesalahan-kesalahanmu)" [Asy-Syuura : 30]
Dan dia memerintahkan hambaNya untuk bertaubat kepadaNya, merendahkan
diriNya, pada waktu terkena musibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
berfirman.
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan
taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan rabb kamu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai" [At-Tahrim : 8]
"Artinya : Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntun" [An-Nuur : 31]
"Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada
umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan
(menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah)
dengan
tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada
Allah)
dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada
mereka,
bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setanpun menampakkan kepada
mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan" [Al-An’aam : 42-43]
Pada ayat yang mulia ini ada tekanan dan dorongan dari Allah Subhanahu
wa
Ta’ala bagi hamba-hambaNya untuk tunduk merendahkan diri serta minta
pertolongan kepadaNya tatkala mendapat musibah berupa sakit, luka,
peperangan, gempa bumi, angin topan dan sebagainya.. Itulah yang
dikandung
oleh firmanNya Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan
tunduk
merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka?"
Kemudian Dia menerangkan bahwa kekerasan hati mereka dan usaha setan
untuk
menampakkan kebagusan kepada mereka dari pekerjaan jelek mereka, semua
itu
menghalangi mereka untuk bertaubat, tunduk dan minta ampun kepada
Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.
"Artinya : Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setanpun
menampakkan
kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan" [Al-An’aam :
43]
Sungguh telah ada riwayat yang shahih dari khalifah Rasyidah amirul
mukminin, Umar bin Abdul Aziz bahwa tatkala terjadi gempa bumi pada
masanya
beliau menulis surat kepada para pekerjanya di berbagai negara (daerah)
dan
memerintahkannya untuk menyuruh kaum muslimin agar bertaubat, tunduk
dan
minta ampun kepada Allah dari dosa-dosanya.
Dan anda sungguh mengetahui wahai kaum muslimin akan cobaan-cobaan dan
musibah-musibah yang terjadi pada zaman kita. Diantaranya adalah
berkuasanya
orang-orang kafir atas kaum muslimin di Afghanistan, Filipina, India,
Palestina, Libanon, Ethiopia dan sebagainya. Diantaranya lagi adalah
gemba
bumi di Yaman dan berbagai negara yang lain. Diantaranya lagi adalah
kematian yang meluas, angin yang menghancurkan serta menyapu bersih
harta-harta, pohon-pohon, kapal-kapal dan sebagainya. Dan salju yang
bahayanya tidak terhitung banyaknya. Juga bencana kelaparan, paceklik
dan
kemarau di berbagai negara. Semua di atas dan bencana-bencana serta
musibah-musibah yang semacamnya yang dujikan Allah pada hambaNya adalah
dengan sebab kekafiran, berpaling dari ketaatan kepada Allah Subhanahu
wa
Ta’ala lebih bersifat tentang dunia dan kemewahannya yang bersifat
pendek,
berpaling dari akhirat dan tidak mau menyiapkan diri untuk akhirat
kecuali
hamba-hamba yang dirahmatiNya.
Jelaslah bahwa musibah-musibah dan selainnya mengharuskan hamba untuk
segera
bertaubat kepadaNya dari segala yang diharamkan Allah kepada mereka,
segera
patuh kepadaNya, berhukum dengan syariatNya, tolong menolong di dalam
kebaikan dan taqwa, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Kapan
saja hamba-hamba bertaubat kepada rabb mereka, tunduk padaNya, segera
menuju
keridhaanNya, tolong menolong di dalam kebaikan dan taqwa, dan
memerintahkan
kebaikan serta mencegah kemungkaran, pasti Allah memperbaiki keadaan
mereka,
menjaga mereka dari kejahatan musuh, memantapkan kedudukannya di muka
bumi,
menolongnya untuk mengalahkan musuh, menyempurnakan nikmatNya untuk
mereka,
dan akan memalingkan mereka dari siksaNya, sebagaimana Allah telah
berfirman
Dzat yang paling benar perkataannya.
"Artinya : Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang
beriman"
[Ar-Ruum : 47]
"Artinya : Berdo’alah kepada rabbmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik" [Al-A’raaf : 55-56]
"Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada rabbmu dan bertaubat
kepadaNya (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan
memberi
kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang
telah
ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya aku
takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat" [Al-Hud : 3]
"Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
diantara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh
akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan
bagi
mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar
akan
merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman
sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu,
maka mereka itulah orang yang fasik" [An-Nuur : 55]
"Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian
mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan
shalat,
menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu
akan
diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana" [At-Taubah : 71]
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan pada ayat-ayat ini bahwa
rahmatNya,
kebaikanNya, pengamananNya, dan semua nikmatNya hanyalah bisa didapati
secara sempurna hingga bersambung dengan nikmat akhirat oleh orang yang
bertaqwa dan beriman kepadaNya, taat kepada rasul-rasulNya istiqomah
berada
dalam syariatNya, dan bertaubat kepadaNya dari dosa-dosanya. Adapun
orang
yang berpaling dari taat kepada Allah, tidak mau melaksanakan hakNya,
maka
Allah sungguh telah mengancam dengan macam-macam siksaan dunia maupun
akhirat. Dan Allah kadang mempercepat sebagian siksaan sesuai dengan
tuntutan kebijksanaan Allah supaya menjadi contoh dan pelajaran bagi
yang
lain seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah
diberikan
kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka,
sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka
terdiam berputus asa" [Al-An’aam : 44-45]
Oleh karena itu wahai kaum Muslimin, koreksilah dirimu, bertaubatlah
kepada
rabb-mu, mintalah ampun padaNya, segeralah untuk taat kepadaNya,
tinggalkanlah maksiat, tolong menolonglah didalam kebaikan dan taqwa,
berbuat baiklah, sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik,
bersikap adil-lah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
adil.
Persiapkanlah diri dengan berbagai kebaikan sebelum maut (kematian)
menjemput, sayangilah orang-orang yang lemah di antara anda, bantulah
orang-orang yang fakir di antara anda, perbanyaklah untuk ingat dan
minta
ampun kepadaNya, saling memerintahkanlah pada kebajikan, dan saling
melaranglah dari yang mungkar, niscaya anda semua menjadi orang-orang
yang
disayang (Allah), jadikan musibah-musibah yang mengenai orang selain
yang
disebabkan dosa dan kesalahan mereka sebagai pelajaran. Allah akan
memberi
taubat kepada orang yang mau bertaubat dan akan menyayangi orang yang
berbuat kebaikan. Dan kesudahan yang baik (khusnul khatimah) hanyalah
untuk
orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
"Artinya : Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah
bagi
orang-orang yang bertaqwa" [Hud : 49]
"Artinya : Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan
orang-orang yang berbuat kebaikan" [An-Nahl : 128]
Allah-lah Dzat yang diminta dengan nama-namaNya yang baik, dan
sifat-sifatNya yang tinggi, agar Dia melimpahkan kasih sayangNya kepada
hamba-hambaNya yang muslim, agar Dia memberikan kepahaman terhadap
agama
mereka, agar Dia menolong mereka dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh
mereka baik dari kalangan orang-orang kafir maupun munafiq, dan agar
Dia
menurunkan siksaNya pada mereka yang mana siksaNya tidak bisa ditolak
dari
(terkena) orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya Dia-lah penolong serta
yang
kuasa terhadapnya. Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpahkan
kepada
nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya,
sahabat-sahabatnya, pengikut-pngikutnya yang mengikuti mereka dengan
kebaikan sampai hari kiamat.
[Diterjemahkan oleh Muhyiddin Abu Yahya dari Kitab Wujubut Taubah
Ilallah
Wadh Dhara’ah Inda Nuzulil Mashaib]
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=2050&bagian=1
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/V/1421H-2001M Diterbitkan oleh
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km 8 Selokaton
Gondangrejo – Solo 57183]

0 komentar: