Senin, 21 Mei 2012

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif



Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia

sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh

bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan

disenangi teman dan tetangganya. Pygmalion dikenal sebagai orang yang

suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang

baik.



Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel.Tetapi

Pygmalion berkata, "Untunglah,lapangan yang lain tidak sebecek ini."



Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga,kawan-

kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu." Tetapi Pygmalion

berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain

yang lebih perlu".



Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat.

Ia malah merasa iba, "Kasihan,anak-anak itu kurang mendapat

pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."



Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari

segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir

buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal

baik dibalik perbuatan buruk orang lain.



Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu

yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika

sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung

itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan

Pygmalion berkata, "Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung,bukan

isterimu." Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia

betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.



Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai

sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada

Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.

Begitulah,Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon

adalah wanitatercantik di seluruh negeri Yunani.



Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola

berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu

keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi

positif. Misalnya, Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka

orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita. Jika kita

memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas,akhirnya dia betul-

betul menjadi cerdas. Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil,

besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion. Pikiran

kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau

ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.

Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau

bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.

Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur,akhirnya

ia betul-betul menjadi tidak jujur. Kalau kita sudah putus asa dan

merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali

kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.



Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang

baik tentang suatu keadaan atau seseorang.



Bayangkan,bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif

seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.

Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang

lain.Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.



Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan

untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi

hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita

berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang

mencoba membujuk," atau kita mengomel,"Ah, hadiahnya cuma barang

murah. Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita

sendiri.Kita menjadi mudah curiga.Kita menjadi tidak bahagia.



Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah

itu dengan rasa gembira dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun

ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita."



Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.

Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak

kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai

kaca mata yang terang,segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata

yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa

curiga dan dendam.

Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.

Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik.

Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain.

Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.



Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.

Keluarga menjadi hangat.

Kawan menjadi bisa dipercaya.

Tetangga menjadi akrab.

Pekerjaan menjadi menyenangkan.

Dunia menjadi ramah.

Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.



MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with

positive people only............ how nice!!!

0 komentar: