Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
sumber http://www.almanhaj.or.id
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kebijaksanaan yang agung, 
hujjah yang jelas, ilmuNya yang meliputi segala sesuatu menguji 
hamba-hambaNya dengan kebahagiaan dan kesengsaraan, kesulitan dan 
kelonggaran, nikmat dan siksa untuk menguji kesabaran dan syukur 
Maka barangsiapa yang bersabar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada 
waktu 
terkena musibah, mengadu kepadaNya akan dosa-dosanya kemudian berhenti 
darinya dan minta rahmat serta ampunanNya niscaya ia mendapat 
kebahagiaan 
yang sangat besar dan akan berkesudahan dengan akibat yang baik 
(khusnul 
khatimah).
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitabNya yang agung.
"Artinya : Alif laam miim. Apakah menusia itu mengira bahwa mereka 
dibiarkan 
(saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji 
lagi? 
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka 
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya 
Dia 
mengetahui orang-orang yang dusta" [Al-Ankabut : 1-3]
Maksud fitnah pada ayat ini adalah ikhtibar, imtihan (ujian) sehingga 
jelaslah siapa yang benar siapa yang dusta, siapa yang bersabar dengan 
bersyukur. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi yang lain. 
Sanggupkah kamu bersabar Dan rabbmu Maha Melihat" [Al-Furqan : 20]
"Artinya : Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai 
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu 
dikembalikan" 
[Al-Anbiya : 35]
"Artinya : Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan 
(bencana) 
yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)" [Al-A’raf : 
168]
Maksud dari hasanat (yang baik-baik) adalah kenikmatan yang berupa 
kesuburan, kemewahan, kesehatan, kemuliaan, pertolongan di dalam 
melawan 
musuh dan selainnya.
Maksud dari sayyiat (yang buruk-buruk) adalah musibah-musibah seperti 
sakit, 
terjepit musuh, gempa bumi, angin, badai, banjir yang menyapu bersih 
dan 
menghancurkan, dan sebagainya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
"Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan 
perbuatan 
tangan manusia, supaya Alllah merasakan kepada mereka sebahagian dari 
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" 
[Ar-Ruum : 41]
Artinya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan kebaikan dan 
keburukan serta kerusakan yang nampak supaya manusia kembali kepada 
kebenaran, segera bertaubat dari hal-hal yang diharamkan Allah, dan 
segera 
taat kepada Allah dan rasulNya, karena kufur dan maksiat adalah sebab 
timbulnya segala musibah dan kejahatan di dunia dan akhirat.
Adapun tauhid (mengesakan Allah) beriman kepadaNya, dan kepada 
RasulNya, 
taat kepadaNya dan taat kepada rasulNya, berpegang teguh kepada 
syariatNya, 
mengingkari orang yang menyelisihinya itu adalah sebab memperoleh 
segala 
kebaikan di dunia dan akhirat, memperoleh ketetapan dalam kebaikannya, 
bisa 
saling nasehat-menasehati di dalamnya, bantu membantu di dalamnya 
menuju 
kemuliaan dunia akhirat, selamat dari segala hal yang tidak disukai, 
lepas 
dari segala fitnah, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) 
Allah, 
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" [Muhammad : 7]
"Artinya : Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong 
(agama)Nya. 
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) 
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, 
niscaya 
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang 
ma’ruf dan 
mencegah dari perbuatan yang mungkar ; dan kepada Allah-lah kembali 
segala 
urusan" [Al-Hajj : 40-41]
"Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman 
diantara 
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bawa Dia sungguh-sungguh 
akan 
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan 
bagi 
mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar 
akan 
merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi 
aman 
sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan 
sesuatu 
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) 
itu, 
maka mereka itulah orang yang fasik" [An-Nuur : 55]
"Artinya : Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, 
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan 
bumi, 
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka 
disebabkan perbuatannya" [Al-A’raaf ; 96]
Dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan pada 
berbagai 
ayatNya bahwa umat-umat terdahulu yang terkena siksa, penghinaan, angin 
topan, angin yang dahsyat, suara yang menggelegar, dibenamkan ke dalam 
bumi, 
ditenggelamkan banjir, dan selainnya itu adalah dengan sebab kekafiran 
dan 
dosa mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan 
dosanya, 
maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu 
kerikil dan 
diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan 
diantara 
mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada 
yang 
kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya 
mereka, 
akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri" [Al-Ankabut 
: 40]
"Artinya : Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah 
disebabkan 
oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar 
(dari 
kesalahan-kesalahanmu)" [Asy-Syuura : 30]
Dan dia memerintahkan hambaNya untuk bertaubat kepadaNya, merendahkan 
diriNya, pada waktu terkena musibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah 
berfirman.
"Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah 
dengan 
taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan rabb kamu akan menutupi 
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir 
dibawahnya sungai-sungai" [At-Tahrim : 8]
"Artinya : Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman 
supaya kamu beruntun" [An-Nuur : 31]
"Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada 
umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan 
(menimpakan) 
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) 
dengan 
tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada 
Allah) 
dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada 
mereka, 
bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setanpun menampakkan kepada 
mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan" [Al-An’aam : 42-43]
Pada ayat yang mulia ini ada tekanan dan dorongan dari Allah Subhanahu 
wa 
Ta’ala bagi hamba-hambaNya untuk tunduk merendahkan diri serta minta 
pertolongan kepadaNya tatkala mendapat musibah berupa sakit, luka, 
peperangan, gempa bumi, angin topan dan sebagainya.. Itulah yang 
dikandung 
oleh firmanNya Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan 
tunduk 
merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka?"
Kemudian Dia menerangkan bahwa kekerasan hati mereka dan usaha setan 
untuk 
menampakkan kebagusan kepada mereka dari pekerjaan jelek mereka, semua 
itu 
menghalangi mereka untuk bertaubat, tunduk dan minta ampun kepada 
Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.
"Artinya : Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setanpun 
menampakkan 
kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan" [Al-An’aam : 
43]
Sungguh telah ada riwayat yang shahih dari khalifah Rasyidah amirul 
mukminin, Umar bin Abdul Aziz bahwa tatkala terjadi gempa bumi pada 
masanya 
beliau menulis surat kepada para pekerjanya di berbagai negara (daerah) 
dan 
memerintahkannya untuk menyuruh kaum muslimin agar bertaubat, tunduk 
dan 
minta ampun kepada Allah dari dosa-dosanya.
Dan anda sungguh mengetahui wahai kaum muslimin akan cobaan-cobaan dan 
musibah-musibah yang terjadi pada zaman kita. Diantaranya adalah 
berkuasanya 
orang-orang kafir atas kaum muslimin di Afghanistan, Filipina, India, 
Palestina, Libanon, Ethiopia dan sebagainya. Diantaranya lagi adalah 
gemba 
bumi di Yaman dan berbagai negara yang lain. Diantaranya lagi adalah 
kematian yang meluas, angin yang menghancurkan serta menyapu bersih 
harta-harta, pohon-pohon, kapal-kapal dan sebagainya. Dan salju yang 
bahayanya tidak terhitung banyaknya. Juga bencana kelaparan, paceklik 
dan 
kemarau di berbagai negara. Semua di atas dan bencana-bencana serta 
musibah-musibah yang semacamnya yang dujikan Allah pada hambaNya adalah 
dengan sebab kekafiran, berpaling dari ketaatan kepada Allah Subhanahu 
wa 
Ta’ala lebih bersifat tentang dunia dan kemewahannya yang bersifat 
pendek, 
berpaling dari akhirat dan tidak mau menyiapkan diri untuk akhirat 
kecuali 
hamba-hamba yang dirahmatiNya.
Jelaslah bahwa musibah-musibah dan selainnya mengharuskan hamba untuk 
segera 
bertaubat kepadaNya dari segala yang diharamkan Allah kepada mereka, 
segera 
patuh kepadaNya, berhukum dengan syariatNya, tolong menolong di dalam 
kebaikan dan taqwa, nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. 
Kapan 
saja hamba-hamba bertaubat kepada rabb mereka, tunduk padaNya, segera 
menuju 
keridhaanNya, tolong menolong di dalam kebaikan dan taqwa, dan 
memerintahkan 
kebaikan serta mencegah kemungkaran, pasti Allah memperbaiki keadaan 
mereka, 
menjaga mereka dari kejahatan musuh, memantapkan kedudukannya di muka 
bumi, 
menolongnya untuk mengalahkan musuh, menyempurnakan nikmatNya untuk 
mereka, 
dan akan memalingkan mereka dari siksaNya, sebagaimana Allah telah 
berfirman 
Dzat yang paling benar perkataannya.
"Artinya : Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang 
beriman" 
[Ar-Ruum : 47]
"Artinya : Berdo’alah kepada rabbmu dengan berendah diri dan suara yang 
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui 
batas. 
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) 
memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan 
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat 
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik" [Al-A’raaf : 55-56]
"Artinya : Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada rabbmu dan bertaubat 
kepadaNya (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan 
memberi 
kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang 
telah 
ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai 
keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka 
sesungguhnya aku 
takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat" [Al-Hud : 3]
"Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman 
diantara 
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh 
akan 
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan 
bagi 
mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar 
akan 
merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi 
aman 
sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu 
apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) 
itu, 
maka mereka itulah orang yang fasik" [An-Nuur : 55]
"Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian 
mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh 
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan 
shalat, 
menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu 
akan 
diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha 
Bijaksana" [At-Taubah : 71]
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan pada ayat-ayat ini bahwa 
rahmatNya, 
kebaikanNya, pengamananNya, dan semua nikmatNya hanyalah bisa didapati 
secara sempurna hingga bersambung dengan nikmat akhirat oleh orang yang 
bertaqwa dan beriman kepadaNya, taat kepada rasul-rasulNya istiqomah 
berada 
dalam syariatNya, dan bertaubat kepadaNya dari dosa-dosanya. Adapun 
orang 
yang berpaling dari taat kepada Allah, tidak mau melaksanakan hakNya, 
maka 
Allah sungguh telah mengancam dengan macam-macam siksaan dunia maupun 
akhirat. Dan Allah kadang mempercepat sebagian siksaan sesuai dengan 
tuntutan kebijksanaan Allah supaya menjadi contoh dan pelajaran bagi 
yang 
lain seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
"Artinya : Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah 
diberikan 
kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk 
mereka, 
sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada 
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu 
mereka 
terdiam berputus asa" [Al-An’aam : 44-45]
Oleh karena itu wahai kaum Muslimin, koreksilah dirimu, bertaubatlah 
kepada 
rabb-mu, mintalah ampun padaNya, segeralah untuk taat kepadaNya, 
tinggalkanlah maksiat, tolong menolonglah didalam kebaikan dan taqwa, 
berbuat baiklah, sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik, 
bersikap adil-lah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang 
adil. 
Persiapkanlah diri dengan berbagai kebaikan sebelum maut (kematian) 
menjemput, sayangilah orang-orang yang lemah di antara anda, bantulah 
orang-orang yang fakir di antara anda, perbanyaklah untuk ingat dan 
minta 
ampun kepadaNya, saling memerintahkanlah pada kebajikan, dan saling 
melaranglah dari yang mungkar, niscaya anda semua menjadi orang-orang 
yang 
disayang (Allah), jadikan musibah-musibah yang mengenai orang selain 
yang 
disebabkan dosa dan kesalahan mereka sebagai pelajaran. Allah akan 
memberi 
taubat kepada orang yang mau bertaubat dan akan menyayangi orang yang 
berbuat kebaikan. Dan kesudahan yang baik (khusnul khatimah) hanyalah 
untuk 
orang-orang yang bertaqwa, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa 
Ta’ala.
"Artinya : Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah 
bagi 
orang-orang yang bertaqwa" [Hud : 49]
"Artinya : Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan 
orang-orang yang berbuat kebaikan" [An-Nahl : 128]
Allah-lah Dzat yang diminta dengan nama-namaNya yang baik, dan 
sifat-sifatNya yang tinggi, agar Dia melimpahkan kasih sayangNya kepada 
hamba-hambaNya yang muslim, agar Dia memberikan kepahaman terhadap 
agama 
mereka, agar Dia menolong mereka dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh 
mereka baik dari kalangan orang-orang kafir maupun munafiq, dan agar 
Dia 
menurunkan siksaNya pada mereka yang mana siksaNya tidak bisa ditolak 
dari 
(terkena) orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya Dia-lah penolong serta 
yang 
kuasa terhadapnya. Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpahkan 
kepada 
nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya, 
sahabat-sahabatnya, pengikut-pngikutnya yang mengikuti mereka dengan 
kebaikan sampai hari kiamat.
[Diterjemahkan oleh Muhyiddin Abu Yahya dari Kitab Wujubut Taubah 
Ilallah 
Wadh Dhara’ah Inda Nuzulil Mashaib]
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=2050&bagian=1
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/V/1421H-2001M Diterbitkan oleh 
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km 8 Selokaton 
Gondangrejo – Solo 57183]

 
0 komentar:
Posting Komentar